Bab 2. Namanya Lavender

440 66 1
                                    

Forest tidak bisa tidur malam ini. Bukan karena dia bertengkar dengan Via, tapi ada hal lain yang benar-benar mengganggu. Dia pun turun dari ranjang dan mendekati meja belajarnya, menyalakan laptop. Membuka browser dan mengetikkan sesuatu.

Kenapa roh gentayangan?

Dalam satu kali klik, jawabannya muncul dari berbagai artikel. Salah satunya mengatakan kalau mungkin saja ada urusan yang belum diselesaikan oleh roh tersebut, sehingga dia masih gentayangan di bumi. Atau dia meninggal dengan tidak wajar sehingga ingin membalas dendam.

Forest menggeleng, tidak mampu percaya. Dia hidup di zaman modern, bahkan orang tuanya tidak pernah menakut-nakutinya tentang hantu soal kecil. Bahkan dia lebih percaya bila Zombie dianggap ada, daripada hantu.

Lalu siapa wanita itu? Kenapa mobil tidak bisa menabraknya? Kenapa orang-orang tidak ada yang melihatnya?

Forest mengambil ponselnya dan mengirimkan chat pada grup di WhatsApp.

Black Fire

Forest: Kalian pernah lihat hantu gak?

Seketika balasan cepat pun dia terima.

Baim: Sejenis Pocong apa Kunti?

Leo: Mabuk Lo?

Dandi: For, Lo sehat?

Baim: Via Lo apain? Heboh banget di IG.

Memang percuma bertanya pada mereka, yang juga sama-sama tidak percaya pada hal gaib. Dia pun membuka Instagram, dan langsung mengerti maksud dari ocehan Baim barusan.

Via membuat begitu banyak postingan yang meluapkan rasa kecewa padanya. Berbagai quote galau yang seakan sangat terluka. Semua foto yang ada dirinya dihapus. Forest pun tidak begitu terkejut, sudah biasa. Dia menutup aplikasi dan kembali berbaring.

Menit terus berlalu, mata Forest masih saja terbuka. Sepertinya dia tidak akan bisa tidur sebelum rasa penasarannya terjawab.

Dia pun turun dari ranjang dan mengambil jaketnya. Dia keluar dari kamar. Di lantai bawah, dia mengambil kunci mobil yang tergantung di hook.

"Mau ke mana, For?" tanya sang Mama yang kebetulan sedang menonton televisi di ruang tamu.

"Aku mau keluar bentar, Ma. Ada urusan," jawab Forest.

"Mau mabuk-mabukan lagi?"

"Kali ini nggak, Ma." Forest meyakinkan.

Wanita paruh baya itu menghela napas. "Kamu jangan keseringan nggak pulang, apalagi mabuk. Kalau Papa kamu tau, dia bisa marah besar."

"Iya Ma, aku cuma bentar kok." Forest tersenyum.

"Ya udah, hati-hati."

Forest mencium pipi sang Mama dan keluar. Dia tidak bisa mengendarai motor, karena cuaca sedang turun hujan. Meski tidak lebat, tapi tetap membuat basah kuyup.

Sepanjang jalan Forest berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak melanjutkan rencana gila ini. Dia bukannya takut bila seandainya benar sosok itu hantu atau sejenisnya, hanya saja rasanya tidak masuk akal bila harus mempercayainya.

Mobil Forest menepi di pinggiran jalan, dekat flyover tempatnya berteduh tadi. Tidak menyangka wanita itu masih di sana, berdiri di tempat yang sama persis saat dia tinggalkan. Menunduk dan diterpa hujan. Sekarang Forest semakin yakin tidak ada yang bisa melihatnya, karena di zaman berbahaya ini ada wanita cantik berdiri di jalanan sepi, pria bajingan mana yang akan mengabaikannya?

Two World (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang