Bagian 9

1 0 0
                                    

           Setelah Deva selesai menscan ID Cardnya, dia masuk ke dalam menara dungeon, dari luar tampak seperti pintu pada umumnya dan saat masuk ke dalam pintu menara, secara otomatis akan diteleport ke tempat tujuan. Perbedaan dungeon menara dan retakan yaitu saat berkontribusi di dalam menara dungeon, secara otomatis akan muncul seberapa jauh lantai yang di masuki, angka tersebut akan keluar atau muncul di plat IDCard hunter, sedangkan retakan tidak seperti menara dungeon, karena saat dungeon selesai di bersihkan otomatis akan langsung menghilang. Aku ditransfer ke dalam menara dungeon lantai 1. Saat diluar bagian menara terlihat tidak terlalu luas ataupun diameter bangunan tidak terlalu besar, tapi saat aku berada di lantai 1 ruangannya cukup luas dan lebar, dan bentuknya memanjang. Setelah aku sampai, aku mulai berjalan menyusuri ruangan ini, ruangannya terang dengan dekorasi yang sederhana tapi terlihat mewah dengan lampu yang menempel di dinding dungeon. *tak *tak *tak *tak, aku mendengar suara langkah kaki, aku mendekat ke arah suara tersebut, dengan memakai pedang tingkat rendah aku mempersiapkan diri menghadapi musuh. Di ruangan lantai 1 monster yang muncul adalah skeleton, mereka muncul secara bergerombol. Sekumpulan skeleton muncul di hadapanku, aku melangkah maju menerjang setiap skeleton *krak suara yang dihasilkan dari pedangku yang menghantam tulang belulang tersebut.
"Sysi itu-?" (Deva)
[menjawab master, iya master, itu adalah inti dari skeleton!].
Ada beberapa skeleton yang memiliki inti dan adapula yang tidak memilikinya, tepat di dada sebelah kiri ada titik berwarna merah darah itu adalah inti monster atau bisa disebut juga jantung monster. Ini cukup mengerikan bagi orang awam sepertiku, tidak, aku bukan orang awam lagi, yah ini sebenarnya cukup mengerikan, dengan badan yang hanya tulang, tapi di dadanya masih ada jantung atau inti yang masih menempel. Saat melawan skeleton tanpa inti cukup memukul secara acak atau random dan skeleton tersebut akan hancur seketika, tapi jika skeleton memiliki inti di dadanya, kita harus menusuk inti tersebut agar monsternya tidak bergerak lagi. Pada umumnya inti monster seharusnya menjadi titik lemah untuk mereka, tapi terkadang para hunter sulit menjangkau area dada karena terlindungi oleh tangan atau armor mereka, jadi tidak harus tepat mengenai dada, asalkan bisa melawan monsternya dan monsternya mati itu sudah cukup. Biasanya saat bersama kelompok atau party, para hunter akan menargetkan leher ataupun kaki monster, menurutku itu juga hal yang fatal untuk monster. Pertama hanya ada 5 sampai 6 skeleton, tapi semakin jauh ke dalam, semakin banyak skeleton yang keluar. Ruangan menara dungeon selain luas yaitu memanjang, beberapa monster ada yang keluar dari tanah dan adapula yang keluar dari dinding. *srraaash, pedangku menebas para skeleton, sambil melawan skeleton, aku juga memungut inti yang jatuh, inti dari monster ini yang nantinya bisa ditukarkan dengan uang tentunya. Lantai 1 masih terlalu mudah, tidak lama setelah aku mulai, aku sudah tepat berada di depan bos lantai 1 yaitu skeleton yang lumayan besar dan tinggi. Aku berhadapan 1 vs 1, warna merah yang ada di dada bos skeleton mencuri pandanganku, warnanya cukup cantik dan menggoda. Aku berlari ke arah bosnya, untukku, sebenarnya level 1 ku tidak bisa disebut level 1, karena aku bisa bergerak dengan cepat dan respon terhadap serangan lumayan sensitif. *clang, aku menyerang kaki skeleton dan bos skeleton mulai mengaum dengan keras, suaranya memenuhi seluruh ruangan dungeon.
[ master, lebih baik jangan terlalu lama bermain, karena untuk master ini adalah lawan yang sangat mudah!]
" ah Sysi, yah aku lumayan cukup menikmati sensasi ini. Biasanya aku hanya dipukul monster, tapi sekarang aku bisa bergerak dengan cepat dan memukul balik monsternya!" (Deva), aku melakukan sedikit posisi kuda-kuda, " baiklah akan aku akhiri dengan cepat!", lanjutku.
Aku dengan posisi kuda-kuda mengatur kekuatan di dalam tubuhku, dengan mengatur nafas secara perlahan, *kreet, aku menggenggam pedangku dengan erat, aku berlari dan berhenti seper sekian detik untuk mengambil persiapan untuk meloncat * wuuusssh, aku berada di udara tepat di depan dada bos skeleton, tanpa basa basi aku langsung menerjang dada bosnya, *kraaak, seketika dada bos skeleton langsung  hancur.
[ding, level anda naik 4x]
"akhirnya, akhirnya aku naik level juga!" (Deva)
[selamat master!]
"terimakasih Sysi!" (Deva).
seluruh ruangan dipenuhi tulang belulang yang sudah hancur, aku mengambil inti dari bos monster. Di tempat bos yang sudah mati, muncul lingkaran sihir yang lumayan besar, aku tepat berada di tengah-tengah lingkaran sihir ini. *wuuush, lingkaran mulai bersinar dan seketika aku sudah berada di lantai 2.
Di lantai 2 lingkungannya berupa hutan, aku mulai melangkah menyusuri tempat ini, dengan penuh percaya diri aku melangkah maju. Melihat sekitar area pandangku untuk berjaga jaga dari sergapan monster yang haus darah. Untuk sebuah menara bisa membuat tempat seperti ini, itu sungguh misterius bukan?, pikirku. Lumayan jauh aku melangkah, aku belum menemukan satu monster pun, hanya pohon pohon yang tinggi dan rindang serta semak-semak yang lumayan tinggi.
"Sysi, apakah kamu juga bisa mendeteteksi tanaman yang bermanfaat, seperti herbal misalnya?" (Deva)
[menjawab master, maaf master, tidak ada fitur tersebut di dalam sistem. Sistem hanya sensitif terhadap barang atau benda yang berbau mana!]
" begitu- lalu, apakah disini ada benda seperti yang kamu katakan? " (Deva)
[menjawab master, sejauh ini tidak ada hal seperti itu master!].
"hmm, kalau begitu, kita hanya harus melanjutkan petualangan ini, siapa tahu nanti ada item khusus!" (Deva).
Saat pertama kali sampai di lantai 2, yang aku lihat adalah tanah yang terbuka, maksudnya tidak ada semak semak yang menutupi, seakan akan ini adalah jalan yang sudah dipersiapkan untuk dilewati dan di sekelilingnya pohon besar dan semak semak. Karena aku berjalan lumayan lama dan tidak ada monster yang terlihat, aku mencoba memasuki semak belukar. Ini benar-benar terlihat layaknya hutan yang ada di bumi, hanya saja yang membedakannya tidak ada satupun suara burung yang bisa terdengar, suasananya sunyi layaknya seperti hutan kematian.   Masih ada cahaya yang memasuki hutan melalui celah celah pohon, aku berjalan menyusuri hutan ini. Aku tidak tahu monster apa yang akan aku temui di lantai 2 ini, saat aku sedang fokus akan penyusuranku, aku mendengar suara semak semak bergerak *srrek *sreek. Seketika aku langsung berada di sikap siap bertempur, semak semak yang aku lihat masih bergerak. Aku melihatnya dengan posisi pedang ditanganku, setelah beberapa menit bergerak, tiba-tiba saja pergerakan yang terjadi di dalam semak semak berhenti. Dengan perlahan aku mendekati area tersebut, pelan aku berjalan dengan posisi pedang siap menebas musuh. Saat aku berada 2 meter  dari semak semak tersebut, satu monster warna hijau melompat ke arahku, dengan reflek yang tiba-tiba aku langsung menebas tubuh monster tersebut menjadi 2.
"ini bukannya goblin?!" (Deva), aku mencoba membelah dadanya dan memeriksa apakah ada inti monster atau tidak. "sial, tidak ada intinya!". Aku melangkah maju lagi, semakin ke dalam, semakin banyak goblin yang aku temui, mulai dari 1 goblin, 3, hingga puluhan goblin dan mereka bergerombol untuk mengepung mangsanya. Dengan berlari, aku mengayunkan pedangku ke semua goblin yang ada di depanku, *srrash, darah bercucuran dan menggenang di tanah *kiieuk, suaranya muncul dan terdengar seperti mereka sedang meminta bantuan.    Deva menebas seluruh goblin yang dia lihat, dengan wajah bringas, Deva menebas mangsanya dengan tersenyum, satu gerombolan selesai dibantai, satu gerombolan mendatangi Deva lagi, ini tidak bisa lagi disebut perburuan tapi lebih tepatnya pembantaian. Suara memekik terdengar hingga memenuhi hutan, tidak butuh waktu lama bagi Deva untuk membantai monster lemah seperti goblin. Setelah selesai dengan anak buahnya muncul bos goblin dari gua yang ada di depan Deva.
"apakah itu hobgoblin?, atau orc?!" tuturnya. Berlari dengan kecepatan tinggi *slash, sekali tebasan monster terbelah menjadi 2 bagian, darah bercucuran ke udara, setiap darah yang terbang ke udara menciprat ke baju Deva. Dengan muka berwarna merah Deva tersenyum.
" ahh, sungguh melegakan!" (Deva)
[*ding, selamat anda naik level 2x]
"Sysi, kenapa naiknya begitu sedikit?" (Deva)
[menjawab master, semakin tinggi level master, semakin sulit monster yang harus master hadapi agar kenaikan level berjalan dengan lancar!]
"begitu?!" (Deva)
[menjawab master, iya master!]. Aku mengambil inti dari bos goblin yang telah aku bunuh, 'ini membosankan!', pikirku. Sama seperti di lantai 1,saat aku sudah membunuh bosnya keluar lingkaran sihir di bawahku, ini sihir yang sama seperti yang ada di lantai 1. Dari goblin yang aku bunuh, hanya beberapa yang memiliki inti, sisanya kosong, tidak banyak panen yang aku dapatkan dari membunuh monster lemah seperti goblin. Goblin dikatakan kuat jika mereka bergerombol, jika hanya satu goblin, goblin tersebut terlihat seperti semut. Jika bergerombol, mereka bisa membunuh mangsanya dengan mengepung mangsanya di berbagai arah. Aku tidak tahu apakah benar atau tidak, ada rumor mengatakan, jika mangsa yang goblin tangkap adalah perempuan, mereka akan memperkosa perempuan tersebut hingga hamil dan di mata goblin, wanita hanya sebagai tempat membuat anak. Pertumbuhan dari monster bergerombol ini sangat cepat jika dibandingkan dengan yang lain, jika saat ini ada wanita yang tertangkap dan dijadikan ternak oleh goblin, dalam satu minggu perut sudah membesar, dalam satu minggu berikutnya goblin baru akan lahir dan dalam waktu satu bulan, ukuran goblin sebesar anak manusia berumur 6 tahun dan kemampuan monster ini hanya bergerombol atau memiliki koloni yang sangat banyak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dragon's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang