Bel jam istirahat telah berbunyi, dan juga ini adalah waktu kedamaian untuk para siswa/i.
Gatha yang baru saja menyelesaikan hukumannya, akhirnya masuk ke kelas dengan keringat yang banyak dan membasahi seluruh wajahnya.
"h - halo , air gue butuh air", ujar Gatha masuk ke dalam kelas dengan nafas yang terengah-engah.
"air? tunggu", jawab Azel dengan memberikan sebotol air miliknya.
Gatha yang telah kehausan langsung meminum sebotol besar air itu dalam satu tegukan. Vanna dan Azel yang sedang melihat temannya itupun sontak terkejut dan membulatkan mata secara bersamaan.
"wtf? gila lo? haus apa gimana?", cetus Azel dengan mengambil botolnya yang sudah kosong tak berisi air itu.
"haus hehe, thanks yaa! ke kantin yu? laper", ucap Gatha sambil memegangi perutnya seperti ibu hamil.
"iya ayo, gue juga laper, tadi sarapan ga makan banyak", jawab Vanna menatap kedua temannya itu.
"wait .. kok seragam lo namanya Agatha Christie Priscilla?", tatap Azel bingung sambil melihat name tag di seragam Vanna.
"seragam gue kotor, tadi ada cowo sialan yang cipratin air kotor ke seragam gue", gerutunya.
"lah? siapa?", tanya Azel bingung.
"idk, but dia sekolah disini", jawab Vanna acuh.
"aelah lu bedua lama bener, gue laper, ayo ah!", ketus Gatha dengan menarik kedua tangan temannya itu.
Mereka bertiga pun berjalan ke arah kantin. Vanna yang tidak terlalu fokus dengan sekitarnya, dan berakhir ia tak sengaja menabrak seorang laki-laki.
Gedebug !
"aw .. sakit", Vanna yang terduduk sesaat setelah menabrak sambil memegangi sikunya yang sedikit berdarah.
"makanya kalau jalan tuh pake mata!", bentak lelaki yang bertabrakan dengannya.
"lo ya! bukannya minta maaf, malah marahin dia! gapunya rasa kasian apa?!", bentak Gatha sambil menunjuk muka lelaki itu.
"loh? kan dia yang nabrak gue, salah sendiri kenapa lemah banget jadi cewe", balasnya.
"apa lo bilang? jadi cowo mulutnya lemes banget! ganti aja kelamin lo jadi cewe! ga cocok lo jadi cowo!", bentak Gatha dengan nada yang semakin meninggi.
"kalian berdua bisa diem ga?", tegur lelaki lainnya dengan menatap sinis kedua orang ini dengan.
"bangun", ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepada Vanna.
"gausah, gue bisa sendiri", tolak Vanna.
"pegang tangan gue", tegasnya.
Vanna yang merasa tak enak untuk menolaknya pun, akhirnya menerima uluran tangan itu.
"gue anter dulu cewe ini ke UKS, kalian duluan aja", pamit lelaki itu tanpa menghiraukan jawaban temannya.
Gatha dan Azel yang kebingungan pun hanya bisa diam di tempat dan menatap punggung mereka berdua hingga hilang dari hadapannya.
"bisa jalan kan lo? apa perlu gue gendong?", katanya dingin.
"g - gausah, gua bisa jalan sendiri", jawab Vanna gugup.
Lelaki itu tak menghiraukan jawaban Vanna dan hanya fokus melihat ke depan menuju UKS sambil memegang tangan Vanna agar tak terjatuh.
"tunggu, duduk dulu disana gua ambil kotak P3K", ujarnya.
Vanna hanya bisa menurut kata lelaki itu dan duduk ke tempat tidur atau yang lebih singkatnya disebut kasur. Ia hanya menatap gerak-gerik lelaki itu sambil mencari kotak P3K untuknya.
"mana yang sakit?", tanyanya dengan masih bernada dingin.
"ini", jawab Vanna dengan memberikan sikunya yang berdarah.
"gausah gugup. gue Devan biar ga canggung", sambung lelaki itu 'Devan'.
"Vanna", jawabnya bingung.
"oh yang anak baru?", tanya Devan.
"iya, btw lo anak kelas mana?", tanya Vanna dengan membuka pembicaraan.
"kelas 12 IPA 1", sambungnya.
"eh? sorry kak .. kirain seangkatan", ucap Vanna dengan senyum tipisnya.
"hm, ini lukanya nanti sampai rumah diobatin lagi, itu bakal perih selama beberapa hari, jangan lupa diobatin", sambungnya lagi.
"iya kak, makasih ya", tutur Vanna lembut.
Devan yang tak menghiraukan jawabannya, ia langsung meninggalkan Vanna di ruang UKS dan pergi entah kemana. Karena ia cukup lama di ruang UKS sedari tadi, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kelas. Dan ternyata kedua temannya sudah berada di kelas.
"laper, beli cemilan ga kalian?", tanya Vanna pada kedua temannya.
"ada, nih", jawab Azel sambil memberikan cemilannya pada Vanna.
"aaa maaci babe", jawab Vanna dengan memajukan bibirnya dengan bertanda ingin mencium Azel.
"eits .. gue ga demen yang ga berbatang sorry", celetuk Azel sambil menahan bibir Vanna (menahan? atau mungkin lebih tepatnya mencomot).
"sialan lo ya", ketus Vanna.
"eh eh? itu beneran lo tadi sama kak Dev? DEMI APASI?!", ujar Gatha dengan histeris.
"kak Dev? Devan maksudnya? ya biasa aja, dia cuma ngobatin, terus sebut nama, dan bubar deh", jawab Vanna acuh.
"gilaaaa, Vanna cewe pertama yang digituin sama kak Dev wahh!!", histerisnya lagi.
"kenapa si gila? b aja, gue masih gedek sama siapa tuh tadi yang nabrak gue di tangga? sakit anjing", jawabnya dengan mata yang melotot seperti ingin membunuh orang di sekitarnya.
"Raka itu, anak basket dan juga anak yang suka bolos di sekolah. tapi banyak cewe di sekolah yang demen ma dia", jawab Azel santai.
"apa? demen? ga salah denger gue? cowo modelan dia yang gabisa ngehargain cewe banyak yang demen? CUIH NAJIS", teriak Vanna diakhir kalimat.
"shut gede amat suara lo. daritadi ga kecil-kecil tu suara, budeg gue lama-lama", celetuk Gatha sambil memainkan ponselnya.
"chatan sama siapa sih lo? abis nanyain tentang kak Dev malah senyum-senyum sendiri sambil liatin ponsel?", tanya Vanna kesal.
"biasa Van, dia gila gitu karena lagi chatan sama Geo, monyetnya, eh salah crushnya", ledek Azel.
"najis sih, iw cuih", sindir Vanna tepat di hadapan wajah Gatha.
"iri aja lo, makanya punya crush biar bisa ngerasain yang namanya CINTA", tekannya di akhir kalimat yang membuat Vanna ingin membunuhnya.
"B A C O T", tabok Vanna kearah mulutnya.
- - - - - -
hai !!
Devan? waw cowo dingin nan tampan jiakh. klo author jadi Vanna sih udah baper yaw xixi
Kalau ada typo atau gimana comment aja yaa, jangan lupa vote dan tunggu kelanjutannya !
Thank u !!
- ell_yasha -
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories With You
RomanceIni cerita tentang seorang wanita yang sangat mendambakan lelaki pujaannya. Vanna, Vanna Raveza Cassandra. Wanita yang selalu mengharapkan sosok lelaki yang ia cintai meski telah usai berkali-kali. Raka, Raka Aditya. Lelaki yang selalu memberikan ja...