Kecelakaan

951 108 15
                                    

Sore itu terdengar bunyi bel sekolah yang berdering dengan nyaring nya. Seluruh siswa sekolah SMA Herion berhamburan keluar kelas nya. Disaat semua berlari ke gerbang dengan bahagia ketika orang tua mereka menjemput, seorang gadis berjalan santai sambil memakan permen nya.

Dia tidak ada yang menjemput. Sudah biasa. Orang tua nya sibuk, kakak nya juga sibuk. Seperti biasa juga dia berjalan kaki dari sekolah ke rumah nya.

Dia berjalan di trotoar sambil menikmati angin sepoi-sepoi serta suara kendaraan yang berlalu-lalang. Rambut pendek gadis itu tertiup angin yang membuat nya semakin terlihat cantik.

Sampai ia terhenti di depan zebra cross langkah nya terhenti karena ponsel nya berdering. Di ponsel itu tertera nama kak Keano, kakak laki-laki nya.

Gadis itu menempelkan ponsel pada telinga nya lalu menjawab telepon itu dengan singkat. "Apa?"

"Lo dimana? Gue jemput" tanya Keano

"Telat" balas gadis itu dengan muka datar.

"Leana, bilang lo dimana? Gue jemput" tanya laki-laki itu lagi.

Melihat waktu lampu merah yang semakin menipis Leana segera berlari kecil ke seberang. "Gue di seberang cafe Nyam Nyam, bentar lagi nyampe. Gausah dijemput"

Tanpa ia sadari lampu itu berubah menjadi hijau ketika ia masih di tengah zebra cross. Dia mendengar orang-orang meng-klakson nya, tapi tiba-tiba ada mobil yang dengan cepat nya melaju dan menabrak Leana. Kejadian itu terjadi dengan cepat. Leana tergeletak setelah badan nya terpental karena mobil itu menabrak nya.

Pandangannya kabur, dia merasa sakit dari ujung kepala hinggal kaki nya. Rasanya seperti roh yang akan keluar dari inang nya. Dia merasa sesak di dada nya. Darah dari kepala nya mengalir, dia bisa merasakan darah itu menyebar dan menyentuh lengan nya

"Jangan ambil aku sekarang, tuhan" batin nya lalu memejamkan mata nya.

----°•

Suara ambulace terdengar di sekitar situ. Kebetulan Keano sedang lewat jalan situ karena dekat dengan komplek perumahan tempat ia tinggal. Di jalan itu sangat macet akibat kecelakaan. Dia mendengar berita lewat radio mobil nya.

"Hari ini tanggal 3 Maret, di jalan Bangsa Rahayu dekat lampu merah, terjadi tabrak lari seorang siswi. Korban pingsan akibat tabrakan yang terjadi,"

"Pantes macet" ucap Keano pelan

Keano lanjut mendengar berita itu.

"Diketahui korban seorang siswi SMA Herion. Korban bernama Aleana Valerie, saat ini korban dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sedangkan tersangka tabrak lari masih dicari keberadaan nya oleh kepolisian."

Mata Keano terbelalak kaget mendengar nama adik perempuannya di sebut di berita itu, jantung nya berdetak tak beraturan. Dia menyalip mobil didepan nya dengan ugal-ugalan. Tak peduli beberapa orang yang mengklakson nya. Dia mengikuti ambulance itu pergi.

----°•

Suasana depan rumah sakit sangat heboh. Salah satu dokter menahan pendarahan di kepala Leana. Serta yang lain yang mendorong brankar pasien.

Dokter itu menyuruh perawat mengecek tensi dan denyut pada Leana.

"Tensi 80/40, denyut 130"

"Dokter! Pasien henti jantung" ucap perawat setelah melihat denyut pada monitor semakin menurun dan akhir nya berubah menjadi garis horizontal.

"CPR!" Dokter menyuruh perawat melakukang CPR pada Leana.

(CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas/henti jantung karema sebab-sebab tertentu)

Perawat itu naik ke ranjang tempat Leana di baringkan lalu menekan-nekan dada nya serta perawat lain yang menggunakan pompa udara di mulut Leana (ambu bag atau bag valve mask).

Proses CPR di lakukan selama 6 menit. Denyut nadi dan detak jantung pada monitor kembali stabil. Leana di masukkan ke ruang operasi. Dan segera beberapa dokter juga masuk.

Perawat Ingin menghubungi keluarga Leana namun dengan cepat Keano mengatakan kalau ia adalah keluarga Leana. "Saya kakak dari Aleana Valerie"

"Baik, kami ingin meminta persetujuan anda untuk melakukan operasi pada pasien Aleana Valerie. Jika setuju tolong tanda tangan disini, kak" ucap perawat itu lalu menyodorkan sebuah kertas berisi persetujuan wali untuk operasi. Tanpa pikir panjang Keano menanda tangani kertas itu.

4 jam berlalu

Keano menunggu dengan sabar di depan ruang operasi. Saat dokter keluar membawa Leana yang terbaring lemas dengan jahitan penuh di sekujur tubuhnya, Keano berdiri dan langsung bertanya tentang keadaan Leana.

"Adik saya baik baik aja kan, dokter?" tanya nya

"Operasi sukses, karena pendarahaan di bagian kepala, mungkin Aleana akan bangun sekitar 2 hari lagi, bisa kurang dan lebih. Selebih nya itu yang bisa di katakan" jawab dokter itu dengan tersenyum

"Terima kasih, dokter"

----°•

Dua hari berlalu dengan cepat, siang itu Keano berkunjung. Seperti biasa, dia akan langsung duduk di sebelah ranjang kamar rawat inap Leana lalu memandangi adik nya dengan sendu berharap dia bangun.

"Ayo bangun, gue janji bakal jemput lo setiap pulang sekolah" ucap Keano

Selepas Keano mengucapkan itu, jemari yang sedari kemarin diam itu sedikit bergerak, Keano yang merasakan itu menoleh ke wajah Leana. Mata nya terbuka perlahan. Ia menoleh ke arah kakak nya yang memandangi diri nya.

Ia meringis ketika merasakan sakit di bagian kepalanya. "Kak.. sakit"

"Apa yang sakit?" tanya Keano

"Kepala" lirih Leana.

Keano memanggil perawat dan perawat itu segera memeriksa Leana.

Beberapa saat kemudian Leana merasa lebih baik. Keano mengabari orang tua nya. Lalu mereka datang

"Adik kamu gapapa?" tanya Dewi, mama Leana dan Keano.

"Sekarang udah gapapa, mama jangan khawatir biar kakak yang urus" jawab Keano meyakinkan Dewi.

"Tolong urus Lea ya? Kamu kan tau mama sama papa mau ke New York buat kerjaan. Mama minta tolong urus baik baik adik kamu" perintah Dewi

"Tenang aja, ma"

Dewi menepuk pundak Keano lalu perlahan menghilang dari pandangan Keano.

----°•

Spoiler

Kedua manusia itu mematung, hening selama beberapa menit dan hanya suara musik yang terdengar. Sampai Leana memulai percakapan.

"Hai," ucap nya yang membuat lelaki itu menoleh

"Aku Leana" lanjut nya lalu mengulurkan tangan nya pada lelaki di hadapannya.

"Atlas"

--°•

To be continue

AstrophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang