Jangan lupa votement!
Beberapa tahun kemudian, Mark baru masuk SMP dan memiliki adik laki-laki, namanya Jevano kilian ivander. Mark sering bertamu ke rumah Johnny karena ingin bermain dengan Tania. Mark menyukai bocah kelas empat SD tersebut. Sedangkan Jevano, Yuta sering mengajaknya menginap di apartemen untuk menemani Nana.
Tiya dan Jeffry jadi lebih banyak menghabiskan waktu berdua tanpa gangguan bocah-bocah.
"Mark ke rumah tetangga lagi?" tanya Jeffry yang baru pulang kerja.
"Ke mana lagi kalau bukan kesitu, Mas? Kayak enggak tahu anak kamu aja," jawab Tiya.
"Jevan juga belum diantar pulang sama Yuta?" tanya Jeffry lagi.
Tiya menggeleng. "Belum, tadi Yuta nelepon, katanya besok baru Jevan diantar ke sini."
Jeffry hanya ber-oh lalu beranjak ke kamar mandi. Sedangkan Tiya turun ke dapur, hendak memasak untuk makan malam. Usai mandi, Jeffry pun turun ke bawah menemui istrinya di dapur. Tiya hendak memasak sup ayam, wanita beranak dua itu sedang memotong-motong sayuran. Jeffry langsung memeluknya dari belakang.
Awalnya Tiya diam saja, tapi tangan suaminya itu tidak bisa diam. Tiya sedang memotong wortel, Jeffry malah grepe-grepe dadanya.
"Jangan sampai Joni-mu senasib kayak wortel ini," ujar Tiya.
"Waduh, nanti enggak bisa nusuk kamu lagi," ujarnya sambil mengendus leher Tiya.
Tiya menghindar. "Nakal banget, sih, lagi puber apa?"
"Bikin lagi lah satu, adiknya Jevan," ujar Jeffry agak merengek.
Tiya menggeleng cepat. "Enggak, aku mau dua aja."
Jeffry mendengus pelan, mengalah saja. Kasihan juga melihat Tiya yang sudah dua kali mempertaruhkan nyawa demi melahirkan kedua putranya. Jeffry akhirnya hanya duduk sambil memandangi Tiya, dengan sabar menunggu istrinya memasak sampai selesai.
"Assalamualaikum," ucap Mark yang baru pulang dari rumah tetangga.
"Waalaikumsalam, udah kelar ngapelin anak tetangga?" tanya Jeffry.
"Orang aku bantuin Tania ngerjain PR kok," elak Mark lalu bergegas ke kamar.
ooOoo
Seorang wanita menghirup udara segar dan akan hidup dengan identitas baru usai operasi plastik. Viola marino, nama yang tertulis di name tagnya. Senyumnya tersungging di bibir lalu melangkah masuk ke perusahaan.
"Permisi, Pak... sekretaris baru anda sudah datang," ujar Yuta pada Jeffry, di kantor memang keduanya bersikap profesional dan berbicara formal.
Jeffry memutar kursi CEO dan menatap gadis yang berdiri di samping Yuta.
"Selamat siang, pak Jeffry... saya Viola, sekretaris baru anda," ujar wanita itu sambil tersenyum.
"Ya, Yuta, tolong kasih tahu apa saja yang harus dia lakukan," ujar Jeffry lalu beranjak dari kursinya. "Lain kali pakai pakaian yang lebih tertutup," ujarnya setelah melewati Viola karena gadis itu memakai rok pendek di atas paha.
Yuta ikut keluar dari ruangan tersebut diikuti Viola.
Aku kembali, Jeff... aku pastiin kali ini kamu bakal bertekuk lutut sama aku.
Jeffry langsung bergegas pulang, padahal belum waktunya. Yah, siapa juga yang akan memarahi kalau ia pulang sesuka hati, toh dia yang memiliki perusahaan.
Sampainya di rumah, Jeffry langsung mencari keberadaan istrinya. Kebetulan Tiya baru selesai mandi usai masak dan bersih-bersih. Tiya tersentak saat tiba-tiba dirinya dipeluk. "Hih! Ngagetin, kirain siapa tiba-tiba masuk gak salam dulu," gerutunya.
"Jatahin, please," rengek Jeffry tiba-tiba.
Tiya mengernyit. "Huh? Datang-datang langsung minta jatah?"
Jeffry melepas pelukannya dan menatap serius sang istri. "Kamu enggak tahu, seberapa liarnya otak laki-laki kalau lihat perempuan lain." Ia menjatuhkan kepala di bahu Tiya. "Kamu pasti pernah dengar hadist ini, kan? 'Jika salah seorang di antara kamu melihat wanita cantik dan hatinya menjadi cenderung kepada wanita itu, maka ia harus langsung pulang dan menemui istrinya dan mendatanginya di tempat tidur supaya ia terhindar dari pikiran yang kotor.' (HR Muslim)."
Tiya langsung paham, ia mengusap rambut suaminya lembut. "Terima kasih karena udah pulang dan minta ke aku, bukan malah milih perempuan lain," ujarnya.
Jeffry mengangkat kepala dan. "Jadi... boleh?" tanyanya dan Tiya mengangguk, dengan senang hati akan melayani suaminya.
ooOoo
Seminggu Viola bekerja di perusahaan Jeffry, tak lantas membuat pria itu goyah. Viola sengaja memakai baju atau blezzer ketat dan menampakkan belahan dadanya untuk menarik perhatian sang bos. Yuta pun merasa ada gelagat aneh dari Viola, ia merasa gadis itu seperti sengaja menggoda kakak iparnya.
Seorang office girl hendak mengantar kopi ke ruangan Jeffry, namun di hadang oleh Viola. "Biar saya aja," ujarnya dan office girl itu mengangguk.
Viola tersenyum dan mengantarkan kopi untuk Jeffry. "Ini kopinya, Pak," ujarnya lalu meletakkan kopi di atas meja.
Jeffry hanya mengangguk dan berdehem pelan, menoleh sekilas dan tidak sengaja melihat belahan dada Viola. Ia segera mengalihkan pandangan seraya mengusap kasar wajahnya.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Viola.
Jeffry menggeleng. "Enggak ada, kamu keluar aja," ujarnya.
Viola langsung keluar dengan wajah sebal, lagi-lagi ia gagal mendekati pria itu. Jeffry mendengus kasar sepeninggal Viola dari ruangan. Sepertinya wanita itu adalah ujian untuknya, Viola sangat cantik dan menggoda iman. Jeffry menggeleng keras, membuang semua fikirkan kotor dan meraih ponsel, ia mencari kontak Tiya dan mengirim chat.
Anda
Assalamualaikum, Sayang....Istriku bidadariku
Walaikumsalam, tumben ngechat pagi-pagi.
Ada apa, Mas?Anda
Gimana ya, ngomongnya 😔Istriku bidadariku
Kenapa, Mas? Mau ngomong apa?Anda
Anu... pap nenen dong 🤭Tiya terbelalak, ada apa lagi dengan suaminya pagi ini? Ia diam sebentar sambil memandangi chat dari suami tercintanya itu.
Anda
Mesum banget, sih, masih pagi loh, Mas 🙄Nahkoda ke surga
Cepetaaan ih, Sayang 🥺Anda
Jijik banget emotnya begitu_-
Aku tahu, abis aku kirim pap pasti kamu
mau onani, kan? Gak boleh!Nahkoda ke surga
Yahh... :'(Anda
Kamu lihat cewek lagi ya?
Daripada solo, mending pulang.Nahkoda ke surga
Otw! 🙀🌚Anda
Heh?! Becanda, bentar aku kirim...Nahkoda ke surga
Aku udah di mobil, otw rumah 😋Anda
MAS JEFFRY!! 😭Sorry chapternya pendek 🙂
![](https://img.wattpad.com/cover/274832361-288-k742570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Bet to Love ✓ (BELUM DIREVISI)
FanficMOHON MAAF TULISANNYA MASIH BERANYAKAN KARENA BELUM DIREVISI. Tiya yang merupakan seorang guru agama, dijadikan bahan taruhan oleh adiknya sendiri saat hendak balapan liar. Karena adiknya kalah, ia harus tinggal di apartemen bersama seorang mahasisw...