1

8 7 2
                                    

Bagian 1: Gedung 69

Bahaya. Mahluk cantik seperti kamu, harus disembunyiin dari penghuni lantai  3
__ Frinsa Arsyita Mahesa

Balon ku ada Lima
Rupa-rupa warnanya,
Hijau, kuning, kelabu

Seorang gadis keluar dari pintu no.2tengan bersenandung Ria menyanyikan lagu anak-anak sambil menuruni tangga dengan santai.

Merah muda dan biru
Meletus balon hujau

“Yaelah, heran gue. Kok bisa yah, si Iyan suka sama Lo” Si gadis mendengus dengan tatapan kesal kearah Cowok yang meledeknya.

“Lo lupa? Lo juga pernah suka sama Gue” si gadis kembali berjalan mendahuli Si Cowok sembali mengibaskan rambut panjangnya dengan angkuh.

Namanya Frinsa Arsyita Mahesa, penghuni gedung 69 lantai 2, sedangkan Si cowok tadi adalah Fitto Triansaka Adnan penghuni lantai 3 sekaligus calon pewaris Gedung 69.

“Selamat pagi sayang” Dengan senyum yang lebar, Frinsa berjalan kearah sang kekasih yang berdiri dibalik meja kasir Café dilantai 1 gedung 69.

Namanya Briantama King Arlando, disapa Iyan yang sudah 2 tahun menjalin hubungan dengan Frinsa.

“Selamat pagi,” Frinsa memeluk lengan Iyan dengan manja, Iyan ikut tersenyum sembari mencium ubun-ubun sang kekasih.

“Kheem”

Suara deheman menyadarkan sepasang kekasih itu bahwa masih ada orang lain disana, bukan hanya mereka berdua.

Dengan tatapan yang kembali Kesal, Frinsa memandang tiga cowok dengan ekspresi yang berbeda yang tengah duduk disalah satu meja dekat Kasir.

Bagaskara Mahendra, yang disapa Bagas tengah menopang dagu dengan kedua tangannya sendiri tapa berkedip memandang kearah Friansa dan Iyan. Si jomlo yang tengah menonton drama percintaan tanpa berkedip.

Seandri Amratha Mikael, Sean si cowok tengil yang tersenyum miring karena berhasil merusak suasana romantis pasangan kekasih di meja kasir sana.
Dan Ibrahim Ananta Putra, Ibra yang dengan muka lempeng tanpa ekspresi mengangkan kedua bahunya acuh dengan tatapan Friansa.

“Selamat pagi wahai penghuni 69”
Semua yang semula diam langsung mengalihkan tatapan pada Saka yang baru saja datang dan sedetik berikutnya semua pura-pura sibuk.

“Selamat pagi juga Pangeran”
Tidak, jangan kira itu adalah balasan sapaan dari orang-orang yang dipanggil penghuni 69 karena mereka semua mengabaikan Saka.

“Gue pecat Lo semua”

“Selamat pagi ganteng” Bagas yang tadinya pura-pura ngelap jendela langsung Cengengesan dan membalas saapaan sang Bos besar begitupun dengan Ibra, Sean dan Iyan. Hanya Friansa yang dengan cuek berlalu menuju kearah dapur.

….

Lea terpukau akan pemandangan indah saat berhasil membuka pintu, pagi yang indah. Dan untuk kedepannya Lea akan buktikan kalau ia bisa bahagia dan hidup tenang disini. Suara deruman motor dari Bawah berhasil menarik perhatian Lea.

Lima motor Sport dengan warna yang berbeda tengah melaju keluar dari daerah parkiran Gedung.

Dengan senyum dan langkah riang, Lea menuruni tangga. Setelah melewati pintu no.3 dan no.2 akhirnya Lea sampai di lantai 1. Masih dengan senyumnya Lea mendorong pintu dengan tulisan Café 69 didepannya.

Tiiinggg!!..

“Selamat pag—“  Ameera salah satu barista Café 69 menelan ludah, mematung melihat sang pelanggan yang baru saja membuka pintu café. Ditatap intens seperti itu membuat Lea merasa Kikuk dan tanpa sadar sedikit memanyumkan bibirnya.

“Ameera, gue sudah bilangkan kalau kita hari ini telat buka kar—“ Alisha, yang juga merupakan Barista mematung seperti ameera saat melihat sang pelanggan yang tengah berdiri didepan pintu Café.

Lea mengerjap bingung melihat Barista di café ini terdiam saat melihatnya. Dengan kebingungan Lea menunduk melihat apakah ada yang salah dengan penampilanya.

“Kalau ada pelanggan, itu dilayanin bukan malah diam-dia OOMOO” Frinsa yang baru datang juga ikut terpukau melihat gadis manis yang tengah menunduk melihat tampilannya sendiri.

“Lea ada salah?”

Seolah tersadar tiga gadis itu langsung menggeleng.

***

“Jadi, Lo tinggal di lantai 4?” Lea menanguk sebagai jawaban dari pertanyan Ameera. Tadi setelah ketiga gadis itu mengerubuni Lea dan berkenalan mereka mendadak seperti wartawan.

“Ini bahaya loh” Lea menyerit bingung melihat ekpresi Frinsa yang terlihat cemas, Alisha dan Ameera juga ikut menggigit kuku dengan ekpresi tak jauh berbeda dari Frinsa.

“Ada yang jahat yah?” Frinsa, ameera dan Alisha mengganguk dengan kompak dan hal itu berhasil membuat Lea merasa takut.

“Tenang okey, pokonya kita bakal jagain Lo” Alisha mengusap punggung Lea untuk menenangkan. Sedangkan Ameera menganguk setuju.

“Penjahatnya bahaya banget yah?”

“Bahaya. Mahluk cantik seperti kamu, harus disembunyiin dari penghuni lantai 3” Ameera dan alisha menganguk setuju dengan perkataan Frinsa barusan.

Sedangkan Lea bertanya-tanya dalam hatinya, ada apa dengan penghuni lantai 3?

Tbc…
27/08/21

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang