7

12 1 0
                                    

"nah sengaja telat ya Lo!" Teriak Gento selaku seksi kebersihan.

"Gue lupa" Reandra nyengir kuda.

"Lo bersihin meja guru, habis tu Lo tetap denda!" Perintah Gento.

"Lah ko begitu??!" Reandra tak terima.

Memang walikelas nya lah yang mengusul kan denda untuk yang tidak piket dan telat piket.

"Lo bayar ke Tika ya" ucap Gento lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

Kenapa gue lupa si, sayang banget duit nya buat beli kripca ,batin Reandra sedih.

Bisa bisa nya masih mikirin kripca.

-

Akhir-akhir ini Reandra sering pulang bareng Ken, karena searah dan Abang nya pun yang sengaja mengulur waktu untuk bersantai ketika waktunya menjemput Reandra.

"Loh ko kesini?" Tanya Reandra heran lantaran ini bukan jalan kerumah nya.

"Temenin gue ya"

Mereka sampai disebuah kafe aestetik bertulis kopi MIDI.

Reandra pun pesan es cup green tea sedangkan Ken kopi hitam.

"Lo suka green tea?" Tanya Ken

" Iya"

"Kenapa?" Tanya Ken smbil menyeruput kopi panas

"ya gue suka aja, green tea memang cantik warna nya tapi ga manis kalo tanpa gula begitu hidup gue ,terlihat indah bagi orang lain tapi ga manis kaya green tea kalau ga ada gula, dan seperti nya gue belum nemu gula nya" jawab Reandra sesekali mengaduk ice green tea nya itu

"Gue suka kopi hitam karena mungkin sama, beda nya Lo terlihat cantik sedangkan gue ngga"

"Maksud Lo?"

"ya hidup gue ga terlihat cantik , dan memang ga cantik, karena cantik nya gue udah pergi"

"Pacar Lo?"

"Bukan.."

"Terus..?"

"Mama gue"

"Inalillahi.."

Brak!

Ken memukul meja

"Mama gue ga meninggal Rendra astaga!" Ucap Ken yang hampir saja membuat jantung Reandra copot.

"astaga! Ogil! Gue kan gak tau maaf..." ujar Reandra lalu menatap Ken penuh tanda tanya.

"Mama gue nikah lagi, sama pengusaha besar dan akhirnya papah ngebesarin gue sendirian dari gue Masi smp"

"Oh ya, gula dalam hidup gue juga hilang"

"Hilang?"

"emm, diambil sama pencipta nya padahal gue Masi butuh kasih sayang nya.." ujar Reandra sedih mengingat papah nya itu.

"gula Lo?"

"Papah.." lirih nya mata nya Masi bisa menahan bendungan ketika mengingat papah nya.

Tangan Ogil perlahan mengelus bahu Reandra, Reandra tersenyum ikhlas ia menahan air mata nya.

"Gue gapapa"

"yaudah pulang yu ,udah sore"

-

"Habis kemana Lo?!"

"main"

"Udah gede nie adik guee"

Reandra malas meladeni Abang nya ini , ia memutar bola mata nya dengan malas lalu beranjak masuk kedalam kamar nya.

REANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang