chapter 1

938 93 2
                                    

Yaku's pov

Namaku yaku morisuke. Aku hanya seorang pekerja paruh waktu disebuah minimarket yang lumayan sepi. Aku tinggal dekat apartemen tak jauh dari tempat kerjaku berada. Memudahkanku untuk pulang pergi.

Selama aku hidup, aku sudah sering melihat berbagai kehidupan alpha dan omega yang seperti binatang buas. Itu yang membuatku agak bersyukur hidup sebagai seorang beta.

Itu yang aku percayai selama ini. Saat usiaku menginjak 10 tahun, aku pernah di tes saat sekolah dasar. Mereka bilang bahwa aku seorang beta. Jadi aku percaya percaya saja.

Di kehidupanku selanjutnya, aku tak pernah mengecek soal jenisku atau semacamnya. Karena aku masih percaya bahwa aku seorang beta.

Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan orang ini. Alpha kaya sombong yang selalu dikelilingi omega disekitarnya.

"Aku ingin membeli itu"

Dia menunjuk kearah kondom berukuran besar dengan santainya.

'sial dia tak punya malu apa, terserahlah' batinku.

Dia memperhatikanku lekat membuatku tak nyaman.

"Apa ada yang anda butuhkan lagi tuan?" Ucapku ramah pada pria ini.

"Tidak, tak ada." Ucapnya singkat.

Ia pun pergi meninggalkan minimarket. Aku fikir itu hanya pertemuan singkatku dengannya hingga pada esok dan seterusnya dia selalu mampir ke minimarket entah itu membeli minuman atau kondom lagi.

'pasti dia penggila sex' fikirku.

"Apa yang kau renungkan? Cepat bungkus itu" ucapnya sarkas.

Perkataannya agak membuatku kesal, apa apaan sikapnya. Tak bisa santai apa?

"Baiklah, ini belanjaan anda. Jangan mampir lagi ya" ucapku tak sengaja.

Ku fikir dia tak mendengarnya karena aku berucap dengan suara yang pelan. Tak kuduga dia kembali lagi mengarahkan kepalanya padaku.

"Apa maksudmu? Kau tak ingin aku kembali? Begini begini aku pelanggan loh"

"Aku tak peduli. Terserah kau mau kembali atau tidak" ucapku sarkas.

"Kau omega yang sadis juga ya. Kalau kamu begitu tak ada alpha yang akan mendekatimu loh" katanya dengan nada menggoda. Apa yang dia maksud omega? Aku ini beta.

"Omega? Alpha sombong sepertimu bisa salah mengira jenis orang rupanya. Aku ini beta tuan" aku sangat percaya diri dengan omonganku namun dibantah olehnya.

"Beta? Bahkan kau sendiri tak mengenali tubuhmu? Mungkin kau harus cek kembali. Kapan terakhir kali kau tes tentang jenismu?"

"Aku tau itu sudah lama namun aku percaya kalau aku beta. Bahkan aku tak pernah merasakan pheromone. Jadi jangan sok tau tuan alpha!" Aku mulai kesal dengan si alpha asing ini. Apa-apaan dia tidak mengenal ku tapi sudah sok tau dengan diriku.

"Dasar omega keras kepala, bagaimana kalau kita berdua buktikan bersama hmm?" Dia mengatakan itu sambil melirik tubuhku dari atas sampai bawah. Senyuman mengerikannya membuatku bergidik.

"Apa yang kau lihat, dasar alpha cabul. Pergi sana!." Aku mendorongnya keluar dari minimarket.

"T-tunggu dulu. Aku lev! Haiba lev. Namamu?" Aku tak menjawab pertanyaannya dan terus mendorongnya keluar dari minimarket.

'menarik' walau aku tak mendengar suaranya namun pergerakan bibirnya seperti mengatakan hal itu sambil tersenyum miring dibalik kaca pintu minimarket.

Sial alpha itu sangat mengerikan.

Saat dia sudah pergi entah kenapa nafasku terasa berat. Tak mungkinkan kalau dia benar? Mungkin besok aku harus pergi untuk cek lagi.

alpha brengsek!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang