♛ 𝖕 𝖗 𝖔 𝖑 𝖔 𝖌 ♛

78 4 0
                                    


Kembalinya seorang gadis yang mungkin hanya dikenal oleh beberapa orang ini, membuat perubahan begitu besar bagi sekolah dan orang-orang yang berhadapan dengannya. Karena begitu besar pengaruhnya para orang-orang tersebut.

Gadis itu selalu memiliki daya tariknya sendiri, apalagi jika Ia kembali dan mengambil posisinya yang sudah lama tidak Ia pegang bisa jadi semua orang makin enggan berurusan dengannya.

Tapi bukannya tujuan dia untuk berhadapan dengan orang-orang yang mencari masalah dengannya dan juga sebuah geng. Karena orang-orang itu PASTI akan mencari masalah dengannya, tujuan mereka dan rencana mereka yang sudah mulai bergerak.

Ia kembali untuk tujuan tertentu dan misi yang sudah ditugaskan padanya. Ia berbahaya, namun Ia dibutuhkan, Ia adalah kesayangan dari beberapa orang yang sangat penting.

Disebuah ruangan lumayan besar, seorang gadis dengan santai mengangkat kakinya dan meletakkan di sebuah meja, membuat seorang pria baruh baya hanya berdecak, sudah biasa Ia melihat tingkah gadis itu.

"Kamu akan kembali ke sana?" tanya pria paruh baya itu, pada sang gadis yang tengah mengunyah permen karet dan sesekali membuat balon dari permen itu.

"Iya, lagipula tugasku akan terus berlanjut. Disana aku menjaga mereka, yang mulai bergerak" jawabnya dengan santai, membuat pria itu mengganggukkan kepalanya tanda Ia mengerti.

"Tapi, bagaimana jika mereka, mengetahui identitas mu?" tanya pria itu membuat gadis itu mengangkat kakinya, dan langsung beranjak berdiri.

"Tinggal ku habisi mereka, lagian aku percaya para orang-orang disini" sebelum keluar dari ruangan itu, gadis itu memeluk pria paruh baya itu, yang sudah Ia anggap sebagai figur papa.

Pria itu mengelus punggung gadis itu, "Jaga dirimu baik-baik, aku disini selalu menjagamu" ucapnya dengan penuh kasih sayang.

"Jangan lupa untuk lakukan tugas mu setelah sampai disana, aku juga akan terus memberikanmu tugas" tambahnya lagi membuat sang mendengus tak suka. Ibaratnya rela melepaskan dengan memberikan beban yang banyak, mending tidak usah dilepaskan saja.

"Terima kasih, Waren" ucap sang gadis dan berlalu keluar dari tempat yang sudah biasa Ia kunjungi ini. Melewati sebuahh lorong kaca, Ia menegok ke samping kiri.

Disana ada mereka yang berlatih menggunakan senjata api. Melihat itu membuatnya akan merindukan tempat ini, tempat yang selalu menemaninya untuk 4 tahun belakangan ini.

"Lo bakalan balik?" tanya seorang cowok tampan kala berjalan mendekat ke arah gadis itu, membuat pandangan yang awalnya ke kiri sekarang memandangan ke depan.

"Iya, tugas gue juga udah ada disana" jawabnya

"Gak bakal balik lagi?" tanyanya lagi

"Hm..mungkin, tergantung misi gue berakhirnya buat gue pulang kesini, apa ke rumah Tuhan" jawabnya sambil terkekeh sedangkan cowok didepannya sudah mendengus tak suka dengan jawaban itu.

Dengan iseng cowok itu menyentil dahi gadis itu, membuat sang empu meringis lebih tepatnya dibuat-buat, karena tidak begitu sakit.

"Huh! Liat aja, nanti palingan juga lo yang nangis-nangis gue pergi Sam!" gadis itu memukul lengan atas cowok itu, lagi lagi kekehan terdengar.

"Iyaiyaa, bakalan rindu sama my little girl ini" godanya membuat Ia mendapatkan tatapan tak percaya dari gadis itu, namun tak urung juga gadis itu langsung memeluknya. "I will miss you too, my partner" bisiknya

Setelah acara perpisahan singkat itu, gadis itu melangkah keluar tak lupa menyapa beberapa orang yang Ia bertemu disitu. Cowok yang dipanggil Sam itu memiliki nama panjang, Samudra Revandra. Ia adalah orang yang menemani gadis itu selama 4 tahun ini saat bertugas dan lain sebagainya.

Mungkin saatnya Ia kembali untuk bertemu dengan orang-orang yang sudah merindukannya. Bertemu dengan sahabat-sahabat terkasihnya sedari kecil itu.

Berjalan keluar untuk meninggalkan tempat ini, menggunakan helm hitam miliknya dan langsung menancapkan gas keluar dari kawasan ini yang sangat jauh dari tempat perkotaan.

Kisahnya berawal dari kepulangannya ke tempat dimana Ia menghabiskan masa kecil, tempat yang selalu membawa kenangan yang baik dan buruk sekalipun. Namun lari dari masalah tidak akan membuat semua hal menjadi lebih baik.

"Aku kembali membawa kejutan, hai para musuh" gumam sang gadis sembari mengeluarkan senyum manisnya yang memiliki berbagai arti di dalamnya.

Memasuki area apartemennya, Ia menuju basement untuk memarkirkan motor hitam kesayangannya. Lalu bergerak turun dari motor dan menuju unit apartemennya.

Ting

Bunyi lift kala berhenti di lantai unitnya, berjalan keluar sambil bersenandung kecil dan menikmati kesunyian yang ada di lorong lantai itu.

Tit Tit

Pintu apartemennya terbuka, dan yang Ia lihat gelap hanya sebuah lampu di meja belajarnya yang menyela. Ia suka dengan kegelapan dan juga kesunyian. Namun Ia juga suka dengan kebahagiaan orang yang Ia sayang dan cintai.

Ia langsung masuk ke dalam sebuah ruangan yang berisikan berbagai macam senjata, mulai dari pistol, sniper, pisau, dan lain sebagainya.

Setelah Ia mengambil sesuatu dari sebuah kotak, barulah Ia menuju ke meja kerjanya untuk melakukan suatu hal sebelum Ia memulai aksinya.

Tangannya bergerak lincah di atas keyboard yang ada, "Zander Leon Zaiden?" tanyanya saat membaca sebuah berkas, lalu tak lama Ia tersenyum penuh arti.

Perjalanan hidupnya akan dimulai disini..bersiaplah untuk bertemu dengan sang malaikat penolong sekaligus malaikat pencabut nyawa.


AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang