Azra dan Vira

3 0 0
                                    

Azra dan Vira. Siapa sih yang gak kenal mereka di SMA Harapan?

Setiap orang di penjuru sekolah pasti tau kedua gadis itu. Mereka adalah sepasangan sahabat yang sangat dekat bahkan seperti saudara. Bahkan terkadang mereka berpikir kedua gadis itu lebih cocok disebut saudara kembar tak identik daripada hanya sebatas sahabat. Kenapa begitu?

Hey ayolah, mereka selalu bersama seperti perangko. Setiap mereka melihat Azra, pasti di sisinya ada Vira. Setiap mereka melihat Vira, pasti di sisinya ada Azra. Bagaimana bisa tidak dikira saudara kembar jika begitu?

Bukannya mereka sombong karena tidak mau berteman dengan siswa lain, justru mereka terkenal akan keramahan mereka pada setiap warga sekolah, bahkan pada tukang kebun sekali pun. Satu sekolah tau, mereka bersahabat mulai kecil jadi wajar mereka sangat dekat. Kedekatan keduanya pun tak ayal membuat siswa di sekolah itu salut. Kenapa?

Karena keduanya jarang terlihat berselisih atau berdebat apalagi sampai bertengkar. Justru yang terlihat keduanya selalu menempel dan saling menyayangi serta saling menjaga satu sama lain. Mereka salut akan kekompakan keduanya. Seperti saat ini contohnya.

Saat pelajaran Seni Budaya, sang guru memberikan tugas kelompok untuk membuat suatu pertunjukan, baik itu menari, menyanyi, musikalisasi puisi, dan sebagainya. Setiap kelompok terdiri dari dua orang. Dan sudah dapat dipastikan sepasang sahabat, yaitu Azra dan Vira menjadi satu kelompok.

"Azra menurutmu apa yang akan kita tampilkan untuk tugas kelompok ini?" tanya Vira sambil menoleh pada Azra yang duduk di sampingnya.

"Em..apa ya?" Azra terlihat sedang berpikir membuat Vira juga ikut memikirkan pertunjukan apa yang akan mereka tampilkan untuk tugas kelompok ini.

Setelah lima menit lamanya, keduanya nampak mendapatkan ide secara bersamaan.

"Oh..Bagaimana kalau kita menyanyikan lagu Count On Me by Bruno Mars?" ucap keduanya besamaan membuat keheningan sejenak dan dilanjut tawa mereka atas apa yang mereka lakukan secara spontan sebelumnya tanpa menduga kalau pemikiran mereka sama.

"Hahaha ya ampun," ucap Azra di sela tawanya.

"Hahaha memang kita sehati ya," ucap Vira juga di sela tawanya.

"Uh astaga perutku sakit karena tertawa," lanjut Vira setelah berhasil mengontrol tawanya begitu pun Azra yang hanya menganggukkan kepalanya saat bisa mengontrol tawanya yang pecah.

"Bagaimana tidak sehati, kita sudah bersama semenjak umur tiga tahun kalau kau lupa dan lagu itu adalah lagu favorit kita berdua Vira," jelas Azra diakhiri senyuman.

"Iya kau benar, aku sangat bersyukur punya sahabat sepertimu Azra," Vira menyetujui ucapan Azra.

"Aku juga sangat bersyukur memilikimu Vira, kau adalah sahabat terbaikku," ucap Azra lalu keduanya berpelukan menyalurkan rasa syukur pada diri mereka masing-masing.

"Aku berharap, kita akan tetap seperti ini selamanya ya Azra. Aku tak mau berpisah darimu." Sungguh, mereka saat ini menjadi pusat perhatian seluruh kelas dan membuat seisi kelas terharu akan kekuatan persahabatan di antara mereka.

"Aku juga berharap seperti itu Vir, jangan tinggalkan aku ya," ucap Azra yang masih saling berpelukan dengan Vira.

"Pasti," ucap Vira sambil mengangguk lalu mereka melepaskan pelukan masing-masing.

Mereka baru menyadari kalau keduanya jadi pusat perhatian saat keduanya menghentikan acara berpelukan itu membuat keduanya menunduk malu. Sang guru yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tesentum atas sikap kedua anak didiknya itu.

"Baiklah, kalau begitu ibu tunggu pertunjukan setiap kelompok minggu depan. Persiapkan pertunjukan yang akan kalian tampilkan dengan baik karena pertunjukan terbaik akan ditampilkan juga pada pensi sekolah bulan depan." Penjelasan guru itu mengalihkan atensi seisi kelas dan dibalas sorakan heboh siswa kelas itu.

"Yeay!!!" sorak seluruh siswa kelas itu setelah mendengar penjelasan sang guru yang mengajar.

Duk Duk Duk

Guru seni itu memukul papan dengan penggaris yang memang disediakan di samping papan tulis per kelas. Sontak kelas yang tadinya ribut menjadi hening.

"Jadi, semangat untuk kalian dan sampai jumpa minggu depan. Kita akhiri pembelajaran kali ini. Ingat, ibu tunggu pertunjukan terbaik kalian. Selamat siang," pamit sang guru lalu meninggalkan kelas karena sudah saatnya istirahat.

"Selamat siang Bu," jawab para siswa lalu mulai berhamburan menuju kantin.

"Ayo ke kantin," ajak Azra yang dibalas anggukan oleh Vira lalu keduanya pergi ke kantin bersama.

"Nanti latihannya di rumahku saat pulang sekolah ya," ucap Vira saat mereka berjalan menuju kantin.

"Baiklah, tapi nanti aku pulang dulu untuk mengambil gitarku sekaligus minta izin pada orang tuaku ya," balas Azra yang disetujui Vira.

"Aku ikut ke rumahmu ya, aku akan membantumu meminta izin ayah dan bunda," ucap Vira yang dibalas senyuman dan anggukan oleh Azra.

Ya, keduanya memang sangat dekat sehingga Vira memanggil 'ayah bunda' pada orang tua Azra sama seperti panggilan Azra pada orang tuanya. Sedangkan Azra memanggil orang tua Vira dengan sebutan 'papa mama' sama seperti panggilan Vira pada orang tuanya.



Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang