V

8.3K 1.1K 181
                                    

«Ambition»

Aku gak nyangka pada seantusias ini bacain work yg menurutku absurd banget wkwkw asli aku ngakak bacain komen2 kalian. Moga mood aku ttp stabil buat ngerjain work ini 🥺

.
.
.

Renjun mengerjapkan matanya, menggeliat malas diatas tempat tidur. Wangi cendana dan mint menguar seperti magnet yang menariknya untuk lebih mendekat. Matanya kembali terpejam sambil mengusal pada ceruk leher Jaehyun. Sang alpha pun hanya menggeliat pelan sambil mengelus punggung mulus Renjun.

"lapar injun mau buah makan." guman Renjun yang lalu mengigit leher milik Jaehyun.

"akhh, heh sakit!" bentak Jaehyun yang tersentak bangun. Ia pun hampir melempar tubuh mungil omega itu.

"akh pantat sakit injun perih, kakek!" keluhnya tak kalah heboh meringkuk di atas tempat tidur. Jaehyun yang melihat segera menghampiri dan mengelus punggung Renjun.

Alpha itu pun jadi terlihat kikuk saat Renjun semakin menangis dan berteriak, ia segera menghubungi Johnny untuk memanggilkannya dokter.

"tidak apa-apa, pakaikan salep ini agar lukanya cepat kering. Ini pertama untuknya, dan mungkin cara main tuan terlalu bersemangat jadi sedikit merobek lubang milik pasangan anda. Wajar, pengantin baru masih tinggi-tingginya napsu."

Ingin sekali Jaehyun merobek mulut dokter yang memeriksa Renjun ini. Ia terlalu frontal, Jaehyun jadi malu.

Johnny yang mendengar sekaligus melihat muka merah milik Jaehyun, tak kuasa menahan senyuman meledek di wajahnya. "baik dok, terima kasih." ujar Johnny yang langsung mengantar dokter itu keluar rumah.

Jaehyun masih duduk terdiam dipinggir tempat tidurnya. Memandang wajah manis Renjun yang tertidur pulas. Ia masih tak habis pikir, mengapa seakan ia tak bisa mengendalikan diri saat sudah mencium aroma Renjun dan menyentuhnya. Semakin ia berusaha menjauh, namun hatinya berkata lain. Perasaan yang kuat seolah ingin terus memeluk omega mungil itu dan membawanya kemana pun.

Jaehyun tak mempercayai adanya takdir ikatan yang sudah direncanakan dewa. Oleh sebab itu ia selalu berusaha menyangkal apa yang ia rasakan. Gejolak kuat yang bergemuruh dihatinya, namun bila di lihat lagi ia merasa ini seperti sebuah kutukan dari dewa untuknya.

Hukuman atas perbuatannya kah?
Apa Jaehyun harus berhenti menyangkal perasaannya untuk omega aneh ini.

Dewa... Tidak kah kau bisa memberikan Jaehyun omega yang lebih normal?

Jaehyun menghela napas menampikkan semua pikirannya. Bahkan ini belum berjalan jauh, surat-surat dari lahan tersebut masih di urus oleh beta itu.

Apa Jaehyun harus membuang jauh omega liar ini agar perasaannya tak semakin terlena?

"dasar monyet gila." gumannya yang semakin memandang lekat pada wajah omega mungil itu. Bulu mata lentik, hidung mancul dan bibir ranumnya sedikit terbuka, membuat Jaehyun kembali hilang kendali dan meraup bibir yang terasa manis baginya itu. Menghisap dan melumatnya dengan begitu lapar seakan menjadi candu baru untuknya.

"eughhh..." Renjun melengguh, terkejut dan bangun dari tidurnya. Ia ingin mendorong Jaehyun yang mengukungnya, namun tenaga alpha itu sangat kuat. Jaehyun kembali menggila saat mencium aroma feromon milik Renjun yang menguar karena panik.

"owh shit, aku kira ronde semalam selesai, ternyata bersambung." Johnny yang masuk, kembali keluar dan menutup pintu kamar milik Jaehyun. Hal itu di hiraukan Jaehyun yang kini beralih sasaran pada leher milik Renjun, mencium dan menghirup aroma yang terus menguar.

"gak mau, gak mau. Jangan injun dimakan." omega mungil itu terus menggeliat, mencoba menolak gairah milik alpha dihadapannya. Hingga suara perut mereka bersahutan, membuat keduanya terdiam dan saling pandang.

"lapar injun makan ayo. Jangan dimakan injun." cicit Renjun yang sesungguhnya tak sama sekali di mengerti oleh Jaehyun. Namun yang jelas, ia pun sangat lapar saat ini dan memutuskan keluar kamar diikuti Renjun yang membuntutinya.

"duduk." perintah Jaehyun saat mereka sampai di dapur. Johnny yang asik menikmati segelas kopinya hanya memandang kearah dua pasangan aneh itu, namun tersentak kaget saat Renjun yang tiba-tiba naik keatas meja makan dan duduk.

"eeeh anak baik duduknya di sini." ujar Johnny kalap, mengangkat tubuh mungil Renjun dan di dudukan di kursi. Jaehyun hanya melirik sengit dan langsung meminum kopi yang disediakan pelayannya.

"lapar makan injun." ujar omega itu riang. Johnny hanya terkekeh sambil mengusak gemas rambut renjun.

"ajari dia bicara yang benar, aku pusing mendengarnya." gerutu Jaehyun. Melihat Renjun dalam keadaan sadar membuat ia emosi, sangat berbeda saat omega itu tertidur. Begitu tenang dan... menggoda?

"kenapa? Apa saat Renjun medesah terbalik-balik juga?" ledek Johnny yang tertawa geli. Renjun yang tak paham hanya ikut tertawa, membuat Jaehyun mendengus kesal.

"bangsat kau!" umpatnya. Johnny semakin tertawa meledak saat melihat wajah Jaehyun yang memerah. Monster gila ini bisa malu juga, pikirnya.

.
.
.
.

"bagaimana perkembangannya?"

"bagaimana keadaan tuan muda?"

"apa anda hobi membalikan pertanyaan?" Jaehyun mendengus kesal, ia benar-benar sudah muak melihat beta di hadapannya ini.

"akan segera selesai, anda tetap memegang janji anda bukan?"

"apa saya terlihat seperti orang yang mudah mengikari janji meski dengan perjanjian-perjanjian bodoh itu sekali pun?" sarkas Jaehyun.

"anda sudah pernah menipu saya dengan membunuh tuan saya. Apakah salah bila saya meragukan anda, tuan Jung?"

"Jung Renjun, istri saya, aman berada di rumah dengan semua fasilitas yang ada. Hidupnya sudah terjamin, kau puas?" bentak Jaehyun yang semakin geram.

"jangan lupakan point terakhir perjanjian kita tuan Jung."

"Apa lagi? Saya sudah memenuhi semuanya."

"kau harus memiliki keturunan yang sah dengan tuan muda."

"kau gila, mana ada-" mata Jaehyun membulat saat melihat point terakhir yang ada pada perjanjian yang sudah ia tanda tangani. Ia mengambil juga surat miliknya yang ia simpan pada laci mejanya. Jaehyun terduduk lemas, ingin sekali meruntuki kebodohannya.

"bila anda sudah memiliki keturunan, anda bisa memiliki sepenuhnya lahan tersebut." ujar sang beta.

"bajingan, kau menipuku."

"satu nyawa yang kau bunuh tak sebanding dengan kebahagian untuk tuan muda Renjun." beta itu menarik segaris senyum puas melihat alpha depannya tampak cukup depresi.

Ini salah Jung Jaehyun bukan?
Ia yang mencari masalah, ia harus bertanggung jawab. Beta bermarga Kim itu orang kepercayaan kakek Huang yang sangat pintar dan hati-hati. Demi kebahagiaan Renjun, tuannya, ia akan melakukan banyak cara. Meski nanti Jaehyun membuang omega itu, Beta Kim sudah menyiapkan rumah bahkan tabungan untuk tuannya kelak.


Tbc.





Ambition [JaeRen]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang