Scene 2.1. Adagio

36 7 67
                                    

Adagio refers to slow movement, typically performed with the greatest amount of grace and fluidity than other movements of dance. (26)

SEPATU itu berwarna hitam legam, dengan permukaan yang sedikit mengkilat dan terlihat elegan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEPATU itu berwarna hitam legam, dengan permukaan yang sedikit mengkilat dan terlihat elegan. Tanpa perlu menyentuhnya, Akira tahu sepatu itu pasti berkualitas sangat baik dan harganya mahal. Namun, laki-laki itu menahan diri untuk tidak tergoda menyentuhnya dan mengabaikan benda yang terpampang manis di meja makan itu. Dia bahkan mencoba untuk tidak meliriknya dan memilih untuk terus menuangkan sup miso dari panci ke mangkuknya. Kemudian dia lanjut mengambilkan nasi dari rice cooker dan menyerahkannya pada Shinji yang menggumamkan ucapan terima kasih. Semua dia lakukan dalam diam.

"Kau masih marah?" Tiba-tiba saja pertanyaan itu terucap dari mulut Shinji.

Akira tak menjawab. Dia hanya berpura-pura menyeruput sup miso sebagai alasan untuk tidak menjawab ayahnya.

"Kau marah karena kuminta mengikuti seleksi kemarin?"

"...."

"Memangnya apa salahku?" Kali ini nada suara Shinji terdengar merajuk. Seperti anak kecil yang menanyakan kesalahan yang telah dia perbuat.

"...."

"Hey, Nak. Aku hanya memintamu untuk ikut seleksi, kan? Aku tidak salah, dan aku tidak bohong!"

"Kau menjebakku!" tuduh Akira kesal.

"Aku menjebakmu?" ulang Shinji. Ada keheranan yang terasa dibuat-buat dalam nada bicaranya itu. Jelas sekali kalau dia tengah memainkan permainan berpura-pura yang sangat buruk. "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

Jawaban itu membuat Akira mendengus marah dan lanjut menyantap sarapan yang baru dia siapkan dalam diam. Dia kesal sekali. Saat mengikuti seleksi kemarin, semua terasa biasa saja. Seleksinya berjalan lancar dan mendapat pujian dari para juri. Dia baru merasa ada keanehan saat tak sengaja mendengar Midori berkata pada Shinji di ruangan ayahnya, saat proses seleksi sudah selesai dilakukan.

"Akira-kun memang luar biasa," kata Midori. "Kau benar, dia baru akan mengikuti seleksi kalau kau memintanya. Dia betul-betul menyayangimu, Shinji."

Saat itu Akira sadar kalau ayahnya sengaja menjebaknya untuk mengikuti seleksi. Setelah dia pikir baik-baik, bisa jadi Shinji sengaja meninggalkan bekalnya di apato, kemudian meminta Akira mengantarkannya ke Hanayuki. Mengingat karakter Shinji yang pantang menyerah sebelum mendapat keinginannya, hal itu mungkin saja terjadi. Dan, setelah Akira pikir lagi dengan kepala jernih, bisa saja adegan kemarahan Midori yang mengancam akan memecat Shinji itu hanya pura-pura saja. Bukankah Shinji berpesan pada Asaka supaya Akira langsung menuju ke ruangannya? Dengan kata lain, semua yang terjadi kemarin sudah diatur oleh Shinji. Menyebalkan!

"Aku tak mengerti kenapa kau marah," komentar Shinji sambil menyeruput misonya. Nada suaranya terdengar seperti tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa. "Seleksimu kemarin berjalan baik. Kau mendapat pujian dari semua yang hadir. Lantas, apa masalahmu?"

Sapporo Story: Last KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang