Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Date-
"Bunda.." Jaehyun sedikit membuka pintu kamar orang tuanya yang kini hanya ada sang bunda.
Perempuan berusia 40 tahunan itu tengah merapihkan meja riasnya yang cukup berantakan. Tirai dan jendela kamarnya juga terbuka lebar.
Uh, Jaehyun tau kenapa ini dilakukan. Bau alkohol begitu menyengat di kamar bundanya.
"Masuk sayang" Bundanya tersenyum, sangat cantik.
Jaehyun duduk disamping bundanya. Menatap wanita itu lekat-lekat.
"Gimana jalan-jalan sama Jihyo nya?" Jaehyun tersenyum simpul mengingat pertemuan yang begitu menyenangkan dengan Jihyo tapi itu sedikit melukai perasaannya kala mengingat dirinya bertemu dengan sang ayah.
"Jadian belum?"
"Belum bunda. Doain ya"
Ye jin sedikit tertawa melihat anak semata wayangnya yang tengah jatuh cinta.
"Menurut bunda, Jihyo itu gimana?" Jaehyun menaruh kepalanya diatas pangkuan sang ibu sambil mendekap nyaman bundanya.
"Kamu suka sama Jihyo?"
Jaehyun mengangguk mantap.
"Yasudah"
Keningnya berkerut "kok gitu doang?"
"Memangnya mau gimana lagi? Kan kamu yang jalanin sama Jihyo, kok nanya bunda?" Tangan Ye Jin terulur mengelus sayang rambut Jaehyun.
"Bunda gak mau tanya asal-usul Jihyo?"
Kening halus Jaehyun menjadi sasaran sentilan jari bundanya "Bunda sakit!"
"Kamu pikir Jihyo dari hutan?"
Jaehyun menegakkan tubuhnya, menatap sendu sang bunda yang masih cemberut.
"Bunda..
Kalau keluarga Jihyo bukan orang baik..
Gimana?"
-Date-
"Halo tante" Jihyo menyapa ramah Ye Jin dirumahnya. Ia sengaja datang menemui bunda Jaehyun dengan membawa brownies panggang buatannya.
"Halo cantik. Duh, bawa apa ini?" Ye Jin menatap ke arah tangan Jihyo yang menggenggam plastik.
Jihyo tersenyum, memunculkan deretan giginya. Ia terlihat sangat manis.
Dibelakang bundanya, Jaehyun menatap Jihyo dalam diam. Ia ikut tersenyum, namun entahlah.
Gadis pujaan hatinya tak punya salah apa-apa. Tapi Jaehyun merasa sedikit tak nyaman dengan Jihyo.
