Chapter 2

486 90 25
                                    

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT & SHARE YA!
Story by : Lilin_ln
Jangan lupa follow akun WP-ku juga, yah Lilin_ln Thanks you!
Update, 2 Oktober 2021

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT & SHARE YA! Story by : Lilin_lnJangan lupa follow akun WP-ku juga, yah Lilin_ln Thanks you! Update, 2 Oktober 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lintang kini tengah duduk santai di kursi panjang rooftop. Tempat yang biasa dia gunakan untuk bersantai sembari memaksimalkan kekuatannya. Ya, Lintang memiliki kekuatan pengendalian waktu. Menarik dan mengulur waktu adalah hal yang mudah dia lakukan.

"Lo itu orang lemah, orang lemah akan selalu kalah. Kalau lo terus bertahan tanpa berusaha melawan, lo cuma akan dapat penderitaan."

Lintang samar-samar mendengar suara Binar, dia pun beranjak dari duduknya dan mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya binar lakukan di rooftop ini, kakak kelasnya itu sudah mengganggu waktu santainya.

Lintang mengendap-endap sembari mengintip dari balik tembok, di sana dia melihat Binar dengan seorang gadis yang dia yakini, adalah gadis lemah yang diinjak-injak oleh Binar.

Lintang memiringkan lehernya, smirk -nya tersungging dengan sempurna di sudut bibirnya. Dengan senang hati dia akan menonton setiap adegan yang disuguhkan. Lintang bukanlah orang baik, dia sama jahatnya seperti Binar. Bahkan, lebih busuk dari kakak kelasnya itu.

"Ayo, Nar. Jangan lama-lama bikin dia matinya. Kemaren cewek itu udah nabrak gue," gumam Lintang yang tidak sadar kalau ada seseorang yang mengintainya dari belakang. Lintang menatap ke arah bawah, tempat di mana bayangannya seharusnya ada satu, tapi yang dia lihat bukan hanya satu, melainkan dua bayangan sekaligus. Apa ada yang berdiri di belakangnya? Dari bayangan itu, dapat Lintang prediksi kalau bayangan itu bayangan dari seorang laki-laki.

Pada saat Lintang menggerakkan jemarinya untuk mengubah waktu, seseorang yang berdiri di belakangnya tampak sudah mengetahuinya. Seseorang itu langsung bergerak cepat, menyekal pergelangan tangan Lintang dan membalikkan tubuh gadis itu secara paksa, lalu dia membawa tangan Lintang mengarah ke leher gadis itu, setelah itu Lintang didorong sampai punggungnya menubruk tembok di belakangnya.

Lintang meringis kesakitan, namun pada saat dia mendongak dan mencoba melihat siapa orang yang melakukan hal itu padanya, Lintang terperangah. Dia tampak tidak percaya. Tidak ada satu pun orang yang berada di depannya sekarang. Padahal, dia jelas dapat merasakan seseorang itu menyentuhnya. Tapi ... siapa seseorang itu?

★★★

"Siang-siang gini emang enaknya beli es krim. Mau beli nggak?" tanya Bina, Tantri mengangguk, senyumnya terus mengembang jika terus berdekatan dengan Bina. Dia menyukai cowok itu, dan dia juga yakin kalau cowok itu juga pasti menyukainya.

TAITH HIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang