-Seberapa sering kau berada dalam situasi yang menakutkan pun,tidak akan membuat rasa takut itu menjadi terbiasa.-
Beruntung sore tadi aku masih bisa berlari sekencang mungkin, melewati lorong yang entah mengapa terasa sangat panjang, tak pernah ku sangka akan bertemu dengan hantu menakutkan seperti tadi sore.
Walau sudah sering melihat makhluk tak kasat mata , tetap saja aku merasa takut.
rasa takut ini tidak akan pernah terbiasa, setiap kali melihat mereka, rasa takut itu tak pernah berkurang sedikitpun, tetap sama seperti pertama kalinya.
***
"Bu, temenin Yara mandi dong"
"Udah gede kamu tuh mba, masa mandi masih mau di temenin"
Aku berdecak sebal,sebenernya keluargaku pun tidak terlalu percaya dengan hal mistis, apalagi kakak laki laki ku yang selalu menanggapi cerita dariku namun berujung menghina adiknya sendiri.
"Katanya kalo kita bisa liat hantu,itu tandanya si hantu suka sama kita loh. Berarti kamu itu di sukai sama hantu"
"Pantes ga ada cowo yang suka, orang saingannya sama hantu"
PUK !
"Sakit anjir!"
beruntung waktu itu aku hanya memukul mas Reyhan dengan panci, belum beserta dengan wajan dan kompor gas bahkan seperangkat alat dapur lainnya.
Heran!!
gak kakak ga temen, ga manusia gak hantu! kenapa suka sekali mengatai ku
Padahal aku ini pengikut sekte jomblo fisabilillah
Kalian juga boleh saja tidak percaya dengan orang sepertiku, tapi setidaknya kalian harus percaya dengan logika ini
Alam semesta ini begitu luas, bagaimana mungkin tuhan hanya menciptakan satu makhluk di dalamnya.
"ishh,, ya udah kalo gitu aku mau mandi, tapi jangan ada yang masuk ke belakang"
Aku beranjak sebal mengambil handuk dan melenggang pergi, meninggalkan Ibu ku yang menggelang gelengkan kepala.
BYURR
Aku mandi dengan pintu yang terbuka. Ga usah ketawa, kalian juga kalo takut pasti gitu kan, pintu kamer mandi dibuka, shampoan, cuci muka pun mata harus tetep melek, kalau mata terpejam sebentar saja, rasanya semua setan sedang berkumpul melihatmu mandi.
"Allahu akbar ... allahu akbar"
suara adzan maghrib membuat mandi ku berubah menjadi mode kilat,buru buru mengambil handuk dan keluar kamar mandi.
Jayden tidak muncul hari ini.
Aku menghela nafas, sedikit ada rasa rindu saat pria itu tidak datang seharian. Kami sudah lama saling mengenal, tentu saja aku merasa rindu jika tidak bertemu dengannya.
Pertama kali bertemu dengan Jayden adalah saat aku di sekolah dasar, aku menganggap nya sebagai seorang kakak tampan yang hobi bermain dengan anak seumuranku, namun semakin aku dewasa, aku sadar bahwa tak ada yang berubah sedikitpun dengan fisiknya , sementara aku semakin berubah, bukan lagi terlihat seperti anak kecil.
"kayanya Yara itu gila deh haha, dia ga suka temenan sama orang, suka nya temenan sama bangku kosong"
kilasan memori sewaktu kecil, dimana semua teman teman menganggapku aneh karena suka berdiam diri di sudut ruangan, sambil beberapa kali memergoki ku yang katanya sedang berbicara sendirian, padahal saat itu aku sedang berbicara dengan Jayden, bagaimana mungkin mereka tidak bisa melihatnya?
YOU ARE READING
Jayden kim
Teen FictionKu abadikan kisahmu, dalam coretan pena Jayden Kim 2021 -Ty-