"SEMUANYA KELUAR KE LAPANGAN CEPAT!!!"Suara nyaring guru olahraga di depan pintu kelas 11 MIPA² , yg membuat se isi kelas cukup ricuh , dan berlarian gugup ke arah lapangan.
"SEMUANYA SUDAH KUMPUL ?"
Guru Olahraga bernama Pak Damar itu , mulai mengabsen murid nya untuk memastikan tak ada yg tertinggal di dalam kelas.
"Sisa satu pak !!!" Raka menyahut cukup lantang.
"Siapa ?"
"ARDANTARA !!!" Teriakan kompak dari Raka , Arkan , Gilang dan murid lain nya.
Semua mata tertuju kepada Ardan yg berjalan santai menuju lapangan , lengkap dengan jarsey basket berwarna putih biru yg menempel di badan atletis nya.
Sebagian dari mereka berteriak histeris melihat kharisma Ardan yg sangat gagah dan tampan , berjalan santai dengan kedua tangan yg berada di saku celana basket nya , membuat penampilan nya terkesan sangat cool dan penuh kharismatik.
"Maaf pak , saya dari toilet" ujar nya , mendekat ke arah kerumunan siswa , kemudian berbaris di depan Sabita dan bersebelahan dengan Zeva.
"Baiklah baiklah , lain kali tepat waktu ya"
"Hm"
Ardan sengaja mengambil posisi yg bersebelahan dengan Zeva , belum jelas alasanya. Tetapi , yg banyak orang tau , Ardan memang merasanya nyaman bila di dekat Zeva , ia tak bisa bila berjauhan dengan Zeva , bahkan tempat duduk nya di kelas saja harus beresebelahan atau berdekatan dengan seorang ZEVANYA AYULISTY
"Ardan , apa kau sudah menghabiskan sandwich nya ?" Zeva berbisik , mengajak Ardan mengobrol.
"Hm , thank's Zev"
"Syukurlah jika kau suka"
" . . . . "
Lagi² , respone yg diterima Zeva hanyalah sikap dingin dari Ardan. Entah kenapa kali ini Zeva merasa sedikit sakit hati , sebab saat ia ajak berbicara tadi , Ardan hanya menjawab singkat tanpa menoleh ke arah nya.
Sabita sempat melihat perbincangan singkat antara Zeva dan Ardan , lalu. "Kau hebat ya , bisa sedekat itu dengan Ardan"
"Maksud nya ?" Zeva tak paham dengan perkataan teman sekelas nya ini , yg bernama lengkap SABITA DWI LINETTA.
"Ya kau hebat , bisa jadi the fav girl nya kutub selatan itu" Sahut Sabita , berusaha menjelaskan maksud dari perkataan nya tadi.
"Fav girl's ? He is mine ? Imposible rigth ?!!"
Zeva hanya tersenyum dan bergumam dalam hati , ia berusaha menepis dan mengubur semua perasaan nya yg berhubngan tentang Ardan. Ia terjebak Friendzone , namun kenapa ia tak terus terang saja mengungkap kan perasaan nya pada Ardan ? atau ia takut Ardan akan menolak cinta nya karena status mereka hanyalah sahabat ? Tak lebih.
"HEYYY YG DI BELAKANG JANGAN NGOBROL SENDIRI !!! , HARGAI SAYA !!"
"Aduh orang tua sialan. Telinga nya tajam juga yah , padahal aku hanya berbisik loh" Ketus Sabita , memutarkan bola matanya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
- ARDANTARA -
Roman pour Adolescents"GUE GAK BISA DI DAPETIN DENGAN MUDAH , KECUALI LO SERIUS AKAN HAL ITU ( cinta )" -Ardan Dirgantara. "Dan , lo tuh ibarat langit dan gua ibarat bumi , terus takdir di tengah² nya ... apa mungkin gua harus menaklukan takdir agar bisa menyatukan lang...