Bab 1. Masa Lalu Pahit Terbesit

11 0 0
                                    

"Selamat ulang tahun, sayang. Aku mencintaimu".

Wanita itu menatap langit-langit kamarnya sambil mendengarkan rekaman suara dari ponselnya berulang-ulang kali. Sudah beberapa kali rekaman berisi 2 kalimat itu diulangnya selama 15 menit terakhir.

17 menit sebelum ulang tahunnya yang ke 27.

Ia menurunkan kaki jenjangnya ke lantai beralaskan karpet. Mengendap-endap, mencoba tidak membuat banyak suara karena takut membangunkan pria yang ada di kamar sebelah.

Wanita cantik itu berdiri tepat di belakang kaca jendela ruang tamu penthouse-nya, tempat yang dianggap rumah selama satu tahun belakangan ini, ia menatap langit gelap kota yang dikenal sebagai The City that Never Sleeps.

Waktu menunjukkan tepat pukul 12 malam. Florence Valentina Orlando memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya perlahan, "selamat ulang tahun, Flo", ucapnya pada dirinya sendiri. Ia kemudian menggeser kaca di depannya untuk membuka pintunya. Tangan lentiknya memegang susuran balkon, membiarkan angin malam menusuk tubuhnya yang hanya dibalut kaos tidur dan celana pendek.

Flo menatap pemandangan kota New York yang dipenuhi titik-titik cahaya dari bangunan-bangunan yang berdiri diatasnya. Ia menghembuskan nafas dalam, menahan air matanya agar tidak tumpah, sambil menatap mobil-mobil yang masih berlalu-lalang di jalanan di bawah gedung itu sesekali.

"Selamat ulang tahun sayang", Flo terlonjak kaget. Dua tangan asing memeluk pinggangnya dari belakang.

"Demi Tuhan, Zach, kau membuatku takut".

Pria di belakangnya terkekeh dan menenggelamkan wajahnya di bahu kekasihnya.

"Sedang apa kau disini? Aku pikir kamu sudah tidur", tanya Zach.

"Aku bisa menanyakan hal yang sama kepadamu", jawab Flo sambil tersenyum kecil dan memutar tubuhnya menghadap pria itu.

Tatapan mereka bertemu, oh, demi Tuhan, pria ini membuatku gila.

"Aku haus, aku mau mengambil minum, tetapi aku melihatmu berdiri diluar. Lagipula, ini sudah jam 12 malam, jadi kupikir aku menghampirimu untuk mengucapkan selamat ulang tahun".

Flo mengangguk kecil dan tersenyum betapa manisnya pria yang berdiri di depannya ini.

"Are you okay?", pria itu bertanya lagi.

"I'm fine, aku hanya sedang--", Flo memutar tubuhnya memandangi langit kota lagi.

"Menikmati kota cantik ini", imbuhnya lagi.

Pria bernama lengkap Zachariah Benedict Caspian itu hanya bergumam "hmm".

"Kau cantik", kata Zach tiba-tiba.

Flo menatap pria itu dan tertawa kecil, "kau harus berhenti menggodaku sebelum aku terbang dari balkon ini".

Geez, pria ini bahkan terlihat menawan sekali di bawah pencahayaan balkon remang-remang seperti ini.

Zach ikut tertawa kecil, "tapi kau memang benar-benar cantik, Val".

"Kau juga terlihat tampan, tuan Caspian", Flo menyunggingkan senyumnya.

Keduanya kemudian diam, menikmati pemandangan indah yang disuguhkan dari lantai 56 itu. Angin malam yang bertiup cukup kencang itu membuat tubuh Flo bergidik.

"Kau akan sakit besok, Val. Ayo masuk dan tidur. Kau perlu istirahat. Disini terlalu dingin", ajak Zach.

"Ini tidak dingin, Zach. Kau duluan saja, aku masih mau disini", ujar Flo.

Little Did She Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang