CHAPTER 3

264 48 7
                                    

Mew terbangun, ia mengerjapkan matanya pelan. Tertera pukul 3 pagi di jam dindingnya. Ia pun bangkit dari tempat tidurnya lalu bergegas keruang kerjanya.

Ini yang Mew lakukan setiap ia terbangun ataupun tidak bisa tidur. Menurutnya dari pada tidak melakukan apa-apa lebih baik ia mengerjakan sesuatu yang lebih berguna.

Waktu adalah uang. Begitulah pola pikir Mew.

Ia mulai membaca berkas-berkas yang tertumpuk dimeja nya. Mew harus secepatnya menemukan sekretaris baru. Ia kewalahan menangani berkas ini sendirian. Ia memijit pelipisnya pelan, bukan hal sulit untuk Mew mengerjakan ini semua tetapi jika harus dilakukan sendirian dengan berkas sebanyak ini Mew tidak yakin.

Ia pun mengotak-atik ponselnya. Mendial nama kontak yang 24 jam selalu siap untuknya.

"Ku kirimkan data seseorang yang akan menjadi sekretaris ku. Aku mau hari ini juga dia berkerja untukku. Lakukan apapun untuk membuat ia  menyetujuinya. Aku tidak menerima bantahan"

TUT

Panggilan itu terputus sebelum ada jawaban dari seberang, bahkan belum mengatakan sepatah katapun


••••°°°°••••°°°°°•••••°°°°•••••°°°°°•••••°°°°°•••••°°°

Ponsel Gulf bergetar beberapa kali sementara sang pemilik masih damai dialam mimpinya. Sang penelfon tak juga menyerah beberapa kali berhenti berdering lalu sedetik kemudian berdering kembali. Gulf terusik dari tidurnya, ia menggeliat pelan. Matanya terpejam sambil meraih ponselnya dimeja. Dengan mata yang masih tertutup ia mengangkat panggilan tersebut

"Halo"

"......"

"JONGCHEVEEVAT CORP?!" Mata Gulf terbuka lebar, lalu terbangun dari tempat tidurnya

"......"

"Ah, jadi CEO sombong itu, aku tidak mau" Gulf ketus

"........."

"Aku tidak tergiur berapapun gajinya!"

"........"

"Emmm... Ituu.."

".........."

Gulf menggigit kukunya mendengarkan perkataan seseorang diseberang. Ia berfikir keras, lalu terdiam beberapa saat. Ia menarik nafas panjang

"Hahh.. baiklah kalau begitu"

"......"

"Baiklah"

TUT

Gulf menghela nafas, ia terpaksa menyetujui dikarenakan gaji yang ditawarkan tidak main-main. Gaji tersebut adalah gaji Gulf selama setengah tahun jika dibandingkan dengan kantor lamanya. Sebutlah Gulf sebagai mata duitan, tapi ia sungguh membutuhkan uang. Dan bisa dibilang Gulf menelan ludahnya sendiri.

Gulf berjalan dengan gontai keluar kamar. Ia melihat Mild menyiapkan sarapan.

"Wahh. Kau mimpi buruk? Bahkan gempa pun tidak bisa membangunkan tidurmu" Mild terheran melihat Gulf yang sudah bangun tidak seperti biasanya

"Kau benar sepertinya aku mengalami mimpi buruk" Gulf mengusak kasar rambutnya

"Kau kenapa?"

"Aku menjadi sekretaris CEO Jongcheveevat Corp" Ujar Gulf dengan wajah frustasi

"APA?!" Mild memekik terkejut

"Aku harap ini mimpi buruk"

"Bagaimana bisa?! Kau tidak menolak?!" Tanya Mild menggebu

Look at meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang