- PROLOG -

148 17 0
                                    

Di halaman parkiran SMA 85 Jakarta Selatan , terdapat satu siswa Laki laki yg menjadi pusat perhatian para siswi wanita , Pria campuran Sunda-Betawi itu memanglah tampan. Ia memiliki komposisi yg nyaris sempurna , bola mata coklat , badan atletis nan tinggi , rambut yg sedikit kecoklatan serta tatapan dan pandangan mata yg tajam , sehingga ia selalu terlihat cool.

"Woyyy woyyyy dia lewat"

"Oh my fuckin god!!!! , Ganteng banget"

"Masa depan kuu!!!!!"

"Hai ka Ardann"

"ARDANN!!!!!!"

"Hallo Adan , good morning kyaaaaa"

Di sepanjang koridor kelas 11 MIPA , para siswi semakin histeris menyaksikan Pria itu berjalan di tengah koridor , dengan kedua tangan yg berada di saku celana nya , yg tak pernah melunturkan kesan cool

Pria itu mendapat banyak sapaan hangat dari siswa dan siswi yg berjejer di sepanjang koridor , tetap berjalan santai tanpa memperdulikan teriakan para siswi cacingan itu , hingga akhirnya ia berjalan berlawanan arah dengan seorang guru cantik , yg juga ikut serta menyapa nya.

"Pagi Ardantara"

"Juga Bu Ina" Sahut Pria berhoodie cream itu sangat sopan , di iringi teriakan histeris dari para siswi yg masih berada di sepanjang koridor kelas , belum puas menyaksikan Pria yg nyaris sempurna itu lewat.

ARDAN DIRGANTARA , adalah siswa laki-laki SMA 85 Jakarta Selatan yg menjadi idola dan mostwanted di sekolah ini. Sosok nya yg pintar dan sangat hemat bicara ini mempunyai daya tarik tersendiri , terutama untuk para siswi perempuan.

Tak sedikit dari mereka yg gagal mendapatkan hati seorang ARDANTARA , meski dari sebagian orang menyimpulkan bahwa orang yg cuek dan dingin adalah tipekal mahluk yg sangat menyebalkan dan susah untuk ajak bersosialisasi.

Namun semua itu justru sangat berbanding balik dengan sosok ARDANTARA , sikap dingin dan cuek nya itu justru malah menjadi daya pikat para kaum wanita , karena menurut mereka menaklukan hati si kutub adalah tantangan yg sangat menarik.

.

.

.

"Kau sudah berangkat ?" Tanya seorang Gadis cantik berbadan mungil , mendekat ke arah Ardan yg sudah duduk di bangku nya.

"Iya"

"Oh , apa kau sudah sarapan ?"

"Belum"

Gadis bername tag ZEVANYA AYULISTY itu , mengeluarkan satu kotak makan dari tas nya , berisi sandwich dengan isian daging yg kemudian ia berikan kepada Ardan

"Di makan Dan , Bunda ku yg menyiapkan nya"

"Thank Zev"

Ardan hanya melirik singkat ke arah kotak makan yg di berikan Zeva , lalu kembali melanjutkan kesibukan nya membaca buku KIMIA untuk persiapan ulangan nanti siang.

Zeva sangat perhatian kepada Ardan , bak sepasang kekasih. Terlebih , mereka berdua juga sama² pintar dan genius , bahkan banyak yg memberikan pendapat bahwa mereka berdua sangatlah cocok untuk menjadi sepasang kekasih.

"Sama sama" Zeva tersenyum manis menatap Ardan , namun respone yg ia dapat hanyalah lirikan singkat dari Ardan yg masih sibuk membaca buku nya.

"Yasudah , kalo begitu aku lanjut mengerjakan tugas dan sandwich nya jangan lupa kau makan"

"Hm"

Zeva hanya bisa mengubur dan menepis semua perasaan nya tentang Ardan , terlebih komentar positif dari sekitar yg beranggapan bahwa mereka seperti sepasang kekasih yg sangat cocok. Namun , Ia harus sadar dan menerima kenyataan bahwa status diri nya dan Ardan adalah seorang sahabat , tak lebih.

"Waah apa ini , padahal masih pagi loh tapi kalian berdua sudah rajin mengerjakan tugas saja" Ini Gilang , nama lengkap nya Gilang Alfiansyah. Dia sahabat sekaligus ade-adean dari Ardan , lelaki bercincin besi ini adalah cowok yg super bawel dan selalu menjadi pemecah suasana.

"Hey , kau ini tidak ada berubah nya ya !! Turunkan sedikit volume suaramu bodoh , telingaku sakit tau" Ini Raka , lelaki bertindik ini adalah salah satu cowok paling eksis dan sempat jadi most wanted , meski pada akhirnya tersingkirkan oleh Ardan.

"Idiott diamlah !!! , gara gara kalian game ku jadi kalah loh" Terakhir Arkan , nama panjang nya Arkaaaaaaaaaaan. Cowok pemberani dan sedikit bar bar ini mempunyai sedikit kelainan , di balik wajah tampan nya Arkan salah satu cogans yg jarang mandi.

"Ehh , kau buta ya ? Jelas² dia duluan yg mulai aku hanya bergurau dengan Ardan" Gilang membela diri , yg kemudian punggung nya di tepuk cukup keras oleh Raka.

PLAKK !!!!

"ARGGGHHHH!!!!!"

"Kau menyalahkan ku ? Bercerminlah sialan suara mu membuat gendang telinga ku hampir pecah" Sahut Raka tak mau kalah.

"Dasar bajingan gila , kau lihat ? Dia memukul punggung ku , hey sialan sekarang kau main fisik ya" Gilang berusaha mengadu pada Arkan , sambil memegang pundak nya yg sakit.

"Diamlah brengsek , kalian berdua sama aja" Arkan berusaha melerai mereka berdua. Tapi di sisi lain , Ardan hanya diam memasang earphone pada kedua telinga nya , tak menghiraukan perkataan ketiga teman bobrok nya itu , dan tetap focus membaca materi yg tertera di buku nya.

Dia memang seperti itu , ia tidak suka dengan kebisingan yg tak jelas , juga sesuatu hal yg menurut nya tidak penting. Maka tak heran bila Ardan hanya memiliki 4 orang sahabat saja , yaitu Zeva , Gilang , Raka dan Arkan.

Bagaimana tidak ? Ardan bersikap sangat dingin , dan hampir tak pernah bergaul dengan orang lain bahkan teman sekelas nya sekalipun , meski ada beberapa dari mereka yg mengajak nya berteman , tetap saja Ardan membanggakan sifat cuek nya itu dalam memilih teman.
Oleh karena itulah , tak mudah untuk menjadi sahabat atau teman dekat seorang ARDANTARA.

bahkan ia juga tak menyangka , akan bergabung dengan 4 seorang sahabat dengan komposisi yg nyaris sempurna dan kelainan masing².

- ARDANTARA -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang