Johnny Baskara Adam.
Kedatangannya tiba-tiba, dihantar tanpa satu pun persiapan. Siapa sangka hati cepat jatuh? Membatin jauh melalui relung singkat waktu.
Johnny, Nini sapaanya. Jika malam itu, tidak ada dua bait pesan manis yang terkirim, nang membuat puan objek tersenyum milir, akankah ia merasa begini berhasil?
Menilik jauh, mengingat desiran ombak, pantai, dan semilir angin. Sanubari mempertanyakan, apa yang dipikirkan? Begitu yang bahari, mendarat kecup untuk pertama kali.
Intens, pembuka gerbang, awal segalanya.
Jangan pergi, terus di sini. Si Pendiksi, perlahan-lahan mulai sadar. Ketergantungan, kebutuhan, akan wujud atma, yang sedari tadi diramban.
Semestinya dapat buat seratus paragraf, hanya dengan mengeluarkan segala pikiran, namun- akan lama nantinya. Oh ya, jangan heran bila bingkai tersemat, bukan potretmu. Karena orang bilang- yang namanya jodoh itu, wajahnya pasti mirip?
Akhir kata, saya mulai sayang kamu.
───𝓑.