t i g a .

0 0 0
                                    


Hari Minggu adalah hari dimana para siswa mengistirahatkan tubuh mereka, setelah enam hari bersekolah. Bersantai di rumah ataupun jalan-jalan bersama kekasih mengelilingi taman kota. Berbanding terbalik dengan nasib kedua cowok dan satu cewek tersebut. Mereka sekarang sedang sibuk dengan urusan masing masing. Agam yang mencuci piring, Alyn yang membersihkan meja dan Ardan yang melayani beberapa pelanggan disana.

Mereka sedang berada di caffe milik dari teman mereka, sayangnya bukan teman satu sekolah. Mereka hanya bersama saat berusia tuju tahun hingga mereka semua berumur dua belas tahun, tetapi dia lebih tua. Sebut saja, abang-abangan dari mereka bertiga. Kegiatan yang rutin biasa dilakukan pada hari Minggu oleh mereka. Mungkin menambah uang saku? Walaupun mereka orang yang terbilang berkecukupan, mereka sedari kecil dididik untuk menjadi orang yang bisa berusaha keras.

Ardan yang membawa list pesanan dan masuk ke dalam bilik untuk menyiapkan beberapa pesanan, beserta minuman yang bermacam-macam.

"Gam, bikin kopi latte tiga sama jus alpukat sekalian jus jeruk ya,"pinta Ardan. Agam mengangguk dan segera melakukan perintah dari Ardan.

Sepuluh menit berlalu, Agam dan Ardan berpencar untuk mengantarkan pesanan. Terbilang cukup ramai, banyak orang yang berkunjung. Entah hanya sekedar bercengkrama, mengerjakan tugas atau untuk bersantai. Alyn yang sudah mengelap meja yang baru saja di tempati oleh orang lain segera beranjak ke dapur. Air putih menghilangkan rasa dahaga yang sejak tadi meronta-ronta. Beristirahat sejenak lalu ke depan, menepati meja kasir. Berjaga apabila ada orang yang membayar pesanan mereka.

Alyn mengamati sekeliling, melihat Ardan dan Agam yang sedang mengantarkan pesanan. Melayani pelanggan dengan baik, ia hanya tersenyum. Terlalu semangat mungkin, mereka tak menyangka waktu berjalan begitu cepat. Sekarang pukul dua belas siang, pelanggan yang lain sudah beranjak, hanya tinggal beberapa saja. Mereka menghela napas lelah, lalu tersenyum bangga. Mereka menghampiri meja yang berisi tiga meja di sana. Duduk, beristirahat. Sejak pagi tak ada jeda sama sekali.

"Rame banget hari ini, gila,"ujar Alyn lalu meneguk air yang dibawanya.

"Gue harap sih, caffe ini makin hari makin ramai. Biar komisi kita juga naik,"ucap Agam di akhiri dengan bisikan.

"Betul banget ahaha,"kekeh Alyn.

Ardan hanya menyimak, terlalu malas untuk membicarakan hal yang tak berguna. Lelah? Mungkin, tapi dia terlihat baik-baik saja. Mereka sudah beristirahat sekitar lima belas menit. Sore ini, pengunjung di caffe tidak sebanyak tadi, tapi cukup ramai. Mereka bekerja bertiga, memang setiap hari Minggu mereka lah yang bekerja, pekerja lain di gantikan oleh mereka. Lonceng di samping pintu itu berbunyi, menandakan orang masuk ke dalam sana.

Alyn menoleh, lalu tersenyum. Orang itu juga tersenyum membalas senyuman yang disampaikan oleh Alyn. Orang itu duduk di kursi depan kasir yang biasa digunakan oleh para pelanggan untuk membayar pesanan mereka.

"Gimana hari ini?"tanyanya seraya memperhatikan sekelilingnya. "Rame banget ya?"

"Iya, Bang. Cukup ramai hari ini, biasanya begini sih, tapi hari ini kayaknya pelanggannya lumayan naik,"balas Alyn.

"Alhamdulilah kalau begitu,"ujarnya."Bikinin kopi latte ya , Lyn."

"Siap, Bang Kevin!"

Ya, dia adalah Kevin. Abang-abangan dari mereka bertiga. Lelaki baik yang selalu menyayangi mereka, selalu ada setiap keadaan apapun. Mereka berharap, mereka terlahir di dalam satu keluarga yang sama. Kevin sebagai sulung dan Agam sebagai bungsu. Fakta yang tak terduga, Agam lebih pendek dari mereka bertiga, tingkahnya seperti bocah berumur lima tahun. Sering merengek hanya untuk mendapatkan satu buah es krim.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EMTEKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang