3. Tears

3 1 0
                                    

Happy Reading

"MAMA"

Asahi membentak dari luar kamar mandi setelah dia Menghentakkan Pintu Kamar Mandi hingga Mengeluarkan suara yang menggema. 

Yoshi Tersenyum Tipis Memandangi Saudaranya. Sejahat Mana pun Saudaranya dia tetap akan membantunya dalam siksaan papa dan ibu tirinya. 

"Apa"Ucap Ibu tirinya santai sembari memandang asahi dengan remeh. 

"INI UDAH BERLEBIHAN"Bentak asahi lagi sembari menudigkan jarinya dengan kasar ke arah yoshi. Hatinya sakit sejak tadi. Iya, dia sejak tadi mengintip di celah pintu akan kelakuan ibu tirinya. 

Dia Tidak sanggup melihat kakaknya yang berdarah-darah hanya kerana pulang malam. Sedangkan dirinya tidak pernah duperlakukan seperti itu. Bahkan papa nya hanya menyiksa dengan cara tidak memberikan makan ke Yoshi. 

Papanya tidak pernah tahu bahwa ibu tirinya sentiasa menyiksanya secara berlebihan. Bahkan ketika melihat luka Yoshi dia tidak pernah ingin menyelidiki karna apa. Dia hanya menganggap bahwa itu adalah luka kerana dirinya yang ceroboh. 

"Jadi"Ucap ibu tirinya lagi dengan remeh. Asahi sungguh ingin mencekek ibu tirinya ini hanya sahaja kerana dia akan dimarahi oleh papanya. 

"Jika Di terluka orang orang pasti akan memikir bahwa ibu tdak memperlakukan dia dengan baik, jika terjadi maka nama ibu akan rusak tau? "Ucapnya sambil menenangkan emosinya. Tidak jawapannya tadi Hanyalah sebuah alasan agar Ibunya berhenti. 

"Oh, ada benarnya juga. Baiklah. "Ucap mamanya Kemudian menoleh ke Belakang kemudian menatap Yoshi Dengan remeh. 

"Andai saja kau bukan ahli keluarga ini, akan ku habisi kau. Ck"Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan dua bersaudara itu.

Setelah Asahi yakin bahwaa ibu tirinya sudah benar benar tiada dia menutup pintu dengan pelan kemudian menoleh ke arah sang kakak.

Hatinya terenyuh menatap keadaan saudaranya yang  bisa dibilang sudah tidak teraturan.Ujung bibirnya terkoyak hingga mengeluarkan sedikit darah.Rambut yang basah bajunya yang terkena beberapa bercak darah.Kaki dan tngannya yang membiru keranaa ssembatan yang dilakukan oleh ibu tirinya tadi.Kepalanyaa yang berdarah kerana di hentakkan.

Dan yang paling miris....

Alat bantu dengarnya yang selama ini selalu ia sembunyikan di balik rambut lebaatnya kini rusak.

Dia mulai melangkah mendekati sang kakak yang terduduk di hujung bathup.Haatinya semakin pedih kerana Yoshi hanya tersenyum seperti tidak terjadi apa apa.

Dia mulai menggerakkan tangannya membuat bahasa isyarat"Ayo ke rumah sakit"maksudnya sembari menaikkan Yoshi ke punggungnya.

Dia sememangnyya  sudah bisa berbahasa isyarat sejak kakaknya tidak bisa mendengar semenjak kecelakaan yang menimpa sang kakak.

Yoshi hanya mengangguk kecil sembari tersenyum terlalu letih untuk menjawab.Pandangannya mulai memburam perlahan-lahan.Dia menggelengkan kepalanya kuat berniat agar pandangannya mulai menerang.

Nihil Hasilnya Dia Perlahan-lahan Mulai Pingsan Dengan Darah Yang Mengalir dari Kepalanya. Asahi Kini Panik setengah mati berjalan ke arah parkiran rumah.

Pikirannya kalut akan keadaan kakaknya. Darah terus-menerus mengalir tanpa henti menyebabkan bajunya juga terikut kena darah.

Setelah Sampai di parkiran rumah dia meletakkan Yoshi di kerusi penumpang kemudian pergi ke kursi pemandu dengan cepat. Dia langsung menanjap gas kereta tanpa aba-aba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang