2: 𝙋𝙚𝙧𝙥𝙪𝙨𝙩𝙖𝙠𝙖𝙖𝙣.

146 38 10
                                    

rasanya sudah beberapa hari ini menjadi hari yang tidak beruntung bagi kala, pasalnya pelajaran yang tidak ia minati selalu saja memberikan tugas yang banyak, dan juga entah mengapa kala jadi semakin sering bertemu dengan kakak kelas yang ia sukai...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


rasanya sudah beberapa hari ini menjadi hari yang tidak beruntung bagi kala, pasalnya pelajaran yang tidak ia minati selalu saja memberikan tugas yang banyak, dan juga entah mengapa kala jadi semakin sering bertemu dengan kakak kelas yang ia sukai itu, akan tetapi setiap ia melihat wira, kala langsung berlari begitu saja.

kalau ditanya kenapa jawabannya selalu saja sama.

"aduh gue tuh gatahan liat orang ganteng, bawaannya pengen dipacarin, apalagi yang namanya kak wira, kan malu." setiap teman-temannya mendengar alasannya, mereka selalu saja mendengus sebal kepada kala, karna menurut mereka kala itu aneh.

kembali lagi disaat sekarang, kala merebahkan kepalanya ke permukaan meja dengan lelah, setelah berjuang dengan pelajaran kimia yang bahkan kala tidak paham sama sekali, kini ia harus berjuang mendengarkan biologi.

bintang melirik kala dengan malas, sahabatnya ini memang tidak ada takut nya dengan guru yang sedang mengajar, padahal hampir satu angkatan jurusan ipa, tahu kalau ibu dengan wajah keras nya itu sangat menyeramkan.

"kal fokus nanti lo ketahuan sama buk—"

' TAK!!' bunyi penggaris kayu panjang yang biasanya digunakan untuk menggaris ujung papan tulis itu seperti sedang dipukul ke meja, kala dan juga bintang terkejut dengan suara tersebut. ia melihat guru mereka yang sedang menatap kala dengan marah, ah sepertinya habis sudah kala dengan guru itu.

" kala septa adhatama, sedari tadi saya perhatikan kamu tidak menyimak pembelajaran saya ya?" kala dengan cepat duduk dengan tegap, ia hanya bisa menyengir sambil berujar minta maaf dengan pelan.

" maaf bu...saya anu-"

" apa anu anu? tidak ada alasan, kamu saya kasih hukuman, bawakan buku cetak dari perpustakan berjumlah sesuai dengan teman sekelas dan bawa kembali setelah pelajaran saya habis." kala menghela nafas lelah, menurut nya ini bukanlah hukuman, tapi mengeksploitasi murid. memang nya dikira ibu itu, membawa buku sebanyak itu tidak berat?

" sekarang bu?"

"tidak kala, dua ribu tahun lagi."

" oh baiklah bu-"

" YA SEKARANG, TAK SEMPROT INI KAMU PAKAI DISINVEKTAN LAMA-LAMA." ujar guru nya, teman sekelas kala seketika menahan tawa karna perilaku teman nya yang aneh, lagipula kala terlalu berani sekali berbicara seperti itu ke guru biologi mereka.

kala dengan sigap berjalan cepat menuju arah pintu kelas nya, namun berhenti disaat ia telah menggenggam ganggang pintu kelasnya, kala berbalik sambil menyengir kepada guru nya.

" mau tanya lagi bu.."

" APA LAGI??"

" ini saya sendiri ambil buku nya bu?"

" yaiyalah, emang nya kamu ada pasangan? kamu kan jomblo."

kelas itu langsung terdengar sangat hening, kala mendesis kesal dengar ucapan guru nya, yah memang benar sih tapi memang nya ia harus diberitahu seperti itu?

beberapa detik kemudian, tawa menggelegar seisi kelas pecah karna ucapan guru mereka tadi.

ia sudah sampai di perpustakan lantai tiga sekolah nya, memang sepertinya guru biologi itu ingin menyiksa kala, memang mudah membawa buku itu turun ke kelas nya yang berada di lantai satu, tapi bagaimana cara membawa buku itu kembali ke perpus nan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ia sudah sampai di perpustakan lantai tiga sekolah nya, memang sepertinya guru biologi itu ingin menyiksa kala, memang mudah membawa buku itu turun ke kelas nya yang berada di lantai satu, tapi bagaimana cara membawa buku itu kembali ke perpus nanti nya?

" ini mah kerja rodi namanya! sama kaya penyiksaan jepang ke rakyat indonesia dulu! " ia duduk sebentar sambil mengipasi wajah nya yang berkeringat, tanpa buku saja berat rasanya untuk naik ke atas, apalagi dengan buku?

" update twt dulu ah." ia mengeluarkan ponsel nya didalam saku celana nya, lalu mengetik sesuatu

sudah 2 menit berlalu, kala memilih untuk mematikan ponselnya lalu berjalan menuju rak buku biologi mereka yang sialnya berada di bagian paling atas, dirinya memang tinggi tetapi rasanya sangat malah untuk mengambil semua buku-buku itu.

" capek gue, mending dikehidupan selanjutnya jadi batu aja." keluh nya, kala berjinjit sedikit untuk menggapai buku pertama, namun sebelum tangannya sampai, buku itu sudah diambil duluan oleh seseorang yang berada dibelakangnya, ia berbalik dengan cepat karna penasaran dengan sosok tersebut.

tetapi setelah ia melihat sosok itu, kala mematung dengan pipi yang mulai memerah.

ya orang itu adalah wira, kakak kelas yang ia sukai, seseorang yang kala tak berani menatap wajahnya karna terlalu tampan, dan lagipula mereka tak sedekat itu untuk kala bisa sok akrab dengan wira, dan juga menurut kala, dekat dengan wira itu suatu keajaiban. soalnya fans dari kakak kelas nya itu sangat banyak, bahkan lintas sekolah.

" lo mau ambil buku ini kan dek? biar gue ikut bantuin deh-" wira berhenti sejenak, ia memperhatikan wajah adik kelas nya, sepertinya dirinya dan adik kelas itu pernah bertemu?

ah iya, adik kelas itu adalah laki-laki yang lari setelah ia duduk di meja kantin sekolah mereka.

" loh? lo yang di kantin kan dek? yang kabur? " jantung kala berdetak lebih kencang dari biasanya, nafas nya tersekat ia buru-buru mengambil beberapa buku yang tadi diambil oleh wira.

" emmm e-enggak tau! i-ini makasih kak daah!" setelah mengambil buku yang berada ditangan wira, ia langsung berlari menjauh dari laki-laki itu. bahkan ia tak sadar jika ponsel nya terjatuh, dan juga kala tak sengaja mengambil buku catatan wira.

sedangkan wira hanya terdiam bingung, ia ingat betul jika adik kelasnya itu sama dengan yang di kantin, pasalnya wajah manis berbentuk kelinci itu sangat mudah diingat oleh wira.

sedangkan wira hanya terdiam bingung, ia ingat betul jika adik kelasnya itu sama dengan yang di kantin, pasalnya wajah manis berbentuk kelinci itu sangat mudah diingat oleh wira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©prjvatelife.

wirakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang