“Hutang lo berapa sih? 70 juta, kan? Gampang, biar gue urusin. Tapi lo harus turutin permintaan gue ini,” ucapan Zaky bikin Hanah menggigit jarinya, ia ragu.
Hanah Nadine Gadisha baru aja didatengin temen SMA-nya, Zaky Chadfael. Dibilang reuni, bukan. Karena Hanah sendiri kaget tiba-tiba Zaky nyamperin ke kafe tempatnya kerja.
Hanah menatap beberapa lembar kertas di meja, lalu gantian natap Zaky. Cowok dengan seragam rapih itu nunggu jawaban Hanah sambil mainin hapenya.
“Tapi ini nikah, Ky. Lo yakin?”
Zaky mendongak. “Warisan Oma gak bisa gue ambil kalo gue belum nikah. Jadi kita nikah untuk formalitas doang. Setelah gue dapet warisan Oma, gue bakal bayar lo dan kita cari alasan untuk cerai,” jelasnya. Jujur, ini kesempatan bagus untuk Hanah.
Hanah butuh banget uang sekarang. Hutang bapaknya ada 70 juta dan akan terus bertambah karena ada bunganya. Hanah hanya punya waktu 5 bulan lagi untuk bayar. Belum lagi pengobatan untuk ibu dan bayaran sekolah adiknya. Jadi tawaran Zaky sebenernya sangat menggiurkan.
“Kenapa gue?” tanya Hanah, membuat Zaky mengambil napas dalam.
“Gue denger dari temen-temen, lo lagi butuh duit. Gue gak tau apa alasan butuhnya lo, tapi gue cuma mau bantu. Tentu, lo harus bantu gue juga,”
“Tapi nikah itu sakral Ky...”
“Gini deh. Gue kasih lo waktu seminggu- gak, 4 hari untuk mikirin ini. Kalo lo terima, lo bisa telepon gue. Nomor dan email gue ada di kertas itu,”
Hanah cuma bisa mainin jari di atas pahanya. Ngeliat kertas yang terbuka itu, Hanah bakalan dapet uang sebesar 500 juta. Yang mana lebih dari yang dibutuhin. Setengah miliar lho, siapa yang gak mau? Sekali lagi, masalahnya Hanah harus menikah sama Zaky untuk dapetin uangnya.
“Yaudah lo lanjut kerja gih, gue balik. Inget untuk kabarin gue kalo lo tertarik,” Zaky berdiri, merapihkan pakaiannya.
Hanah masih berkutat pada pikirannya. Dia gak boleh egois. Ibu dan adiknya butuh uang sekarang. Jangan hanya karena syaratnya menikah, Hanah mundur.
“Gue gak perlu waktu,”
Zaky terdiam begitu Hanah menahan lengannya.
“Gue setuju, ayo kita nikah,”
Pernyataan Hanah mampu membuat Zaky tersenyum lebar.
