YOU 6

255 18 0
                                        

Mata tajam Johnny memperhatikan setiap detail ruangan milik seorang gadis yang sibuk didapur, langkahnya perlahan untuk bisa melihat apa saja yang kemungkinan bisa dijangkaunya.

Dia menyentuh sofa yang ada dihadapannya, matanya mengarah pada sesuatu yang dikira mencurigakan, tapi nyatanya hanya sebuah lukisan abstrak yang tertempel didinding "kau tinggal sendiri? "

Gadis cantik memiliki rambut panjang itu menatapnya, meletakan gelas berisi kopi panas di atas nampan "seperti yang kau lihat, aku sendiri"

Johnny mengangguk, dia memperhatikan gadis cantik itu datang menghampirinya, senyum manis terukir di bibir Johnny "orang tua mu? "

Tak ada jawaban, gadis itu meletakan kopi di meja dan Johnny duduk disofa "kau tak menjawab ku? "

Gadis itu Joy, dia tersenyum dan duduk disamping Johnny, ditangannya ada secangkir teh hangat yang dia genggam dengan kedua tangannya "terlalu rumit, aku takut kau akan menjauhi ku jika aku jelaskan"

Johnny diam, dan kemudian menatap wajah Joy yang terlihat mulai bersedih "jangan ceritakan jika itu terlalu berat untuk mu" tangan Johnny mulai mengelus lembut rambut Joy.

Joy membalas tatapan Johnny, Johnny menatapnya dengan penuh perhatian dan dia menyukainya "apa aku bisa mempercayai mu?"

"jangan mudah mempercayai seseorang, karena bisa saja orang itu akan menikam mu"
.
.
.
.
Taeyong memutar lehernya, akibat terserempet motor kemarin semua badannya jadi keram, dan dia tak bisa bangun dari kasur, dia hanya bisa tidur dikasur seharian ini.

"Noona....." Jeno datang dan berteriak keras, adik kecil Taeyong itu baru pulang les ketika malam, wajahnya penuh air mata mengetahui bagaimana keadaan kakak tertuanya yang begitu menyedihkan "Noona kau sangat menyedihkan, apa sangat sakit? hiks hiks.."

Taeyong menghela nafas, dia mencoba bangun untuk menenangkan adik kecilnya, sengaja mereka tak mengatakan keadaan Taeyong pada adik kecilnya ini, karena takut adiknya ini tidak akan masuk sekolah karena terlalu menghawatirkan kakaknya "aku sudah lebih baik Jeno"

Ketika baru pulang Jeno tadi, sangat terkejut mendengar Doyoung dan bibinya berbicara didapur tentang keadaan Taeyong.

"Noona tidak baik-baik saja... Hiks.. Bahkan keadaan Noona sangat menyedihkan seperti ini huwaaa.... "

Keadaan Taeyong sekarang memang kacau, terlihat dari penampilannya yang berantakan, rambutnya juga bagaikan singa, Taeyong menarik adik kecilnya untuk dipeluk, dan menangkan nya "Jeno, anak lelaki tidak boleh menangis "

Jeno tidak cengeng sebenarnya, hanya saja jika mengetahui Taeyong sakit dia akan menangis, padahal dengan kedua kakaknya yang lain tidak, dia juga tidak tau mengapa, mungkin Taeyong bukan hanya kakak baginya, tapi juga ibu, karena sejak lahir dia memang tidak memiliki orang tua.

Doyoung membuka kamar dan tersenyum melihat Jeno dan Taeyong sedang berpelukan "kau harus mengganti pakaian mu dulu Jeno"

Jeno menggeleng dipelukan Taeyong "aku tidak mau, aku ingin menjaga Taeyong Noona"

Doyoung menghela nafas, dia duduk disamping mereka dan mengelus lembut bahu Jeno "Taeyong eonnie akan tambah sakit jika kau peluk dalam keadaan kotor begini"

Pelukannya terlepas, dia langsung menatap Doyoung "benarkah?"

Doyoung mengangguk "kau tidak mau Taeyong eonnie jadi tambah sakit kan?"

Jeno menggeleng dan menatap Taeyong "maafkan aku Noona" dan kemudian dia berdiri "aku akan mengganti baju ku secepatnya"

Taeyong tersenyum "aku akan menunggu mu jagoan"

YOU (JohnYong Ver.) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang