1: cinta pertama

5 2 0
                                    

Saat itu aku masih menduduki bangku sekolah menengah atas di kelas 10, ahh ini merupakan pengalaman pertamaku yang sangat menyebalkan.

Baru saja bersekolah di sana aku langsung menjadi sasaran kebencian kakak kelas, entah apa sebabnya aku pun tak tau, mungkin mereka takut tersaingi karena saat itu aku menjadi bahan taruhan oleh cowok-cowok populer, siapa yang berhasil mendapatkanku maka dia yang menang.

Astaga padahal saat itu aku gak cantik cantik banget, entah apa yang mereka lihat dari ku sehingga aku di jadikan taruhan.

aku hanya bisa diam saja saat di tatap sinis, di bicarakan oleh para kakak kelas. Aku terlalu malas untuk menanggapi hal-hal yang tidak berguna, diam saja bukan karena takut tapi karena aku menghargai mereka yang lebih tua, selagi mereka tidak melakukan kekerasan kepadaku, aku tidak mempermasalahkannya.

Saat menginjak kelas 11 di sanalah aku  mulai memperlihatkan kemampuan dan diriku yang sebenarnya di hadapan mereka.

" Perhatian kepada siswa dan siswi yang di sebut namanya segera menuju suara, Amanda, Shintya, Canova, Desi, Olivia, Rangga, Dicky, Bara, April, Zean, dimohonkan segera menghadap saya." Suara pak Arif terdengar lewat mikrofon.

" Kok nama kita di panggil juga va, kita kan ga ngelakuin kesalahan." Olivia terlihat panik.

" Yee emang yang di panggil pake mikrofon itu cuma yang kena masalah doang, kan kagak oneng, bisa aja itu mikrofon pelunas hutang." Emang ada ada saja Olivia ini.

Aku pun bergegas menuju lapangan untuk berkumpul bersama yang lain, di ikuti oleh Olivia di belakang.

" Bapak mengumpulkan kalian di sini karena kalian adalah siswa/i yang terpilih untuk mengikuti perkemahan di puncak bersama beberapa sekolah lainnya pada Minggu depan, apa kalian bisa."

" Siap bisa."

" Silahkan kembali ke kelas masing-masing, dan mulai besok kita adakan latihan dan persiapan." Pak Arif pun meninggalkan kami.

***

Dan tibalah hari keberangkatan kami untuk berkemah di puncak. aku sangat senang, lumayan itung-itung refreshing dan siapa tau ketemu cogan haha.

"Vi "

"Hmm?"

"Ntar di sana banyak cogan ga ya?" Tidak salahkan jika aku mengharapkan banyak cogan di sana. Aku tau kalian pasti juga akan berfikiran sama sepertiku jika ada kegiatan yang melibatkan sekolah lain.

" Kayanya sih banyak va, apalagi lo tau kan sekolah Wijaya di sana tuh tempatnya para cogan dan cecan, jadi ntar di sana banyak tu yang cakep-cakep, dari sekolah lain mungkin juga ada yang ganteng."

" Semoga aja salah satunya ntar ada yang nyantol sama gue." aku terkekeh geli.

''mana mungkin ada yang nyantol sama gue, orang bentukan gue aja begini masih amburadul."

" Pasti ada tapi yahh gak ganteng sih yang nyantol." Olivia sialan memang.

Bis berhenti pertanda mereka sudah sampai di area perkemahan. Mereka satu persatu mulai turun, aku memilih belakangan saja.

Saat turun,langsung ku hirup udara segar khas hutan, ahh di sini sangat sejuk dan nyaman aku jadi betah berlama-lama di sini.

Mereka mulai mendirikan tenda.

" Va tolong mintakan tanda pengenal kita pada pak Arif." Ucap kak Desi yang sedang menancapkan patok tenda.

" Pak Arif nya di mana kak?" Soalnya setelah menunjukkan tempat untuk mendirikan tenda milik PI pak Arif langsung menghilang.

" Itu tadi bapak bilang mau ke tempat lokasi tenda PA SMA Wijaya."

" Oke kak aku ke sana dulu." Aku mulai melangkah mendekati pak Arif yang terlihat sedang berbincang dengan guru pembimbing sma Wijaya.

"Pak"

"Iya Canova, ada apa?"

" Saya di minta kak Desi untuk meminta tanda pengenal kami pada bapak."

" Aduh belum bapak ambil di tempat panitia, kamu bisa kan ambil ke sana."

" Bisa pak." Aku mulai melangkah menuju tempat panitia namun terhenti.

" Tunggu nak, sekalian bareng saja dengan Nanda, Nanda sini." Yang di panggil pun mendekati kami.

" Tolong kamu ambil tanda pengenal kamu ke tenda panitia bersama dia ya." ucap pak Tedy selaku pembimbing SMA Wijaya.

" Baik pak, ayo." Aku mengikutinya dari belakang.

Nanda menghentikan langkahnya dan dengan refleks aku pun ikut berhenti.

"Jangan jalan di belakang gue, gue gak jahat kok, kenalin nama gue Reyhan Rananda panggil aja Nanda." Ucapnya seraya tersenyum memperlihatkan lesung pipi diwajahnya.

' argghh maniss banget anjirr.'

" Gue Canova" Aku pun menampilkan senyum yang tak kalah manis.

Lantas kami melanjutkan perjalanan menuju panitia dengan beriringan.

"Lo kelas berapa?" Tanyaku sedikit melirik kearahnya

"Gue masih kelas 11, kalau lo?"

" Sama gue juga, salam kenal ya, gue gak nyangka hari pertama udah dapet temen baru aja." Ucapku dengan ceria.

Nanda hanya tersenyum menatapku, entah mengapa aku merasa nyaman berada di dekatnya.

Nanda menyodorkan handphonenya, Akubmenatap bingung pada Nanda.

" Nomor hp lo."

"Oohh" ku ketik nomorku pada ponselnya.

" Kalau gue hubungin lo gak masalah kan, emm maksud gue cowo lu ga marah kan."

" wkwk gue single btw."

" Bagus deh." Gumam Nanda.

Dan itulah awal pertemuanku dengan cinta pertamanku.

.
.
.
.
.

#REYHAN RANANDA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#REYHAN RANANDA.

Nanda cinta pertama Canova.
Tapi dia bukan pemeran pertamanya di sini.
Doi belum muncul di sini mungkin di part selanjutnya dia bakalan muncul.

See you next time guys:)

A memory of HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang