Penasaran

0 1 0
                                    

Pov Inara

"sekali lagi terimakasih saya duluan buru-buru permisi". Aku lalu menaikan standrat motorku dan melajukannya, jarak rumah dengan toko tak terlalu jauh aku hanya perlu waktu 10 menit untuk sampai di toko.

INARA CAKE

Nama itu terpampang di spanduk toko kue  yang aku dirikan 9 bulan yang lalu memang tidak cukup besar tapi tak apa aku membangunnya dengan penuh perjuangan mengumpulkan uang dicelengan semenjak masih sekolah ditambah gaji yang aku dapat dari pekerjaan ku sebelumnya saat aku menjadi pelayan disalah satu restoran cepat saji. Hampir setiap hari aku kesini dan aku tidak datang hanya jika ada keperluan saja.

Aku memasuki toko disana terlihat Mbak Lina salah satu pegawai yang bertugas membantuku membuat kue-kue ditoko ku dan menjaganya.

"Pagi mbak Lina, gimana kemarin repot banget ya aku tinggal?". Tanyaku

"Lumayan sih Nar, kamu ngomong nya dadakan sih". Jawab mbak Lina terkekeh, ya bagaimana tidak kemarin Safira mengajakku mendadak dan karena aku juga lupa jadi aku mengabari mbak Lina untuk buka toko dan menyiapkan kue sendiri juga mendadak.

"Maaf ya mbak soalnya kemarin aku lupa punya janji sama fira ". Ujarku aku merasa tidak enak karena itu

"Gapapa kali nar udah tugas ku juga kok harus selalu stand by ".

"Aku bantu apa mbak? Yang belum beres"

"Hampir selesai sih cuma tinggal panggang cookies ini aja kok yang udah mau habis".

Aku lantas membantu mbak Lina menyiapkan segala keperluan untuk toko hari ini setelah dirasa semua lengkap aku kembali ke depan untuk membuka toko dan setelahnya aku duduk dibalik meja kasir menunggu pelangganku datang.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 17.00 artinya toko akan segera tutup aku ke belakang membantu mbak Lina membereskan sisa kue dan mencuci beberapa perabotannya 30 menit setelahnya semua sudah bersih aku dan mbak Lina keluar dari toko tak lupa aku menggebok pintunya.

"Ya udah mbak duluan ya nar hati-hati dijalan" pamit mbak Lina

"Iya mbak hati-hati juga".

" Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Aku menaiki motorku dan mengendarainya menuju rumah  sampai didepan rumah mataku tak sengaja menangkap tentangga baru ku yang ku tau namanya Zikri tapi rasanya tidak sopan jika aku hanya memanggil nama saja sepertinya dia lebih tua dari ku jadi ku panggil saja dia Mas Zikri terlalu formal atau bang Zikri nanti malah dikira SKSD lagi aku

"Baru pulang Nar?". Sapanya membuatku tersadar

"Eh, iya kak" jawabku sebentar, Kak Zikri ya tidak masalah menurutku aku panggil dia kak

"Aku denger kamu punya toko kue ya?".tanyanya lagi

"Iya kak".

"Kalo gitu kapan-kapan boleh kali aku mampir buat nyobain kue buatan kamu?" Tanyanya lagi

"Iya kak boleh".

"Oke deh kapan-kapan ya aku duluan kalo gitu bye".

Dia melangkah kembali ke halaman rumahnya aku masih memperhatikannya ujung bibirku tertarik saat aku melihatnya begitu telaten mengurus tanaman hiasnya dari mulai memotongi rumput-rumput kecil hingga menyiraminya yang lucunya aku melihatnya juga bersenandung dan sesekali berbicara dengan tanaman-tanaman itu tampaknya ia sangat menyayangi tanamannya itu.

"Udah pulang nar?". Panggil ibu ku mengagetkanku

"Assalamualaikum bu ngagetin aja sudah bu baru aja". Ucapku lalu mecium tangannya

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang