part 28

1.9K 166 11
                                    

Happy reading.

Hati-hati typo bertebaran.......

"Di buat menyerah oleh rasa sakit dan di paksa bertahan oleh keadaan, itu lah dunia"

-Langit Albani Putra.

Di sayang? Di perduli kan? Di khawatirkan? Di beri kasih sayang? Di peluk? Di manja? Di puji? Apakah Bulan juga Bumi bisa atau mau melakukan nya untuk Langit? Tidak! Ya, sudah jelas bukan? Jika Langit tak akan pernah merasakan itu, bahkan ia mati sekalipun. Ia ingin, sangat ingin merasakan semua nya, iya semuanya! Bisakah itu Langit dapatkan itu? Atau tidak akan pernah! Entahlah, namun Langit sangat berharap jika suatu saat nanti Bulan, Bumi, juga Bintang bisa menerima nya.

Clek.

Langit mengeriyit heran saat melihat Bulan yang masuk ke dalam kamar nya lalu berjalan santai menuju Langit.

Plak.

Lagi? Tak bisakah Bulan menahan diri nya agar tak memukul Langit kali ini saja? Dan tak bisakah Bulan mengerti jika Bumi sudah menghukum nya, bahkan baru saja.

"Kau sungguh sangat tak pantas menjadi seorang Kakak Langit," ketus Bulan, Langit terkekeh, Bintang itu licik! Ia tak akan puas jika hanya Bumi saja yang menghukum nya.

"Mamah juga engga pantes jadi seorang ibu," balas Langit, Bulan semakin geram dengan ucapan Langit yang menurut nya kurang sopan.

Bugh.

Langit memejamkan mata nya saat Bulan memukul punggung Langit dengan kencang, tega! Padahal Bulan mengetahui nya jika punggung Langit sedang memar.

"KAU! DASAR ANAK TAK TAHU DI UNTUNG! BERSIKAPLAH SOPAN PADA KU LANGIT! AKU INI ORANG TUA MU! NAMUN MENGAPA KAU SEMAKIN HARI SEMAKIN KURANG AJAR DENGAN KU!" Bentak Bulan, Langit kembali terkekeh, orang tua? Orang tua mana yang tega menyakiti anak nya sendiri?

"Langit engga punya orang tua yang bisa nya ngasih luka sama Langit," ucap Langit dengan wajah santai nya, berusaha menutupi rasa sakit yang berdenyut nyeri di area punggung nya.

Plak.

Bulan kembali menampar Langit, Langit ingin meringis akan tetapi ia tahan karna ia sudah lelah pada Bulan yang selalu men cap nya sedang drama. Jadi, lebih baik untuk terlihat baik-baik saja bukan? Walau kata itu terkesan sangat alay.

"JAGA UCAPAN MU SIALAN!" Bulan kembali membentak Langit.

"Bener kan? Langit ngomong sesuai fakta, kalo kalian itu bisa nya buat luka di hati sama tubuh Langit aja,"

Bugh.

Bugh.

Bruk.

Langit terjatuh dari king size nya saat Bulan kembali memukul punggung Langit dengan kencang serta tak sengaja menarik lengan nya dengan kasar hingga membuat Langit terjatuh. Langit terbangun merapihkan pakaian nya yang sedikit kotor, mengabaikan rasa sakit di punggung nya lalu menatap Bulan datar.

"Mamah pergi gih dari kamar Langit, Langit mau istirahat," jangan salahkan Langit jika dia mengurangi rasa hormat pada orang tua nya karna dia sudah lelah selalu menurut namun tetap saja orang tua nya selalu menyakiti hati juga tubuh nya.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

"BERHENTI BERSIKAP KURANG AJAR ANAK SIALAN!" Langit tersenyum, berhenti? Lalu apakah Bulan akan berhenti menyakiti nya juga jika Langit hormat dengan nya? Atau malah berlaku seenak nya?

Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang