2 - Ingat

6 2 0
                                    

"Van", keheningan yang pecah saat Azel membuka pembicaraan.

"apa?", jawab Vanna singkat.

"Tha, tanyain", senggol Azel pada Gatha.

"hah? ga, kan lo yang mau tau. gue ga berani", tolak Gatha.

"kenapa? tanya aja, gapapa", jawabnya santai.

"jadi gini, kan kita kontakan cuma bertiga terus. lu ga penasaran sama kabarnya si itu?", tanya Azel dengan gugup karena takut salah bertanya.

"itu? siapa?", tatapnya dengan menaikkan salah satu alisnya.

"e - emm .. kak Raka", jawab Azel lalu langsung menunduk.

"Raka?", jawabnya sembari menatap ke depan dengan mengingat segalanya tentang laki-laki tersebut.

"udah, gausah di jawab, bahas yang lain aja yu?", ajak Gatha mengalihkan topik untuk memecahkan kecanggungan itu.

"gapapa. Raka ya? gatau juga sih, udah lama lost contact semenjak hari itu. kenapa? kangen ya?", ucap Vanna dengan kekehannya yang membuat kedua temannya merasa tak enak.

"dih, engga ya. aneh aja gitu, yang dulunya kalian ga bisa jauh, tapi sekarang malah ..", ucapan Azel yang terputus karena ponsel Vanna yang berdering mengagetkan semuanya.

"eh sorry, ini dari aa gue. gue angkat dulu ya?", izinnya dengan berjalan keluar kamar.

"iya Van", jawab mereka serentak.

Vanna pun keluar dari kamar, dan menghembuskan nafas yang tertahan sedari tadi. Entah apa yang membuatnya susah bernafas, apakah karena tiba-tiba mengingat lelaki itu?

"halo dek, dimana kamu?", tanya abangnya dari telpon 'Varel Devandra Cassandra'.

"lagi di rumah Azel, kenapa?", jawabnya.

"balik, aa laper", lanjut Varel dengan keluhannya.

"huft, iyaiya aku pulang", jawabnya sambil memutuskan sambungan telpon itu.

"ciwi-ciwi cantik, gue pulang dulu ya. nih aa gue lagi kelaperan dirumah. pamit ya Azel sayang, thankss", pamit Vanna sambil membereskan tasnya.

"ikut dong Van, nebeng hehe", sahut Gatha dengan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"ya ayo, tapi jangan bawel ya, mood lagi ga bagus", jawabnya dengan memasang senyum tipis.

Gatha hanya membalas dengan anggukan omongan temannya itu. Ia pun berpamitan pada Azel dan langsung menyusuli Vanna ke dalam mobil.

30 menit berlalu ..

Mereka berdua tak banyak bicara, Gatha yang sibuk dengan ponselnya, dan juga Vanna yang sibuk dengan jalanan yang ada di depannya. Tak terasa sudah sampai di depan rumah Gatha, Gatha pun langsung berpamitan dan berterimakasih pada Vanna.

Keadaan yang sunyi di sore hari, dan masih ada rerintik hujan yang membuat awan dan jalan menjadi gelap. Vanna yang bergegas langsung pergi membeli makan untuk Varel dan dirinya sendiri. Tak berselang lama, ia sampai di depan rumahnya dan langsung masuk ke dalam.

"Assalamualaikum", salam Vanna masuk ke dalam rumah, namun tak ada yang menjawabnya.

"Assalamualaikum aa?", salamnya sekali lagi, namun tetap tak ada yang menjawab, ia pun pergi ke dapur dan mempersiapkan makanan yang telah ia beli tadi.

"mungkin aa tidur, langsung ke kamarnya aja deh", batinnya.

Ia pun menaiki beberapa anak tangga, lalu mengetuk pintu kamar Varel dan memasuki kamar tersebut. Dan ya benar seperti dugaannya, Varel tertidur lelap.

"aa, bangun dulu, ini makanannya udah siap", suara lembutnya yang terdengar untuk membangunkan abangnya tersebut.

"eh? iya geulis, makasih ya, aa ketiduran", cengir Varel.

"iya sama-sama, aku ke kamar dulu ya, mau istirahat. makanannya kalau udah selesai, langsung diberesin", perintahnya pada Varel.

"siap cantik", jawabnya.

Vanna pun keluar dari kamar Varel, dan langsung berjalan ke arah kamarnya yang tak jauh dari sana. Ia mengunci pintu dan langsung merebahkan badannya diatas kasur kesayangannya itu.

"cape", gumamnya.

Ia terlelap dengan keadaan masih berpakaian yang belum ia ganti sama. Ia terbangun disaat ponselnya berdering karena alarmnya yang berbunyi.

"udah jam berapa ini?", ia melihat ke arah jam ponsel yang menunjukkan pukul 20.00.

Sudah 3 jam ia tertidur lelap, dan rasanya ia malas sekali untuk bebersih. Tapi, mau tidak mau ia harus bebersih.

Ia pun telah selesai membersihkan dirinya, tak ada niat untuk keluar kamar. Ia langsung merebahkan diri ke kasurnya dan mendengarkan lagu khusus 'overthinking', namun seketika Vanna langsung mengingat lelaki itu 'Raka'.

- - - - - -

hai lagii !!

Gimana sama lanjutannya ?

Siapa yang kebiasaan overthinking nih ? Kurang-kurangin overthinkingnya yaa !

Kalau ada typo atau gimana comment aja yaa, jangan lupa vote dan tunggu kelanjutannya !

Thank u !!

- ell_yasha -

Memories With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang