0.1 Teman Sebangku

20 7 3
                                    

Tanpa rasa takut dihukum guru karena telat, Neira berjalan santai menulusuri lorong yang menuju kelasnya. Saat berjalan menuju kelasnya, sudah tidak asing lagi bagi Neira ketika dipandang oleh murid yang berada di lorong, atau lebih tepatnya para siswa.

Dan sesampainya didepan pintu kelas, Neira melihat seorang siswa yang sedang memperkenalkan dirinya. Dan Pak Doni yang sadar akan kedatangan Neira, langsung menyuruh Neira untuk masuk ke dalam kelas, tapi sebelum Neira menuju kursinya, sidang kecil menyambut Neira.

“kenapa kamu terlambat?” tanya Pak Doni sambil memegang penggaris kayu.

“tidak ada kata terlambat untuk mencari ilmu pak” jawab Neira enteng.

“ooh...pinter banget jawabnya kamu”

“iya lah pak, kalo ga pinter saya ga bakal dapet peringkat pertama”

“beneran nih mencari ilmu?”

“ya enggak lah pak”

“trus mencari apa kamu?”

“ya mencari sangu dan pacar lah pak” kekehnya.

“emang situ dah ada pacar? di deketin cowok aja risih” sahut Fiola yang berstatus sebagai sahabat nya itu.

“diem lo curut” balas Neira.
              

Pak Doni menghela nafasnya kasar, ia sudah lelah menghadapi murid nya yang satu ini. Neira memang sudah sering telat, bahkan sudah jadi kebiasaannya. Pak Doni menyuruh Neira untuk duduk ditempatnya, namun ia tidak sendirian melainkan di ikuti dengan seseorang dibelakang nya, dan pelajaran mulai berlangsung kembali.
              
Ketika Neira duduk di bangku kesayangan nya itu, ia baru sadar kalo sekarang seseorang sedang duduk di sampingnya. Dari awal masuk kelas XII IPA 1, Neira duduk sendirian. Neira tidak suka kalo kursi kosong di sampingnya itu di tempati, dia risih jika ada yang menempati kursi itu. Apalagi yang nempati itu cowok.

“eh lo kok duduk disini?” tanya Neira kepada Arien sambil menegrutkan kening nya.

“ini tempat gue” balas Arien datar.

“lah? gue duduk sama co-“

“hm” potong Arien tanpa melihat ke arah Neira, melainkan fokus pada materi yang dijelaskan oleh Pak Doni.

“ck, gue belom selesai ngomong udah di potong ae” kata Neira berdecak kesal.
              

Sambil mencatat materi yang sudah ditulis dipapan, Neira melirik ke arah Arien untuk melihat badge name di sebelah kanan seragamnya itu.

“ooh...namanya Alien” lirih Neira.

“gue manusia”

“mon maap ga nanya” Arien memutar bola matanya malas dan kembali melanjutkan menulisnya itu.


***


"lo pesen apa fi? Biar gue yang pesenin”  tanya Neira sambil memainkan ponselnya itu.

“eh gue aja yang pesen, sekalian traktiran”

“traktiran? Traktiran kenapa nih? Jangan bilang lo jadian sama si Raka?”

“ya..... begitulah” Fiola tersenyum malu.

“Emang lo kapan jadian sama Raka?”

“tadi malem” kekeh fiola.

Terikat Gelang TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang