Jam sudah menunjukkan pukul 06.20 pagi, namun zerina masih bersembunyi dibalik selimutnya. Pintu di ketuk dari luar kamar,
Tok.. Tok.. Tok
"Ell... " panggil Zain dari luar, tapi tidak ada jawaban
Akhirnya Zain memutuskan untuk masuk ke kamar Zerina,ia melihat sang adik masih terlelap di balik selimutnya,Zain mendekat ke tempat tidur Zerina, mencoba untuk membangunkan adiknya
"Ell, bangun... " panggilnya,namun Zerina masih belum merespon
"Ell, bangun... " panggil Zain lagi sambil menepuk pipi Zerina
"uuughh, kak 5 menit lagi... " jawab Zerina dengan mata yang masih terpejam
"El, ini udah hampir setengah tujuh, kamu bisa telat"
"baru juga setengah tuj-.. "
Tiba tiba zerina bangun,"Apa?! Setengah tujuh?! Kenapa kakak gak bangunin El dari tadi?!"
Setelah mengatakan itu,Zerina langsung lari kedalam kamar mandi, sedangkan Zain tersenyum melihat kelakuan sang adik
"Kakak tunggu di bawah, biar kakak yang antar kamu."
Tak butuh waktu lama Zerina sudah siap untuk berangkat, untung saja dirinya sudah menyiapkan buku buku untuk jadwal hari ini semalam.
"kakak ayo berangkat!" teriak Zerina
"nggak usah teriak teriak, kakak nggak budeg ya" cibir zain pada sang adik
"udah ayok cepetan,20 menit lagi bel."
Hanya dalam waktu 15 menit Motor yang di tumpangi Zerina sudah berada di halaman sekolah, hari ini jalanan tidak sepadat biasanya,jadi ia bisa tiba di sekolah lebih cepat.
Zerina turun dari motor lalu berpamitan dengan kakaknya, sebentar lagi jam pelajaran dimulai jadi Zerina berlari agar tidak terlambat masuk kedalam kelas.
Koridor sekolah mulai sepi hanya ada beberapa anak yang masih berada diluar. Zerina berhenti berlari, mencoba mengatur nafasnya, saat nafasnya mulai teratur ia berlari lagi, namun kakinya tak sengaja menginjak tali sepatunya yang tidak terikat hingga membuat badannya terhuyung ke depan.
Zerina menutup matanya, ia sudah pasrah jika harus berciuman dengan lantai.
Tapi tunggu... Seharusnya dirinya sudah jatuh tapi kenapa ia tidak merasakan sakit, pikirnya.
Ia merasakan seseorang memeluk tubuhnya, Zerina perlahan membuka matanya dan mendapati wajah seseorang yang sangat ia kenal, ya,itu Sagara. Mereka saling bertatapan, mata elang milik Sagara terkunci pada mata hazel milik Zerina. Sagara suka mata itu, mata yang selalu berani menatapnya tanpa ada rasa takut.
Cukup lama mereka bertatapan, hingga sebuah suara menyadarkan mereka
"Bukan mukhrim woy! Bukan mukhrim! Maen peluk peluk wae" Ledek Aksa sambil terkikik
Mendengar itu, Zerina mendorong tubuh Sagara,
"pagi pagi udah maksiat lu pada" goda Naka, Sagara menatap tajam Naka
"hahaha pisss, becanda bos" ucapnya sambil mengangkat tangan membentuk V, yang lain hanya tertawa melihatnya
"ekhemm," deheman Zerina membuat yang lain menatapnya, termasuk Sagara
"Sorry dan makasih udah nolongin gue"ucapnya,Sagara hanya mengangguk
"Ya udah gue ke kelas duluan.." ucap Zerina, namun saat ia hendak melangkah,tangannya sudah ditahan terlebih dahulu oleh Sagara
KAMU SEDANG MEMBACA
S A G A R A (hiatus)
Teen FictionSagara Axeliano Regar, Sang pemimpin Poseidon, salah satu geng motor terbesar di Jakarta. Tampan, kaya, dingin, dan kejam, itu adalah gambaran dari sang pemimpin Poseidon. Kesempurnaan Sagara membuat banyak wanita tergila gila, bahkan sifat dingin d...