Las

521 77 11
                                    

Aku sedang di kelas, menunggu Michael yang akan memberitahuku orang yang sekarang ia sukai. Semua candaan Ashton, Luke, Marsya dan Megan sama sekali tidak kumengerti karena yang ada dipikiranku hanya Michael. Akhirnya rambut berwarna itu memasuki kelas dengan wajah sok-nya.

"Michael!" Teriak Luke sambil memeluk Michael. Ashton juga ikutan berpelukan. Group hug. Well, kurang Calum. Si wajah asia itu lalu bergabung dengan bandmates-nya. Calum sudah menerima tolakan dariku, syukurlah dia tidak lebay.

Bel berbunyi, masuk pelajaran pertama.

Michael duduk disampingku, memang seperti ini dari dulu. Ia menghembuskan nafasnya begitu melihat Mr. Carter memasuki kelas.

"Michael, kasih tau gue cepet!" Perintahku sambil mendekatkan telingaku ke mulut Michael, agar dia bisa lebih mudah berbisik.

"Pengen banget lo!" Michael malah menempeleng kepalaku, "Ntar aja." Lanjutnya. Aku pun mengikuti katanya. Sabar becky.

-

Jam istirahat...

"Luke, lo jadi nembak Marsya?" Tanyaku ke Luke yang lagi mainin gitarnya. Luke mengadah ke atas dan menatapku.

"Yup." Jawabnya mantap. Pas sekali, di kelas hanya ada aku, Luke, Marsya, Megan dan Ashton. Jika kau bertanya dimana Michael, ia sedang ke kantin. Luke mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Rencana kami dimulai.

Pertama, aku mematikan lampu. Untung saja aku sudah memberitahu yang lainnya tentang ini, kecuali Marsya tentunya. Kedua, Luke duduk di depan Marsya, siap bernyanyi. Aku dan yang lain mengambil posisi untuk mengiringi lagu yang akan dinyanyikan oleh Luke. Ketiga, aku yakin Marsya akan menjerit ketakutan, jadi kami harus menjaga jarak agar tidak terkena pukulan dari Marsya yang tidak bisa melihat apa-apa karena gelap. Aku dan yang lain sudah berlatih untuk menghapal semua benda dikelas, jadi kami tidak mungkin jatuh atau tertabrak. Keempat, lampu dinyalakan.

"Saying i love you is not the words i want to hear from you

It's not that i want you, not to say but if you only knew

How easy, it would be to show me how you feel

More than words

Is all you have to do to make it real

Then you wouldn't have to say that you love me

Cause i already know."

Nyanyi Luke diiringi petikan gitar olehnya. Astaga suara Luke. Aku bisa melihat Marsya gemetaran dan menahan rasa ingin kejang-kejang.

"What would you do?

If my heart was torn in two

More than words to show you feel

That your love for me is real

What would you say?

If i took those words away

Then you couldn't make things new

Just by say i love you."

Giliran aku dan yang lain bernyanyi. Lumayan juga suaraku. Harusnya ada Michael, mungkin ia sedang makan.

"Gue suka lo, Marsya." Ucap Luke seraya meletakkan gitarnya di lantai dan berdiri.

"Gue nggak," Marsya ikut berdiri, "Nggak salah lagi." Lanjut Marsya sambil nyengir.

Seandainya aku dan Michael seperti ini...

Baru saja ngomongin dia, Michael masuk dengan membawa batagor. Muka Michael langsung bingung saat lihat Marsya dan Luke berpelukan.

"What the hell..." Ucap Michael pelan. Matanya membulat.

"Apa yang gue lewatin?" Tanyanya panik. Kami memutar bola mata kami.

"Makanya jangan makan mulu!" Celetuk Ashton.

"Kita resmi berpacaran, Mike." Ucap Luke sambil merangkul Marsya. Senyum Michael tergambar di wajahnya.

"Selamat guys!" Michael mengacungkan jempolnya. Megan, Marsya, Ashton dan Luke berjalan ke kantin untuk merayakan. Aku tidak ikut karena aku ingin bicara dengan Michael.

"Michael," Panggilku. Michael menoleh dengan wajah datar.

"Kapan lo mau ngasih tau gue?" Tanyaku sambil mengerucutkan bibirku.

"Ntar aja." Balas Michael santai. Aku masih bersabar menanti jawabannya. Aku harap orang yang disukainya adalah aku.

a/n: vomments yaa:)
Selanjutnya adalah epilogué

Bae ➸ mgc [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang