BAB 5

1K 25 0
                                    

Warning 18++

---------------------------

"Kamu sexy, Mei!"

*******

Pagi menyingsing telah menggantikan malam yang telah berlalu. Meira pun juga sudah selesai prepare untuk berangkat ke kantor pagi ini, dan menyiapkan mental untuk godaan dari bos-nya yang tingkat kemesumannya semakin tinggi.

Meira menghela nafasnya, “Huh, oke Mei, awali pagi ini dengan senyuman. Abaikan godaan syaitoon yang bentar lagi menyapamu," ujarnya pada diri sendiri.

Selesai dengan ritualnya tiap pagi yang selalu menghirup udara pagi sebelum bepergian, Meira pun segera menaiki mobil miliknya yang berhasil ia beli dengan hasil jerih payahnya sendiri sejak 3 tahun lalu.

Sampai di Purnomo Corp, tempat dimana ia bekerja sekarang, Meira menyapa beberapa karyawan dan pegawai yang juga bekerja disana.

“Pagi mbak Meira,” sapa Tata yang merupakan resepsionis di kantor itu.

“Pagi Tata,” sapanya balik sembari tersenyum.

Lagi ia lihat tak jauh dirinya melangkah, terlihat sosok ketua HRD, “Pagi Mbak Din!” Sapa Meira, Mbak Dinda yang meminta Meira untuk memanggilnya seperti itu.

“Eh Mei, Pagi juga," sapa balik mbak Dinda.

“Duluan ya mbak,”

“Eh bentar, Mei!” Cegah mbak Dinda.

“Kenapa mbak?”

“Nanti malam, aku mau ngadain syukuran buat anakku yang pertama, kamu datang ya?” Ujar mbak Dinda bertanya pada Meira.

Nampak raut menyesal di wajah Meira, “Yah mbak, gimana ya, bukannya aku nggak mau, tapi-- pak bos nyuruh lembur hari ini.” Ujar Meira terdengar nada sesal di dalamnya.

Mbak Dinda pun mendesah pelan, “Yah, mau gimana lagi. Perintah pak bos gak boleh di tolak juga, bisa ngamuk dianya.” Ujarnya pelan diakhiri kikikan menyindir bosnya.

“Mbak Din tau sendirilah ya gimana pak bos.”

“I know, yaudah, semangat ya!"

“Iya mbak, semoga acaranya lancar ya.”

“Oke, yaudah aku duluan Mei.” Pamitnya.

“Siap mbak.”

Meira pun segera menaiki elevator menuju lantai dimana ruangannya berada.

Ting

Pintu elevator terbuka, dan Meira pun segera melangkah menuju ruangannya yang jadi satu dengan atasannya itu. Sampai di dalam tidak terlihat sama sekali batang hidung si bos mesumnya.

“Untung si bos belum dateng, bisa nyantai sebentar,” gumamnya setelah yakin si bos nya benar-benar belum hadir. Meira pun segera menuju ruangannya sendiri.

******

“Meira! Kesini bentar!” Panggil Aksarali.

CRAZY BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang