Hallo
Regan Aquila kembali menyapa kalian..Selamat membaca
Maaf jika banyak typo berserakan ya🫂
" Pegangin yang kenceng bang " kata Rain semangat.
" Aarrhh sialan, lepas " geram Regan
Tangan dan kakinya di pegangi oleh kedua adiknya, Rain memaksa untuk membantu memasangkan salep di punggungnya. Anak itu benar-benar suka menyiksa Regan, padahal abangnya sudah menjalani hukuman cambuk untuk menebus dosanya.
"Astaga kalian apa-apaan, lepasin bang Regan sekarang!" amuk Renatha
Ibu hamil itu sudah lelah melihat tingkah kedua anaknya yang suka keterlaluan menyiksa Regan. Ia mengambil alih salep yang Rain pegang lalu mengoles pada punggung putranya pelan. Setiap kali melihat luka-luka di punggung Regan membuat hati Renatha tercubit sakit.
" Bang besok kamu ajak Aquila ke butik ya, bunda udah siapin gaun buat pernikahan kalian " Renatha beranjak hendak meninggalkan kamar putranya
Tak lupa ia menyeret Revan dan Rain yang masih berada disana, Regan butuh banyak istirahat jadi ia harus menjaga putra sulungnya agar tidak di ganggu oleh dua adiknya. Apalagi sekarang Regan sangat sibuk karena urusan kantor, dia belajar semuanya dari nol bersama Ayah dan kedua kakeknya untuk mengurus perusahaan.
Setiap hari Regan pergi rumah Aquila untuk menyapa calon istri dan calon anaknya, lalu berangkat ke kantor. Hubungannya dengan Andre juga baik setelah pertemuan keluarga beberapa hari yang lalu. Sebentar lagi ia akan menikah dan meninggalkan keluarganya, memulai hidup baru bersama istrinya. Waktu terasa sangat cepat, pasalnya ia baru saja merasakan kasih sayang ayahnya tapi sebentar lagi ia akan merasakan menjadi seorang Ayah. Setelah membayangkan bagaimana dirinya dan Aquila nanti setelah menikah, Regan kembali meraih berkas-berkas yang harus ia kerjakan. Ia kembali duduk bersandar pada kepala ranjang sambil memangku laptop.
Di depan pintu kamar Regan, berdiri dua adiknya dengan wajah kesal, mereka mendobrak pintu kamar kakaknya hingga jebol. Terlihat Regan mulai jengkel melihat kelakuan kedua adiknya, dia pun beranjak menghampiri dua saudaranya dengan wajah datar. Aura dingin mulai keluar membuat Revan dan Rain menciut, Regan jika sudah kesal pasti akan terjadi masalah besar. Tanpa basa-basi tangan kekarnya menarik lengan kedua adiknya dan di banting ke ranjang secara bersaman. Lalu ia ikut tidur di ranjang memeluk kedua adiknya erat.
" Kalian gak capek nyiksa gue terus? Pasang salep kasar banget, suka mukul punggung gue dengan sengaja, merintah ini itu pas gue pulang kerja padahal kalian tau gue capek. Apa kalian belum bisa maafin gue karena hamilin Aquila? " Pertanyaan Regan terlihat tenang tapi terdengar dingin
Revan maupun Rain diam, tidak berani membuka suara karena sikap dingin Regan muncul lagi. Mereka memang salah karena terlalu menyiksa Regan yang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Tapi mereka tidak bisa berhenti melakukan itu karena sebuah alasan yang tidak bisa di katakan.
" Sebenernya kita tuh cemburu bang " akhirnya Rain membuka suara
Regan mengangkat sebelah alisnya mendengar pengakuan dari adik bungsunya yang tiba-tiba mengatakan cemburu. Apa yang membuat mereka cemburu padahal selama ini ia selalu memprioritaskan keluarga dibanding dirinya sendiri.
" Kita tuh cemburu karena lo lebih banyak memperhatikan Aqua- "
Plak
Sebuah geplakan dari Regan mendarat sempurna di kepala Revan, membuat perkataannya terhenti seketika. Salah bicara soal Aquila memang membuat dirinya terancam sekarang, Regan sangat sensitif jika menyangkut Aquila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regan dan Cintanya [END]
Romansa"Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Renatha menatap Aquila dengan tatapan dat...