▬▬ last

774 139 55
                                    

♥︎₊˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥︎₊˚.

"Lapar"

"Hah?"

"Pengen bakar mobil"

[name] menatap heran pada pemuda. "Orang di mana mana kalo lapar ya makan, Baji kun"

Baji berdecak lesuh. Lantas memandang malas pada papan tulis yang dipenuhi rumus-rumus. Sedangkan guru yang mengajar, entah pergi kemana diri nya pun tak berniat ingin mencari tau.

"[name], berapa menit lagi istirahat?" ia bertanya.

"10 menit kayanya" dijawab pula oleh [name] yang masih sibuk dengan catatannya.

"Lama bener, ga bisa dicepatin apa?"

"Lho jangan tanya aku lah"

Baji kini membaringkan kepala nya diatas meja. Dengan posisi menghadap ke kiri──membuat netra pemuda mengarah langsung pada sang kekasih.

"Cantik banget"

[name] menoleh. "Apanya?"

"Kamu"

"Kamu juga, Baji kun"

Baji menaikkan sebelah alisnya. "Aku? Cantik?"

"Nyebelin"

"Di puji bukannya bilang makasih malah ngeroasting" Cibir Baji yang mengundang kekehan dari [name].

"Tapi kan kamu memang nyebelin"

"Iyain"

[name] ikut membaringkan kepala dan membuat wajah mereka saling berhadapan sekarang. Kurva merekah dari sudut bibirnya. Membuat Baji mematung hingga hampir lupa mengambil nafas.

Untung ga mokad.

"Walaupun nyebelin, tapi aku tetap sayang sama kamu kok"

Jemari lentik jelita bergerak menghelus pelan pipi pemuda. Ia bahkan tak menyadari jika mereka tengah menjadi pusat perhatian kelas sekarang.

Dasar, bucin ga tau tempat.

"Cinta gak?"

[name] mengangguk, "Pasti dong"

Teruna tanpa sadar ikut melukis kurva. Membuat taringnya sedikit mencuat keluar.

"Baji kun sendiri gimana? Sayang gak sama aku?"

"Kalau aku bilang enggak gimana?" Baji menyeringai. Bermaksud hendak menggoda dan membuat jelita kesal.

"Ku lempar lho ke luar jendela"

"Yaudah, kalau gitu aku juga sayang sama kamu"

Bukannya kesal, kekasihnya malah tertawa. "Ada-ada aja kamu"

Baji bergerak menggenggam tangan [name] yang masih berada di pipi nya. Lantas menghelus kulit halus itu dengan pelan.

"Terima kasih ya [name]"

"Hm? Untuk apa?"

"Semuanya. Terima kasih karena kamu mau bertahan dengan ku, meskipun aku nyebelin"

"Kamu nyadar toh kalo kamu itu nyebelin" Jelita mengulum bibir.

Baji mengangguk. "Kadang aku memang sengaja bikin kamu kesal"

"Ooo gituuu yaa"

Kini jemari ia gerakkan untuk mencubit pipi pemuda. Membuat sang empu mengadu kesakitan.

"[name], pokoknya kamu kalau udah besar harus nikah ya sama aku"

[name] mengangkat sebelah alisnya. "Kalau aku nikah sama orang lain gimana?"

"Nanti ku bakar orangnya"

"Duh ngeri amat"

"Aku serius"

"Hihihi, iya deh iya"

"Janji ya pokoknya?"

"Iya janji, nih" Jelita bergerak menautkan jemari kelingking mereka.

"Aishiteru, [name]"

Tamat

Tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
:: 𝗯𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱, baji keisukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang