Komen for typo guyss!!
•
•
•
•
Enjoy yaos!
Masih dengan seragam sekolah, Nadira menyeret koper dan satu tas ransel besar di punggung nya.
Apartemen di lantai 50, Nadira menempel kan kartu akses di depan pintu.
Meletakkan tas nya di sofa, Nadira menjelajaih 'rumah baru' nya untuk 6 bulan ke depan. Hanya ada ruang tamu, ruang tengah yang bersebelahan dengan dapur dan satu ruangan khusus yang berisi komputer layar portabel.
Nadira menoleh ketika bahunya di tepuk, Algis dengan celana selutut tanpa atasan lengkap dengan handuk putih di atas kepalanya.
Algis yang terkejut menyadari siapa orang yang di anggap penyusup meloncat kaget, Nadira menatapnya datar.
"Gue kira penyusup"
"Gak ada kamar?"
Nadira terus berjalan melihat setiap sudut, tak berekspresi lebih melihat Algis stritles berkeliaran mengikuti.
"Gak ada, tapi ruang tengah yang kosong ini bisa di kasih kasur. Sofa ini juga sofa bad, gue rasa gak masalah"
"Sofanya cuman satu, lo mau tidur di lantai?"
Algis menepuk kening nya, Nadira benar juga.
"Lo pake baju sana, biar gue yang nanya kak kinar" Nadira menempel kan hp ke telinga nya, sedangkan Algis bergerak menuju lemari kayu di sudut ruang tengah.
Algis memang menempati apartemen 2 hari lebih cepat dari pada Nadira, apartemen bergaya studio ini di sewakan untuk mereka selama 6 bulan kedepan.
"Gue udah tanya kak Kinar, ada kasur ekstra kok. Tapi emang gak ada kamar di apartemen"
Nadira muncul dengan koper dan ransel, ia segera meletaka di koper menempel di lemari dan ransel di atas sofa.
"Lo gak takut?" tanya Algis yang berdiri dekat lemari.
"Lo gak bakal perkosa gue"
"Seyakin itu?"
Nadira menatap Algis dan mendengus, "soalnya muka lo gak ada brengsek-brengsek nya"
Nadira mengaduk koper lalu berjalan ke kamar mandi yang berseberangan dengan lemari, "tunggu gue kelar mandi, nanti kita cari makan malam"
Suara pintu kamar mandi tertutup menyadarkan Algis kembali, mengangkat bahu acuh Algis memilih duduk di ruangan khusus yang akan jadi studio komik mereka.
Nadira berjalan dengan kaus kebesaran warna hitam dan celana hitam sebetis, mencari Algis sana-sini. Langkah Nadira tertuntun menuju ruangan studio, lelaki yang sudah memotong rambut panjang nya itu tampak fokus.
"Lo sibuk?"
"Enggak, gimana? Kita pergi sekarang?"
"Boleh deh, sekalian ada beberapa barang yang mau gue beli"
Nadira berjalan keluar, meraih hoodie dan masker sekali pakai. Ia menghampiri Algis di pintu apartemen, gak lupa mengunci apartemen mereka pergi menuju salah satu supermarket dengan motor matic Algis.
Algis yang mendorong troli, sedangkan Nadira sibuk memasukan bahan makanan, makanan instan jelasnya.
"Lo gak bisa masak?" tanya Algis saat Nadira memasukan sosis dan bakso beku ke dalam troli.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKARIN
RandomIvona Kanaya Nadira Cewek pendiam dengan 'reasting bitch face' yang bikin orang berkali-kali berfikir untuk mendekatinya. Penyendiri dan antisosial, hidup sendiri dengan menjadi penulis novel beraliran thrailer psyco. Juga menjadi ghost writer di s...