02. Gadis menyebalkan

227 24 3
                                    

Happy reading

~••~

"Hey Boruto tunggu aku!" teriak Sarada yang masih mengejar Boruto.
Boruto lantas membalikan badan ia nampak marah atas kejadian tadi. "Sudah puas kau membuatku malu di depan teman-temanmu seperti tadi, hah!"

Sarada menggenggam tangan Boruto dan mencoba untuk meminta maaf. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk mempermalukanmu tadi."

"Terserah kaulah." Boruto menepiskan lengannya dan hendak meninggalkannya.
"Hey kau mau kemana?" tahan Sarada sambil menggenggam tangannya kembali.
"Maumu apa sih sebenarnya?" tanya Boruto yang masih nampak kesal
"Aku mau kau jadi temanku," jawab Sarada membuat Boruto berdecak pelan.

"Jangan harap hal itu terjadi," ucapnya sambil meninggalkan Sarada begitu saja.
"Hey apa salahnya kalau kita berteman. Hey!" teriak Sarada.
"Huhh walaupun kau menolaknya, tapi aku takkan menyerah begitu saja. Bukan Sarada Uchiha kalau menyerah begitu saja," gumam Sarada sambil menyeringai.

Saat jam pulang sekolah tiba tiba ada seorang murid yang memberinya surat.

"Ini untukmu," ujar seorang murid yang memberikan surat.

"Siap--"
Baru saja ia ingin menanyakan siapa yang memberinya murid tersebut sudah pergi jauh.
Boruto pun langsung menbukanya dan isi surat itu hanya sebuah kalimat yang bertuliskan 'jadilah temanku,' dan Boruto tahu betul siapa yang orangnya.

"Tidak salah lagi, ini pasti perbuatan dia," gumam Boruto.

Tidak sampai situ.
Saat Boruto duduk di bangkunya ada kertas kecil yang bertulikan 'jadilah temanku,' Ia pun langsung membuang kertas tersebut.

Saat pelajaran selesai ia berniat untuk membaca buku, akan tetapi ada selembar kertas yang sama seperti sebelumnya.
Boruto yang mengetahuinya itu hanya bisa menghela nafas.

Dan lagi-lagi saat Boruto ke toilet terdapat sebuah note yang berisikan kalimat yang sama seperti sebelumnya tertempel di kaca wastafel.
Bahkan di majalah dinding sekolah pun terpampang jelas tulisan 'jadilah temanku', sampai-sampai membuat Boruto dipanggil oleh guru kedisplinan.

Hari ini Ia benar-benar mengalami hal menyebalkan sampai-sampai harus berurusan dengan guru kedisplinan, Boruto  berniat mengambil sepatunya yang berada di loker. Kebetulan sudah waktunya pulang, namun saat Boruto membuka lokernya dan tiba-tiba terdapat banyak sekali kertas-kertas berjatuhan yang bertuliskan 'kumohon jadilah teman ku :)'

Boruto yang sedari tadi sudah kesal dan geram dengan kertas-kertas tersebut ia langsung meremasnya dan berniat untuk menemui sang pelaku.
"Sarada!" Geram Boruto sambil meremas salah satu kertas tersebut.

Sedangkan di lain tempat Sarada tertawa seakan tidak merasa bersalah dengan apa yang dibuatnya.

Setelah dia mengalami kejadian yang menurutnya sangat mengesalkan, Boruto berniat untuk tidak mengacuhkannya sampai Sarada lelah dengan sendirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dia mengalami kejadian yang menurutnya sangat mengesalkan, Boruto berniat untuk tidak mengacuhkannya sampai Sarada lelah dengan sendirinya.
Sedangkan Sarada? Ia tanpa lelah ia menulis surat untuk Boruto. Meski Boruto langsung membuangnya begitu saja surat tersebut tanpa ia buka, karna ia tahu isi surat itu tidak jauh dari yang kemarin.

"Sepertinya cara ini sudah tidak berguna lagi," ucap Sarada yang sedang mengintip Boruto dibalik dinding.

Saat pulang sekolah Sarada kembali membuat keributan dengan berdiri di tengah lapang sambil berteriak kencang. Sontak itu membuat perhatian para murid-murid disana.

"Boruto!" teriak Sarada memperdulikan murid-murid yang memperhatikannya
"Boruto kumohon kau untuk menjadi temanku!" teriak Sarada kembali.
Boruto yang mendengarnya langsung memasang earpods ke telinganya dan menyetel lagu sekencang mungkin supaya tidak mendengar teriakan Sarada, ia lantas pergi tanpa menghiraukan teriakan Sarada.

"Hey Boruto kau dengar tidak!" Teriak Sarada.
"Huhh sepertinya cara ini juga tidak berhasil, dan cara ini malah membuat tenggorokan ku sakit," ucap Sarada dan pergi meninggalkan sekolah.

Di jalanan umum terlihat Sarada yang tengah menunggu dipinggir jalan sambil membawa pengeras suara dan juga sebuah papan yang bertuliskan kalimat yang sama dengan surat sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di jalanan umum terlihat Sarada yang tengah menunggu dipinggir jalan sambil membawa pengeras suara dan juga sebuah papan yang bertuliskan kalimat yang sama dengan surat sebelumnya. 'jadilah temanku.'
Saat dia melihat Boruto yang lewat, Sarada langsung berteriak dengan pengeras suara ditangannya.

"Hey Boruto!" teriak Sarada dengan pengeras suaranya dan membuat semua orang yang disana beralih pandangannya ke Sarada.
"Hey pria bersurai kuning disana. Kau pasti mendengarku. Jadi kumohon untuk jadikan aku temanmu!" teriak Sarada sambil menunjuk kearah Boruto.

Orang-orang yang berada disana langsung melihat ke arah Boruto yang sedang berdiri di lampu merah.
"Memalukan sekali," batin Boruto dan sebisa mungkin untuk tetap mengabaikan Sarada.
"Ohh jadi dia pria yang bernama Boruto," ucap seseorang.

"Tapi sepertinya mengabaikan temannya itu."

"Dia terlihat sangat tidak memperdulikannya. Mengapa dia ingin menjadi temannya."

"Entahlah, dasar anak muda jaman sekarang." ucap orang orang yang berada disekitar.

"Hoy Boruto, dengarkan aku!" Teriak Sarada yang mulai lelah.
"BORUTO!" Teriak Sarada yang membuat petugas keamanan datang dan Sarada langsung lari dari petugas tersebut.

Sedangkan Boruto? Dia hanya berjalan dengan santai sambil mendengarkan musik tanpa menghiraukan orang-orang sekitarnya.

~••~

"Hahh, Boruto kenapa kau malah mengabaikanku begitu saja," ucap Sarada yang terengah-engah setelah lari dari kejaran petugas.
"Sepertinya tidak ada cara lain untuk menaklukanmu Boruto," guman Sarada.

Keesokanya Sarada menghampiri Boruto yang tengah membaca buku.
"Boruto." Belum sempat dia duduk di sampingnya dia langsung beranjak pergi meninggalkan Sarada.
"Boruto apa kau marah padaku?" Tanya Sarada sambil mencengkeram tangan Boruto.

"Kau tiba-tiba datang entah darimana lalu menganggu kehidupanku, dan kau masih bertanya 'apa kau marah padaku?' Jawabannya, ya aku sangat-sangat marah padamu atas semua perbuatanmu." Boruto melepaskan cengkeraman Sarada dengan kasar. Ia tidak menyangka kalau Boruto akan marah seperti itu.

"Agrhhh, apa yang kau lakukan Saradaa! Tentu saja dia marah karena kelakuanmu yg melebihi batas. Dan orang mana yang tidak merasa risih karena kelakuan mu itu," gerutu Sarada yang menyadari kelakuannya yang terlalu berlebihan.

"Aaaa bodoh, bodoh sekali kau Sarada," rancau Sarada sambil menepuk-nepuk pelan pipinya.
"Selanjutnya apa yang harus ku lakukan untuk meminta maaf kepadanya?" Gumam Sarada yang sedang memikirkan cara supaya Boruto bisa memaafkannya. Karna secara tidak langsung kesempatan untuk menjadi temannya berkurang karena kelakuan Sarada sendiri.

"Ah sudahlah, lebih baik sekarang beri dia jarak terlebih dahulu sambil memikirkan cara supaya boruto mau memaafkanku dan juga mau berteman denganku," sambungnya sambil pergi meninggalkan tempat itu.

~••~

To be continued

Entah kenapa chap 2 ini gak bisa tembus 1k kek yang lain gitu. Tapi gapapa lah ya, segini juga lumayan.
Btw di chap ini Sarada dibikin kayak prik gitu. Anjirlah•́  ‿ ,•̀

Jangan lupa vote banh:)


365 Days With You | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang