part.1

21 2 0
                                    

Chaka sedang menunggu sebuah mobil untuk datang ke permukiman rumahnya

Chaka selalu berusaha agar bisa ikut dengan ayahnya pergi menuju sekolah tapi sayangnya ayahnya itu tak pernah datang

Hari ini gadis kecil itu kembali menunggu di depan teras dan selalu berdoa agar ayahnya lah yang menjemputnya kali ini

"Non ayok berangkat"ucap supir membuka pintu mobil belakang

"Ayah mana?"tanya Chaka menoleh melihat apakah ayahnya menepati janji untuk menjemputnya

"Pak hendra sedang ada urusan jadi non sama bapak dulu ya ke sekolahnya?"tanyanya mengelus rambut Chaka dengan lembut

Semua orang tau bahwa Chaka selalu mencari perhatian hendra dan bima kakaknya untuk bisa bersama layaknya keluarga pada umumnya

Gadis kecil itu tak pernah merasakan bagaimana nyamannya berada di pelukan orang tua selama ia hidup

Chaka harus bisa mandiri di umurnya yang masih belia,gadis itu tak pernah menunjukkan kesedihannya di depan orang lain tapi siapapun yang melihatnya pasti akan merasa kasihan dan iba

"Gapapa pak,ayok berangkat"ucap Chaka memasuki mobil tampa berucap apapun setelah itu

Chaka selalu memimpikan hidup bahagia dengan kedua orang yang ia cintai tapi dari merek tak ada yang namanya cinta dan kasih sayang

Ibu Chaka meninggal saat melahirkan Chaka ke dunia, Chaka di asuh oleh nenek dan kakeknya tapi tetap saja kasih sayang itu tak bisa di gantikan

Gadis kecil yang selalu di bully serta di hina karna memiliki keluarga yang tak tahu asal usulnya

Selalu di ejek dan di permalukan oleh semua orang yang tak tahu seberapa kuatnya dia memperjuangkan kasih sayang yang belum menjadi haknya

Chaka menangis secara diam-diam di dalam mobil dengan terus memandang ke arah luar jendela

Gadis itu selalu berfikir dimana letak kesalahannya sehingga ayah dan Kakaknya tak ingin mengakuinya sebagai keluarga

Chaka menangis tampa suara menutupi wajahnya dengan rambut yang di gerai dengan bebas

Dia menghapus air matanya dengan kasar saat sekolah sudah berada di depan mata

Chaka harus bisa menutupi semuanya dengan senyuman serta keceriaan yang ada walau mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi

"Pak makasih ya"ucap Chaka tersenyum lalu mengambil tangan pak ali untuk di cium

Hendra tak pernah menyentuh Chaka sedikitpun bahkan menyebut Chaka sebagai anaknya saja itu adalah hal yang mustahil

Chaka sudah menganggap siapapun yang berkerja di rumahnya sebagai keluarga,hanya itu yang bisa ia lakukan untuk merasakannya bagaimana rasanya menjadi anak pada umumnya

"Iya hati-hati yaa, semangat sekolahnya"ucap pak ali mencium puncak kepala Chaka layaknya seorang Ayah

Pak ali menahan mati-matian air matanya untuk keluar sebenarnya dia tak tega saat melihat anak seusia Chaka harus bisa merasakan ini semua di umur yang belum matang

Chaka keluar dari mobil dan berlari masuk kedalam sekolah agar tak ketinggalan jam mata pelajaran yang sedang berlangsung

Gadis dengan rambut yang di gerai itu berhenti saat sudah sampai pada ambang pintu kelasnya

Chaka memasuki kelas dengan senyum serta sapaan yang ia berikan kepada orang lain

"Ga usah sok imut bisa!?"tanya seorang anak perempuan dengan kedua temannya di belakang

Chaka berbalik melihat ketiga orang yang sering membullynya di sekolah dengan perkataan yang sangat tajam

"Maaf kalo Chaka buat kamu marah"ucap Chaka dengan senyuman yang belum luntur sedikitpun dari tempatnya

Ke tiga gadis itu hanya tersenyum remeh lalu maju beberapa langkah mendekat pada Chaka

"Ulang!"ucapnya menarik dengan keras rambut Chaka sehingga membuat gadis itu terpaksa mendongak ke atas

Chaka menahan air mata serta rasa sakit yang menjalari kulit kepalanya dengan sangat kuat membuat gadis kecil itu merintih dalam diam

"Anak jelek kayak kamu ga pantas buat sekolah disini!"lanjutnya semakin menarik rambut Chaka ke bawah

Anak kecil dengan nama dara menendang perut Chaka dengan keras sehingga membuatnya merintih semakin keras

Dara itu sangat nakal sehingga membuatnya di takuti oleh banyak orang di sekolahnya

Indri dan Rara tersenyum melihat Chaka yang merintih kesakitan saat dara mulai menendang perutnya secara terus menerus

Chaka menahan rasa sakit yang luar biasa dari perut serta kepalanya dia ingin sekali menangis tapi jika dia melakukan hal itu maka dia akan terlihat lemah di depan mereka

Chaka merasakan tubuhnya di dorong dengan kuat dari belakang sehingga membuat tubuhnya jatuh tepat di kaki guru yang mengajar

Bukannya memarahi dara berserta kedua temannya guru tersebut malah melewati Chaka begitu saja menuju mejanya

Guru hanya diam saat melihat Chaka yang di bully alasan utamanya adalah karena orang tua dara adalah salah satu pendonor dana terbesar di sana

Hendra juga merupakan pendonor dana yang paling berpengaruh di sana tapi saat Chaka memiliki masalah Hendra tak mau datang melainkan menyuruh seseorang untuk mengatasinya

Chaka berdiri dengan memegang perutnya serta kepala yang berdenyut dengan hebat karna tarikan tadi sehingga membuatnya sedikit oleng saat berjalan

"Mampus"ucap Dara dari kursinya

Chaka membetulkan posisi rambutnya yang berantakan lalu berjalan dengan pelan menuju kursinya di belakang

Chaka duduk sendiri di bagian kursi paling belakang,guru mengatakan bahwa dia cocok di sana dan para murid tak ada yang mau berteman dengannya

Gadis itu menangis menahan sakit yang menjalar ke seluruh tubuh serta hatinya

Dia tak boleh lemah di hadapan orang-orang Chaka harus bisa menutupi semuanya dengan tawa

Jika pun Chaka menangis siapa yang akan peduli? Dia sendiri dari dulu tak ada seseorang di sampingnya hingga sekarang










bersambung...

Aku Sayang AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang