You pov;
Aku menghela nafas kasar, sembari menatap tajam lelaki yang sedang menunduk didepanku.
“ Maafin, Sunghoon kak.. Sunghoon cuma gak mau kakak pergi.. ”
Aku mengalihkan pandanganku sebentar, lalu kembali lagi menatapnya.
“ Adek sayang gak sama kakak? ” Sunghoon mendongak, menatapku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
“ Sunghoon sayang banget sama kakak! Maka dari itu, Sunghoon gak mau kakak pergi! ”
Aku menghela nafas pelan, lalu menyamakan tingginya.
“ Kalo adek sayang sama kakak, biarin kakak pergi. Kakak gak lama kok. Lagian kakak pergi gak jauh, cuma dinegara tetangga aja. ”
“ Gak! Pokoknya Sunghoon gak mau kakak pergi! ”
“ Kenapa? ”
Sunghoon memeluk erat tubuhku, ia menangis sesenggukan.
“ Kalo kakak pergi, nanti siapa yang bakal peluk Sunghoon sehabis dimarahin Papah Mamah?? ”
Aku melepaskan pelukannya, lalu mencium keningnya, sembari mengusap kepalanya penuh sayang.
“ Mangkanya kamu jangan nakal, biar gak dimarahin Papah Mamah. Udah, kamu sekarang tidur ya. Kakak udah maafin kamu. ”
“ Sunghoon mau tidur ditemenin sama kakak, boleh? ”
Aku mengangguk kecil, lalu mengikutinya ke kamar.
Sunghoon berbaring disebelahku, memeluk erat badanku.
“ Kakak jangan pergi ya! Sunghoon sayang banget sama kakak. ”
Aku tersenyum kecil, mencium puncak kepalanya. Perlahan air mataku mengalir, menatapnya yang kini sudah terlelap dalam mimpi.
“ Maafin kakak ya, Sunghoon. Tapi kakak harus pergi. Kakak janji akan pulang secepatnya. ”
.
.
.9 tahun kemudian...
Aku memejamkan mata, menikmati semilir angin yang berhembus kencang. Perlahan aku pun membuka mata, lalu tersenyum kecil menatap negara kelahiranku.
Tepat 9 Tahun yang lalu, aku dibawa oleh Pamanku ke luar negeri atas perintah Papahku yang dimana Papah memintaku agar melanjutkan sekolahku disana.
Yang dimana tepat saat itu aku harus pergi meninggalkan teman-temanku, Papah, Mamah, dan juga kedua adikku yang saat itu masih kecil.
Dan karena saat ini kuliah lagi libur panjang, aku pun memutuskan untuk pulang kerumah.
“ Dengan Mba Y/n? ” Aku mengangguk, “ Iya, pak. ”
Aku pun masuk kedalam mobil yang sudah aku pesan 5 menit yang lalu.
“ Pak, nanti bisa mampir dulu ke minimarket? ”
“ Bisa, Mba. ” Aku tersenyum kecil, sembari menatap jalanan.
Sampai beberapa menit kemudian, mobil pun berhenti didepan minimarket. Aku keluar dari mobil, lalu masuk kedalam minimarket.
Aku mencari snack kesukaan adikku, namun pas ketemu hanya tinggal 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘᴀʀᴋ ꜱᴜɴɢʜᴏᴏɴ ɪᴍᴀɢɪɴᴇ
Fanfiction[ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ ] ᴋᴇᴘᴇɴɢᴇɴ ꜱᴜɴɢʜᴏᴏɴ ᴊᴀᴅɪ ᴘᴀᴄᴀʀ ᴋᴀᴍᴜ? ᴀᴅɪᴋ? ᴛᴇᴍᴇɴ? ꜱᴀʜᴀʙᴀᴛ? ꜱᴜᴀᴍɪ? ʙᴏꜱ? ᴀᴛᴀᴜ ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ʏᴀɴɢ ʟᴀɪɴɴʏᴀ? ʙɪꜱᴀ ᴋᴏᴋ. ɪɴᴛɪɴʏᴀ ᴅɪꜱɪɴɪ, ꜱᴜɴɢʜᴏᴏɴ ʙɪꜱᴀ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ᴀᴘᴀᴘᴜɴ ʏᴀɴɢ ᴋᴀʟɪᴀɴ ɪɴɢɪɴᴋᴀɴ. ᴇɴʜʏᴘᴇɴ ❤️ ᴇɴɢᴇɴᴇ