be wise in choosing the reading because this story contains adult content
***
Sepanjang hari Sunoo masih menghabiskan waktu bersama dengan Sunghoon, meski mereka hanya duduk sambil menikmati segelas kopi di taman kota. Melihat anak-anak kecil yang berlarian saling mengejar dan bermain.
Kenangan masa kecil kembali hadir dalam ingatan Sunoo. Ia menyukai masa-sama kecilnya sebelum Suyu hadir dalam kehidupannya. Ia suka bermain, ia suka makan dan ia takut gelap dan hantu.
"Kita belum lama mengenal tapi kau sudah banyak membicarakan tentangmu padaku, apa tidak apa-apa?" tanya Sunghoon tiba-tiba, sebab sedari awal ia mengenal Sunoo— lelaki itu banyak berbicara dan menceritakan banyak hal padanya.
"Kau mungkin baru mengenalku, tapi aku sudah lama mengenalmu. Apa salahnya mencoba terbuka pada orang yang ku suka? Agar kau tahu bagaimana aku sebenarnya. Kau pasti takut."
Sunghoon tersenyum miring, ia kembali bersuara, "Kau sama sekali tidak mengenalku dengan baik."
"Kalau begitu ceritakan padaku!"
"Aku tidak yakin apakah kau akan berani."
Di balik senyuman kecil yang Sunghoon berikan, tatapan matanya tajam. Tetapi meski begitu Sunoo tampak tidak merasa ketakutan dan terintimidasi justru ia semakin menantang Sunghoon yang ada di sampingnya. "Aku selalu berani jika berhubungan dengamu."
"Bercanda," kata Sunghoon. "Tidak ada hal yang menarik dalam hidupku. Aku hanya seorang anak lelaki tunggal dari keluarga kecil yang bahagia, aku tidak suka keramaian, aku suka sendirian dan aku mudah tertarik pada seseorang yang sepertimu."
Lelaki itu memajukan wajahnya semakin mendekat pada Sunoo membuat sang empu merah merona karena merasa malu. "Jangan bercanda!" Sunoo mendorong Sunghoon pelan menjauh darinya.
"Selama lebih dari setahun aku menyukaimu, aku selalu memperhatikanmu. Jika aku berkata jujur seperti ini, apa kau masih mau menjadi temanku?" tanya Sunoo penuh harap. "Kau tidak merasa jijik, kan?"
"Aku tidak mau jadi temanmu lagi."
Lelaki dengan senyuman manis yang mengembang kini hanya menatap nanar dan penuh penyesal. Menyesal memilih untuk jujur dan menyesal atas segala sikap dan perkataannya.
"... Apa ketika orang menyukai seseorang, masih berharap menjadi teman?" tanya balik Sunghoon. "Jika kau mengharapkanku menjadi seseorang yang lebih dari teman, aku akan menerimanya."
"Tapi ..."
"Tidak mau?"
"Bukan begitu maksudku, aku ingin menjadi lebih dari sekedar teman. Tapi apa perasaanmu sama denganku?"
"Aku bilang, aku tertarik padamu. Jika tidak, semalam kita tidak mung—" Sunoo lefleks menutup mulut Sunghoon dengan tangannya, agar Sunghoon tidak melanjutkan ucapannya. Ia tahu maksud Sunghoon, karena itu ia merasa malu.
***
Hari semakin malam, tetapi tak ada niat bagi keduanya untuk pulang. Sunoo yang tidak memiliki tempat pulang sementara Sunghoon yang tidak suka pulang membuat keduanya masih terjebak dalam langkah yang semakin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho | SungSun ✓
FanficDi balik senyuman dan tawa yang renyah menyimpan ironi yang menakutkan, darah segar akan selalu mengalir seiring hatinya tergerak untuk mengoreskan luka. *** Kasus pembunuhan yang menimpa seorang siswi membuka lembaran fakta yang kian mendebarkan ji...