13. AMANDA POV, Cemburu

5 2 0
                                    

Fizya, si anak baru
.
.
.

Teettt... Teettt... Teettt

Suara bel masuk pelajaran berbunyi dan anak-anak yang awalnya ada di luar mulai masuk secara teratur. Bu Ika pun masuk setelahnya, tapi kali ini ada anak cewek semanis malaikat di belakang beliau. Mengikutinya malu-malu dan penuh sopan santun. Tebakan gue dia anak baru.

Kata Anak Baru memang selalu menarik untuk diperhatikan, bahkan sebelum kata itu terucap sekali pun. Dia cuma diam berdiri sambil tersenyum aja langsung menyihir seisi kelas jadi sunyi sesunyi kuburan, padahal biasanya rame kaya di pasar.

Dia cantik, cantik alami tanpa polesan Make Up neko-neko. Rambut hitam lurusnya bikin gue iri barang sebentar, bisa dibilang dia imut (pake banget). Bahkan gue sebagai cewek mengakuinya apalagi cowok-cowok di kelas ini, di sebelah gue Iqbal melongo parah.

Kaya liat apaan ini anak!!!

 

Cowok-cowok lain di kelas pun keadaannya juga nggak jauh beda. Mulut kebuka dan mata nggak ketik kira-kira lebih dari 10 detik.

Parah nih cewek, udah kek penyihir aja.

"Anak-anak, perhatikan Ibu semuanya"

"Iya, Bu guru" Serentak sekelas menjawab kompak.

"Kita kedatangan murid pindahan. Dan mulai hari ini dia sekelas dengan kalian"

"Horeeee"

"Asyikkk"

"Fitt, fiiuuuw" Suara siulan sahut mrnyahut menjawab pernyataan Bu IKa.

Setelah suasana agak tenang, Bu Ika mempersilahkan murid itu memperkenalkan dirinya.

"Hai, semuanya... " ucapnya sambil melambaikan tangan.

"Hai juga... " jawab anak-anak cowok sekelas sambil melambaikan tangan.

mulai deh bucinnya

"Perkenalkan, nama Saya Fizya Susandra. Dulu sekolah di Kebumen dan pindah ke sini karna beasiswa. Di sini tinggal sama kakak, Fizya minta tolong bantuannya supaya bisa betah di sini."

"Siap Fizya!!!" jawab seorang cowok spontan

"Aku padamu pokoknya"

"Huuuuuu... Ngarep lu!" Sorak sorai sekelas.

"Dasar jomblo akut!"

"Jodohmu di sini, Fiz. Jangan salah pilih orang!" kata Dika

"Ngarep lu!" sorak anak sekelas

"Kalo lu jomblo, gue siap mendampingi kok, nama gue Kiki"

"Fizya sayapnya mana? kok nggk dipake?" Iqbal bahkan nggk mau kalah.

Perdebatan pun tak bisa dihindari antara kelompok cewek dan cowok, persis Pasar Pagi. Bahkan Bu Ika harus menggebrak meja untuk membuat anak-anak tenang kembali.

"Sudah! Diam semuanya!"

Rame, pasti banyak cowok-cowok yang jatuh cinta pada pandangan pertama ke Fizya. Kalo gue, selama itu bukan Iqbal sih nggak apa-apa. Santuy aja!

"Manda" Bu Ika manggil gue.

"Iya, Bu"

"Kamu tolong pindah ke sebelahnya Arya, biar Fizya duduk sama Iqbal."
Gue diem, masih berusaha mencerna maksud perkataan Bu Ika tadi, maksud gue kenapa harus pindah gitu!??

Kenapa nggak Fizya-nya aja yang duduk sama Arya langsung?

"Kenapa saya harus sebangku sama Arya, bu?" gue heran.

Matahari yang Ingin TerbenamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang