Cerpen 2 | Indifferent

1.1K 61 11
                                    

Setelah menimbang-nimbang akhir nya aku memutuskan work ini menjadi kumpulan cerpen Jungkook aja.

           

           

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


         Dia bilang aku bukan tipe nya.
Aku tahu dan menyadari itu, aku hanya adik kelas yang menyukai kakak kelas ku sendiri, walau ribuan makian, hinaan yang ia lontarkan dan bodoh nya aku masi tetap mencintai nya.

Satu tahun lalu, tepat pada musim gugur dengan daun maple merah yang berserak riuh di tanah yang kering, aku menatap nya dari kejauhan di sebuah bangku kayu duduk sambil memegang buku yang berjudul by a lady karya Jane Austin. Aku anak kelas 10 yang belum memiliki banyak teman, penampilan ku juga terlihat biasa-biasa saja jauh dari kata cantik walau nenek ku selalu mengatakan aku sangat cantik seperti Dewi Aphrodite, berlebihan tapi aku tahu nenek hanya ingin membuat ku tidak merasa rendah.

Dari kejauhan aku bisa melihat bagaimana ia tertawa bahagia atas lelucon yang kawan-kawan nya lakukan walau harus bertingkah memalukan diri. Satu hal yang membuat ku sesak saat kue donat dengan toping keju dan coklat yang kuberikan lima belas menit yang lalu pada nya justru ia berikan pada teman-teman nya dan bahkan ia tidak menyentuh satu pun dan hanya melihat teman-teman nya yang lahap memakan pemberian ku yang semula untuk nya.

Itu yang pertama, tapi aku tidak jera hingga kini pun ketika aku menginjak kelas sebelas, aku tetap memberi nya cemilan walau selalu begitu, bahkan terang-terangan ia membuang ke tong sampah di depan ku lalu menatap ku tidak suka dan aku hanya mampu tersenyum getir dengan hati yang terasa teriris sembilu.

Memang betul ya cinta itu membuat orang idiot dan tolol dan aku merasakan itu walau sekalipun aku tidak di anggap ada di kehidupan nya, aku tahu aku hanya orang miskin yang tinggal dengan nenek ku di flat kecil sementara kedua orang tua ku sudah berpisah dan ibuku menikah lagi dengan orang kaya walaupun begitu ibu ku selalu menanyakan kabar ku hingga memberiku uang untuk keperluan, sementara ayah ku yang aku tidak tahu keberadaannya.

Sementara Jungkook dia laki-laki kaya raya dari keluarga terpandang dan famous di sekolah ini, wajar saja aku hanya seperti kumpulan debu yang selalu ingin ia singkirkan.

Setelah apa yang ia lakukan dan aku peroleh, akhir nya aku menyerah dengan perasaan ku sendiri walau aku tahu rasa itu masi tetap ada namun semua itu berubah ketika nenek ku berkata cinta itu saling berjuang, cinta tak memandang apapun dan cinta saling menghargai dan melengkapi, serasa di tampar kenyataan aku memang setolol itu selama ini memperjuangkan orang yang sama sekali tidak menginginkan ku.

Pagi ini dengan matahari yang samar-samar berada di balik awan pekat yang siap menurunkan percikan air aku dengan satu kotak kecil di tangan ku berjalan dengan seuntai senyuman di kala aku melihat punggung lebar lelaki yang selalu mengabaikan ku itu juga berjalan menyusuri lorong sekolah tanpa menghiraukan ku yang ada di belakang nya.

"Kak Jung" aku memanggil nya cukup pelan ketika berada di lorong menuju kelasnya, ini masi pagi bahkan siswa dan siswi belum banyak yang berdatangan hanya ada beberapa yang melintas melewati kami.

Kumpulan Cerpen | JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang