4

2 0 0
                                    

Hope you like yaaa, jangan lupa komen typo😁😁

Enjoy yaos!

"Gue berangkat"

"Jangan lupa, Kinar kesini sore!" bersamaan dengan anggukan Nadira, suara debaman pintu tertutup menggema.

Algis berjalan dengan mug yang di berikan Nadira tadi malam, tapi bedanya sudah ada kopi susu mengganti kan air putih.

Menempati mejanya, Algis mulai membuat sketsa. Nadira bangun pagi-pagi untuk merevisi part prolog, bahkan gadis itu sempat untuk bersih-bersih apartemen.

Semalam Nadira tidur di sofa bad, sedangkan Algis tidur di kasur lantai khas jepang. Awalnya Nadira menolak, tapi jangan panggil dia Algis jika menurut.

Algis bersikeras tidur di bawah, alasannya simple. Dia laki-laki, jauh lebih kuat ketimbang nadira dengan tubuh mungil nya.

Sebenarnya Nadira tidak terlalu pendek, 155 cm. Standar wanita asia, tapi jika sudah bersisian dengan Algis yang berperawakan 180 cm tentu Nadira akan terlihat sangat mungil.

Algis melirik jam di dinding, masih pukul 12 siang. Merenggangkan otot-ototnya, Algis bangkit dari kursi dan berjalan ke dapur.

Meskipun duduk di kursi khusus gamers yang nyaman, tetap saja duduk hampir 4 jam membuat pinggang cowok itu pegal.

Algis meraih mie cup dalam kabinet, menyeduh lalu berjalan ke sofa yang di pakai Nadira tidur semalam. Meletakkan mie di nakas karna harus menunggu agar kembang, Algis bersandar ke Sandara sofa.

Ada sedikit aroma Nadira yang tinggal, aroma mawar soft bercampur papermint. Meraih mie yang dirasa sudah cukup mengembangkan, suapan pertama mengambang di udara ketika melihat sosok gadis dengan seragam SMA dan tas ransel di hadapan.

"Kok udah pulang?" Algis melirik jam, masih jam 12.30 terlalu awal bagi anak sma pulang.

"Guru rapat"

Nadira meletakan tas di sisi lemari, meraih piyama gadis itu berjalan ke kamar mandi. Algis memilih kedapur untuk mengambil saus, Nadira keluar kamar mandi dengan piyama warna putih lalu berjalan menuju ruang cuci, sudah ada mesin cuci dan jemuran di sana.

"NADIRA" Algis sedikit berteriak manggil, mencari Nadira ke seluruh apartemen. Ketika ia kembali dari dapur, pintu kamar mandi sudah sedikit terbuka.

Tertegun ketika melihat Nadira mencepol rambut nya asal, Algis menggaruk tengkuk karna ketauan bengong beberapa saat.

"Apa?"

"Kinar gak bisa ke sini sore ini, dia udah kirim briefing ke gue"

"Iya" Nadira masih asik menjemur pakaian, bukan hanya pakaian nya saja, beberapa kaus dan celana Algis ada di sana. Minus pakaian dalam, Algis bisa malu jika Nadira mencucinya meski pakai mesin cuci.

"Mau gue bantu?"

Nadira melihat Algis sebentar sambil menyeka keringat, lalu menggeleng.

"Yakin?" Nadira membelakangi Algis dan mengangkat jemuran yang sudah kering.

"Lo gak capek?"

"Nanya lagi, gue dorong dari balkon!" Nadira menatap Algis datar.

Algis memilih meraih jemuran di tangan Nadira, lalu memperhatikan Nadira yang cekatan memisahkan baju berwarna dan baju putih, juga baju-baju yang kemungkinan akan luntur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAKARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang