BAB 1

1.8K 65 3
                                    


"Mata adalah jendela hati"

----------------------

Jakarta adalah kota dimana orang-orang berbondong dan saling berkompetisi untuk bisa bekerja di kota metropolitan tersebut. Meskipun risiko besar, namun hasil yang diperoleh pun tidak kalah besar dari kerja kerasnya.

Salah satunya yaitu Purnomo Corp, perusahaan terbesar yang banyak orang bersaing agar bisa diterima bekerja menjadi salah satu bagian dari perusahaan tersebut.  Perusahaan yang dipimpin oleh bos dengan memiliki wajah yang tampan, berwibawa dan sikap angkuhnya, walaupun begitu-- bos yang memimpin perusahaan Purnomo Corp juga terkenal dengan sifat royalnya, jika dari pegawainya bekerja dengan baik dan menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Aksarali Purnomo, nama pemilik perusahaan tersebut. Wajahnya yang kebulean, namun sebenarnya masih memiliki darah keturunan Jawa. 30 tahun namun belum juga memiliki pendamping hidup, hingga sang ibu merasa anak sulung laki-lakinya itu bukanlah pria yang normal. Puluhan kali sang ibu mencoba menjodohkan Aksa dengan anak teman-temannya, tidak satupun yang berhasil memikat hati batu milik putranya itu.

“Aksa! Apasih yang sebenarnya kamu lakuin sama sekretaris-sekretaris kamu sebelumnya? Tiap bulan kok ya, mama harus cari sekretaris baru!” Omel sang mama yang pagi ini bertandang di kantor pusat milik putranya itu.

Aksarali yang mendengar omelan setiap saat dari ibunya itu hanya mendesah pelan. “Ma, kerjaan mereka tuh nggak ada yang becus! Masak iya, bukannya bekerja malah godain aku mulu!” Keluhnya.

“Ya emang itu tujuan mama, Aksa! Selain mereka bantu kamu dalam bekerja, mereka emang mama suruh godain kamu, biar mama nggak curiga terus kalau kamu itu abnormal.” Keluar sudah kalimat yang selama ini ia pendam.

“Apa?! Jadi, ini semua memang rencana mama?” Tanya Aksarali tak habis pikir.

Rara-- sang ibu pin mengangguk tegas. “Iya, Aksa! Umur kamu itu udah kepala tiga, tapi kenapa sampai sekarang kamu belum ada niatan buat nikah. Kamu pikir, mama nggak pingin punya cucu juga, hah?!”

“Nanti Aksa cariin cucu buat mama.” Jawab Aksarali yang sukses membuat kedua mata sang ibu membelia.

“Apa katamu??”

“Ya cucu, mama minta cucu kan?” Rara mengangguk.

“Iyaudah, nanti Aksa cariin.”

“AKSAA!!!”

Aksarali menghela nafas, “Ma, bukan Aksa yang gak ingin nikah. Aksa juga pingin nikah dan punya anak, tapi-- kalau jodoh aja Aksa belum punya, Ya mau gimana lagi?”  Ujarnya lugas.

“Ya makanya itu, Aksa, kamu cari istri! Kan udah dari dulu mama ngingetin buat segera nikah, kamu aja yang bebel kalau dibilangin!" Cecar sang ibu.

“Mama pikir cari istri gampang apa? Aksa kan juga mau cari istri yang baik, yang beneran cinta sama Aksa dari hati, bukan karena Aksa tampan atau kaya.” Tukasnya.

Rara berdecih. “Cih, pede kamu, emang kamu tampan?” Ejeknya.

“Ya emang tampan. Keturunan Papa kok!”

“Ah udahlah. Pokoknya kamu buruan cari istri, mama nggak mau tau!”

“Iya.”

CRAZY BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang