Chapter 2

30 11 11
                                    

"Keadilan sangat berbeda dengan balas dendam. Keadilan berarti keseimbangan, sedangkan balas dendam hanyalah pemuasan diri manusia."

.
.
.


Mina melangkah mengikuti Mark memasuki kamar tidur mereka, tiba-tiba merasa takut kepada suaminya. Mark benar- benar terasa asing, seperti bukan dirinya. Dan Mina merasa tidak nyaman dengan Mark yang sekarang menjadi suaminya ini.

"Kenapa engkau marah-marah kepadaku, Mark?" Mina memberanikan diri bertanya, mencoba bersikap lembut kepada suaminya. Bukankah dulu Mark berkata bahwa dia sangat menyukai kelembutan Mina?

Tetapi Mark tetap bersikap dingin, sama sekali tidak tersentuh dengan kelembutan Mina, ditatapnya Mina dengan sinis,

"Suami mana yang tidak marah ketika istrinya malahan mengunjungi lelaki lain di hari pertama setelah mereka menikah. Seolah tidak tahan untuk segera menghambur ke pelukan lelaki itu?"

Wajah Mina memucat mendengar tuduhan Mark, tetapi dia mencoba membela diri, " Kau yang meninggalkanku untuk bekerja di hari pertama pernikahan kita, dan aku bingung tidak tahu harus bagaimana. Lagipula aku ke sana bukan untuk menemui Xiaojun, aku ingin menengok rumah kacaku."

"Alasan." Mark menatap Mina dengan merendahkan, "Dari awal aku sudah curiga ada sesuatu yang lebih di antara kalian. Dan jangan mencoba melempar kesalahan dengan menyalahkanku karena pergi bekerja. Aku berkerja kau pikir untuk siapa? Untuk menghidupi istriku juga. Kau juga menerima keuntungan dari rumah mewah, pakaian mahal, dan makanan enak yang akan selalu disediakan untukmu. Jadi kuharap kau menghargainya dan jangan menjadi perempuan cengeng hanya karena aku pergi bekerja."

Kata-kata kasar Mark sekali lagi telah membuat hari Mina terasa teriris. Dia sampai mundur satu langkah, menjauhi suaminya, menatap Mark dengan wajah tidak percaya,

"Mark..?" suaranya bergetar, "Ada apa sebenarnya...?" tanyanya lirih. Menahan perasaan.

Mark tampaknya tidak tersentuh melihat ekspresi Mina, dia menatap dingin, "Tidak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba aku menyesali keputusan bodohku untuk menikahi seorang perempuan kampung dari kelas rendahan yang tidak tahu terimakasih dan malahan sibuk menjalin affair dengan lelaki lain." Mata Mark tampak kejam menatapnya, "Dan kupikir aku terlalu muak untuk tidur sekamar denganmu. Keluar dari kamarku, dan tidurlah di salah satu kamar kosong di rumah ini. Dimanapun itu, carilah yang paling jauh dari kamarku."

"Mark?" kali ini Mina tidak mampu menahan air matanya, dia merasa sangat bingung.

Mark melangkah ke pintu, sebelum ke luar dia menoleh dengan dingin, "Aku akan pergi keluar, dan aku harap ketika aku pulang, kau cukup tahu diri untuk memindahkan seluruh barangmu dari ruangan ini."

•••

Mina tidak tahu harus berbuat apa, ini adalah hari pertama pernikahannya. Dan Mark sudah memperlakukannya dengan begitu kejam.

Sebenarnya ada apa dengan Mark? Apa salah Mina sehingga Mark setega itu dan sekasar itu kepadanya? Benak Mina berpikir keras, tetapi dia tidak menemukan pertanda apapun. Bahkan setelah pesta pernikahan itu sebelum Mina masuk ke kamar, Mark masih bersikap lembut kepadanya, memeluknya mesra di dansa pengantin mereka sambil berbisik betapa bahagianya dia ketika pada akhirnya bisa menikahi Mina.

Sambil mengusap air matanya, Mina mengemasi pakaiannya. Dia sebenarnya tidak ingin melakukannya, diusir seperti ini dari kamar suaminya dan direndahkan karena disuruh mengemasi pakaiannya sendiri dan berpindah tempat.

Tetapi harga dirinya menuntutnya melakukannya, dia tidak mau ketika Mark pulang nanti dan menemukan dirinya masih ada di kamar ini, Mark akan semakin merendahkannya.

Pembunuh Cahaya || Mark Mina [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang