"akhirnya kita sampai juga di ruangan bos!" (Hari).
"bukankah ini sedikit aneh?!" (Sinta)
"apa maksud dari kata aneh tersebut?" (Dion)
"iya, apa maksud dari perkataanmu?!" (Alan)
"bagaimana bisa dungeon dengan level rendah seperti ini, ada ruangan bos yang begitu mewah?,bukankah ini aneh!" (Sinta)
"berapa lama kamu menjadi hunter?,untuk masalah sepele seperti ini saja kamu begitu terkejut!" (Rian)
"tapi...." (Sinta)
"aku sendiri juga merasa ini sedikit tidak wajar!" (Hari)
"" pakk? "" (Dion, Jhon)
"ehhm, maafkan aku, sebenarnya aku sedikit terkejut, aku sudah menjadi hunter selama 2 tahun, tapi ini baru kali pertama aku melihat sebuah pintu yang begitu besar dan megah di dungeon kelas rendah atau medium seperti ini." (Hari).
"untuk dungeon kelas menengah seperti tingkat C bukankah tidak mustahil, jika ada yang seperti ini!" ( Alan)
"..........." (Heri)
Tepat seperti yang tuan Hari katakan, dari materi yang diberikan pemerintah saat karantina hunter, setidaknya jika dungeon tersebut berada di kelas paling rendah ataupun menengah, ruangan bos hanya berupa gua besar dan obor api yang menyala-nyala, tidak akan lebih dari itu, memang ada beberapa yang khusus, tapi tidak sampai memiliki pintu besar seperti ini.Insiden terbukanya retakan adalah lima tahun yang lalu, manusia mendapat kekuatan super setelah terkena hujan merah. Tidak seperti dalam game, dimana kamu bisa tumbuh dengan membunuh monster dan mendapat exp. Kenyataannya, kekuatan yang hunter dapatkan sudah menjadi bagian dari dirinya sendiri, jika saat pemeriksaan mendapat C, sampai hunter mati pun mereka akan tetap menjadi hunter C. Mereka bisa kuat jika mereka dilengkapi dengan peralatan yang bagus. Ada, dimana para hunter bisa berkembang, yaitu jika hunter mendapat berkah "kebangkitan",mereka bisa tumbuh dari kelas C menjadi kelas tertinggi yaitu S.
Aku sebelumnya adalah pekerja ,bekerja sebagai karyawan pabrik, sampai 1 tahun selanjutnya aku keluar dari pekerjaan dan mencoba untuk menjadi hunter. Sampai mati aku akan tetap menjadi hunter dengan level rendah, sedikit menjengkelkan tapi itulah yang aku dapatkan.
"jadi bagaimana pak, apakah kita akan masuk atau tidak?" (Jhon)
"jika kita tidak membunuh bos, dungeon tidak akan tertutup, bagaimana jika kita melakukan undian, siapa yang setuju angkat tangan dan yang tidak, jangan angkat tangan!" (Hari)
"""baiklah""" (serentak)
"siapa yang masih ingin lanjut?" (Hari), setelah pak Hari mengajukan pertanyaan, ternyata hasilnya sama, yaitu 3:3.
"huh.. Bukankah tadi kamu bilang apanya yang aneh, kenapa kamu tidak mengangkat tanganmu?" (Sinta)
"hehe~, sebenarnya aku juga sedikit takut!" (Dion).
"karena ini 3:3 lalu bagaimana pendapatmu Dev?" (Hari).
Sebenarnya aku sedikit ragu, apakah aku harus setuju atau tidak, di sisi lain, aku memerlukan uang untuk adikku bersekolah dan biaya hidup untukku dan Ibuku. Dengan perasaan yang masih tidak pasti aku mengangkat tangaku.
" a aku setuju pak!" (Deva), Sinta melihat kearahku, mungkin dia berpikir, bagaimana bisa hunter lemah sepertimu bisa bertahan hidup di sana, apakah kamu cari mati?. Aku hanya tersenyum saat dia melihatku.
"baiklah, karena yang setuju lebih banyak, mari kita masuk ke ruangan bos dan menutup dungeon ini!" (Hari)
"""" ya pakkk!"""" (serentak).Ini mengejutkan untuk dungeon kelas rendah dengan pintu raksasa seperti ini. kami maju perlahan, dengan pak Hari yang memimpin, kami semua berjalan maju kedepan.
" maafkan aku, karena memaksamu untuk ikut masuk" (Deva)
"huh~, sebenarnya ini cukup menyebalkan, tapi aku juga memerlukan uang, jadi apa boleh buat. Dan kalau kita keluar dari sini tanpa menutup dungeon, kita akan mengalami kerugian besar, bukan!" (Sinta)
"terimakasih" (Deva).Kami semua mencoba mendorong pintu besar yang ada di depan kami, dengan kekuatan penuh, kami mencoba membuka ruangan tersebut.
Krieeeet~
Pintu yang kami dorong akhirnya terbuka. Kami semua terkejut, ruangannya yang begitu luas dan gelap, saat kami hendak memasuki ruang tersebut, tiba-tiba ada angin kencang yang berhembus kepada kami, hawa dingin serta tekanan berat yang disebabkan ruangan tadi membuat kami semua berdiri kaku, Layaknya tubuh yang membeku karena diselimuti es.
Lama kami terdiam kaku, tidak mampu melangkah walaupun hanya satu mili. Perasaan takut, gelisah serta tekanan berat menimpa tubuh kami. Mungkin semua berpikir apakah aku akan mati hari ini?, apakah ini akhir dari hidupku?.
Untukku yang hanya memiliki peringkat rendah dan tidak memiliki job, tubuhku mulai lemas dan aku jatuh tersungkur. Aku tidak bisa mengucapkan kata apapun, bahkan untuk menutup mulutku sendiri yang terbuka akibat kejutan tadi tidak bisa aku lakukan. Semua orang merasa seperti tercekik, tidak bisa bernafas, tidak bisa berlari, semua terdiam kaku.
Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya tekanan tersebut mulai memudar, semua bisa kembali bernafas kecuali aku, yang masih tersungkur dan tidak bisa berdiri. Dengan perasaan panik yang luar biasa, semua orang bingung dan perasaan takut masih terasa di benak mereka. Walaupun masih merasakan ketakutan yang luar biasa, pak Hari mencoba menenangkan semua anggota.
"se semuanya tenanglah, jangan panik. Si sinta, cobalah gunakan healing kepada kami semua!" (Hari). Sinta mulai mengangkat tangannya dan mencoba rapalan sihir kepada kami semua. Dengan jangkauan sihir yang lumayan luas, kami semua terselamatkan oleh sihir Sinta. Namun hanya aku sendiri yang masih belum bisa berdiri atau mengangkat tubuhku untuk bangun. Air liur keluar dari mulutku akibat tekanan yang luar biasa, seolah-olah aku akan mati.
Pak Hari mencoba mengangkatku untuk bangun, dengan sihir healing yang masih dirapalkan, aku akhirnya bisa bangun, walaupun masih sulit untuk bernafas dan pandangan yang sedikit kabur.
"apakah kamu tidak apa-apa?" (Heri)
"a... ak..... ba.... bai...k shha.....ja" (Deva)
"terus rapalkan healingnya, setelah Deva sedikit membaik, kita akan keluar dari sini!" (Hari)
"ba baik" (Sinta).
Tidak ada yang bisa melakukan apapun, semua hanya bisa terdiam, walaupun peringkat mereka lebih tinggi dariku, mereka masih tetap tidak bisa melakukan apapun. Mereka hanya bisa terdiam, perasaan seakan-akan terbunuh, tubuh terkoyak-koyak, dominasi luar biasa yang kami rasakan pertama kali. Inilah rasa takut akan kematian, semuanya gelap, tidak ada gambaran apapun di dalam otak, tentang apa yang baru saja terjadi, semua gelap.
Dengan kondisi pak Hari yang sudah membaik, kami mencoba menjauh dari pintu tersebut.
"mari kita menjauh sejenak, untuk memulihkan tenaga kita" (Hari)
"baik, mari kita menepi sejenak" (Dion).
Aku tidak bisa menggunakan kakiku, aku terlalu lemas untuk berdiri, jadi pak Hari hanya bisa memegang ketiakku dari belakang dan menarikku untuk menjauh dari pintu tersebut. Kami semua beristirahat cukup lama. Setelah mengalami insiden tersebut, semangat yang grup ini miliki mulai luntur, sedangkan untukku sendiri, aku sudah tidak memikirkan soal bayaran setelah keluar dari sini, tapi keselamatan nyawaku sendiri.
Tanpa diduga, ada suara seperti beribisik kepada kami semua.
[shhhhh~, berikan aku daging dan darah]
[berikan aku daging dan darah]
Suara tersebut berulang berkali-kali, raut wajah kami seketika tegang kembali. Setelah beberapa saat merasakan perasaan damai, niat membunuh dikeluarkan dari ruang itu lagi. Kami semua hanya terdiam di tempat, perasaan ngeri yang dikeluarkan, membuat tubuh kami tidak bisa bergerak lagi. Alasannya karena kami semua adalah hunter peringkat rendah. Mungkin untuk hunter peringkat A kemungkinan untuk bisa kabur lumayan besar.
[berikan aku daging dan darah]
Bersamaan dengan suara tersebut hembusan nafas yang sangat dingin, seakan-akan membelai tubuh kami dan hawa dinginnya menusuk ke dalam pori-pori kulit.
"pa pak, apa yang harus kita lakukan sekarang?" (Dion)
"apakah kita akan mati hari ini?" (Rian)
"diamlah sebentar, aku sedang berpikir!" (Hari)
"putuskan dengan cepat pak, atau nyawa kita akan berakhir!!" (Jhon).
Cukup lama pak Hari mengambil keputusan untuk kelompok ini. Perasaan takut serta bingung mempengaruhi pikirannya. Sebagai ketua tim, tanggung jawab yang dia pegang sangat besar, karena setiap melakukan raid, akan ada resiko yang sangat berbahaya, yaitu kematian,Dan itu semua ditanggung oleh ketua tim. Selain memimpin dalam raid, ketua juga harus memperhatikan nyawa para anggotanya ,jadi bukan hal yang mudah menjadi seorang pemimpin. Tatkala dirinya selamat, para anggotanya juga harus selamat.
"baiklah, aku akan masuk ke dalam ruangan tersebut!" (Hari)
"tapi pak, apakah dengan anda memasuki ruangan tersebut kami semua akan selamat?" (Sinta)
"setidaknya.." (Hari)
"setidaknya apa pak?" (Sinta)
"paling tidak kita harus mencobanya dulu. Bukankah kalian tadi mendengarnya, jika sesuatu hal di dalam sana menginginkan seorang tumbal. Aku yakin setelah aku masuk ke dalam sana, kalian akan bisa keluar dengan selamat!" (Hari)
"tapi pak.." (Sinta)
"sudahlah, daripada kita semua mati di sini. Karena aku adalah ketua di tim ini, jadi setidaknya dengarkanlah permintaan egois dari ketua ini. Aku harus bisa menyelamatkan kalian semua, karena ini merupakan tanggung jawabku sebagai ketua." (Hari). Sinta tidak bisa membalas perkataan dari pak Hari, dia hanya bisa menundukan kepalanya, karena merasa tidak bisa melakukan apa-apa.
" sebentar pak" (Alan)
"ada apa?" (Hari)
"lihat dia pak!" (Alan)
"apa maksudnya?" (Hari)
"anda itu terlalu berharga untuk tim ini pak, jadi jangan sia-siakan nyawa anda di sini. Bukankah anda memiliki anak dan seorang istri yang sedang hamil?, jika anda mati di sini, bukankah mereka akan sedih?!" (Alan), pak Hari sempat merenungkan apa yang dikatakan oleh Alan, tapi karena pak Hari adalah ketua yang sudah terkenal kebaikannya, bukan kepentingan pribadi yang dia dahulukan. Mau tidak mau, karena ini adalah resiko seorang hunter dan seorang ketua. Walaupun dalam raid disetujui oleh pemerintah, dan kematian di dalam dungeon adalah hal wajar, tapi bagi seorang ketua yang bertanggung jawab, pilihan mengorbankan dirinya sendiri lebih penting daripada harus mengorbankan seluruh anggotanya.
"aku tidak bisa melakukan itu, karena kalian adalah tanggung jawabku untuk saat ini. Jadi biarkan aku masuk ke dalam, agar kalian bisa keluar dengan aman." (Hari). Mendengar jawaban tersebut, Alan dan yang lainnya hanya saling menatap. Mereka berpikir, jika ketua yang masuk bukankah akan sia-sia, jadi mereka memiliki pikiran dimana yang harus masuk adalah beban yang sebenarnya.
" maafkan aku pak! " (Alan), Alan memukul bagian belakang leher pak Hari, satu pukulan dengan tangan dilapisi dengan mana, pak Heri seketika langsung pingsan.
"ugh.." (Hari)
"hei, apa yang kalian lakukan!" (Sinta)
"diamlah, bukankah sia-sia jika ketua yang mati!" (Alan)
"apa maksudmu?" (Sinta)
"maksud dia, kita masukkan saja beban yang tidak berguna itu ke dalam sana!" (Jhon). Jhon menunjuk ke arahku, sebelumnya saat Alan berbicara, aku sudah tahu apa maksudnya. Tapi dengan keadaanku yang sekarang, jika aku ingin melawan pun itu semuanya percuma.
" apa kamu sudah gila!!. Kita tidak bisa melakukan hal itu, ini bukan hiburan atau bercandaan, berhenti main-main dengan nyawa orang lain!" (Sinta)
*Plakkk, "bisa kamu diam sebentar!!" (John).
"woii, a-apa yang kamu lakukan!!!" (Deva)
"apa yang aku lakukan?, bukankah kamu tau apa yang baru saja aku lakukan!. Jika nona Sinta tidak membangkang dengan keputusan kami, aku tidak akan menamparnya, apa kamu paham beban sialan!!" (Jhon)
"brengsek!!!" (Deva).
Mendengar jawaban yang aku lontarkan, emosi Jhon, Doni, Rian, dan Alan meningkat. Walaupun mereka hanya hunter level rendah, tapi saat mereka mengeluarkan niat membunuh, mereka agak menakutkan, itu adalah hal yang wajar bagi level rendah sepertiku.
Pada dasarnya, walaupun level hunter sangat rendah, tapi bagi manusia biasa mereka sangat kuat, jadi tidak heran jika level mereka lebih tinggi dariku, walaupun mereka bukan elit, tapi hawa membunuhnya lumayan menakutkan untuk level rendah sepertiku.
"Dion, bawa beban sialan itu ke dalam sana!" (Alan)
"ok. Jhon, Rian, bantu aku mengangkat beban ini! (Dion)
""siap!!"" (Jhon, Rian)
"ber-berhenti!" (Sinta)
"bajingan kalian, jika aku bisa keluar dari sini, aku akan membunuh kalian semua!!" (Deva)
"huh?!, untuk ukuran sampah sepertimu, apa yang bisa kamu lakukan?" (Alan)
"mati saja kau beban tidak berguna!!" (Jhon)
"aku bilang berhenti!!!!!!!" (Sinta), tidak ada satupun dari mereka yang menanggapi perkataan Sinta. Mereka mengangkatku, tidak ada tenaga untukku meronta, aku hanya bisa pasrah. Tapi aku bersumpah, untuk bajingan seperti mereka, jika aku bisa keluar dari sini, aku akan membunuhnya. Mereka mengangkatku, dan aku masih bisa melihat Sinta menangis akibat tamparan yang dilakukan oleh Dion dan ketidakmampuan Sinta melawan semua bajingan ini, dan pak Hari yang masih tergeletak di tanah, dia belum sadar karena pukulan yang dia dapatkan bukan hanya sekedar pukulan tangan kosong. Sampai di depan pintu, mereka melemparkan ku ke dalam ruangan aneh tersebut.
'walaupun hanya jiwaku yang kembali, Bagaimana pun caranya aku akan membunuh kalian semua' pikirku.