Chap 2

363 24 8
                                    

Disclaimer : Jelas bukan punya saya!

Warning : Author Newbie!, OOC! Absolute Typo! All Chara Human!

Pairing : Unknown

Summary : Awalnya dia hanyalah seorang gadis yang kesepian karena hal sepele yang dimilikinya sehingga ia sering menjadi bahan ejekan teman sebayanya, namun semua itu berubah ketika pemuda itu datang sehingga membuat hidupnya lebih berwarna "Hahahaha lihatlah kamu tampak sangat lu-""Aku bukan bahan tertawaan!"

Selamat membaca!

Beberapa hari kemudian

Saat ini terlihat Naruto sedang mengayuh sepedanya dengan pelan menuju sekolah yang menjadi tempatnya selama belajar 3 tahun ini. Namun jika dilihat lebih teliti pemuda itu terlihat melamunkan kejadian beberapa hari yang lalu. Kejadian kepergian Neji pindah ke sekolah barunya yang membuatnya kesepian karena tidak ada lagi yang menjadi teman bercandanya di kelas meskipun teman sekelasnya tidak ada yang memandang sebelah mata dirinya karena keanehan dirinya yang menggunakan penutup mata namun tetap saja Neji adalah sahabat terbaiknya.

"Haaahhhh hari hari yang kujalani semakin membosankan tanpa adanya Neji. Apa aku harus cari kerja part time ya untuk mengusir kebosananku? Tapi apa nanti ayah mengijinkanku untuk kerja part time? Sebaiknya nanti aku minta izin kepada ayah dan membujuknya secara perlahan agar dia mengizinkanku kerja part time" Gumamnya sambil mengayuh sepedanya dengan pelan tanpa menyadari di depannya sudah ada persimpangan jalan karena keasyikan melamun.

Sementara itu ditempat lain yang tidak jauh dari lokasi Naruto

Terlihat seorang gadis yang berperawakan gemuk untuk gadis seumurannya dan memiliki rambut raven yang diikat ponytail tengah menggerutu sebal sambil mengayuh sepeda yang ia punya menuju sekolahnya yang baru. Sekolahnya yang baru? Sebenarnya dia baru pindah ke kota ini kemarin siang karena permintaan kakaknya yang beralasan bahwa ia kesepian karena terkadang tidak ada yang menemaninya di rumah. Ia pun hanya bisa mengiyakan apa yang kakaknya minta karena bagaimanapun kakaknya lah yang telah membiayai sekolah dan kebutuhannya sehari-hari.

Sebelumnya ia tinggal di kota Kyoto karena disana merupakan tempat kelahirannya dan juga merupakan tempat dimana ia tumbuh hingga remaja saat ini. Ia disana tinggal sendiri di sebuah rumah yang mereka miliki di pinggiran kota Kyoto. Kakaknya pergi mencari kerja saat ia berusia 15 tahun saat itu karena kecelakaan yang menimpa kedua orang tua mereka sehingga membuat mereka berduanya menjadi anak yatim piatu. Awalnya kakaknya kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama beberapa bulan namun kemudian kakaknya mendapatkan pekerjaan yang bagus yang sesuai dengan hobinya dan memiliki gaji yang tinggi sehingga kakaknya bisa menafkahinya yang masih duduk di bangku sekolah.

Hingga akhirnya sampailah ia disini, kota Kuoh. Kota yang menjadi tempat kakaknya berkerja selama dua tahun belakangan ini. Beberapa hari yang lalu kakaknya datang berkunjung ke Kyoto untuk mengajaknya tinggal bersama di kota Kuoh. Awalnya ia protes kepada kakaknya karena ia masih ingin tinggal di Kyoto karena ia masih ingin mengenang keluarga mereka saat lengkap dahulu namun saat ia protes kepada kakaknya itu, kakaknya hanya menjawabnya dengan nada datar "Kau mau sekolah atau tetap berada di kota ini dan mencari pekerjaan unutuk membiayai hidupmu sendiri? Jika kau berfikir kalau aku tega terhadapmu maka itu salah karena sebelumnya aku memintanya kepadamu secara baik-baik namun kau terus menolaknya dengan berbagai alasan. Aku bukannya tidak menghormati ayah dan ibu tapi jika kita terus bersedih akan kejadian itu tentu saja mereka akan merasa sedih melihat kita dari sana kan? Jadi tolong kali ini saja, menurutlah pada kakak oke?" yang diakhirinya dengan senyum tipis. Sebelumnya kakaknya hanya memintanya pindah dari telepon karena terlalu sibuk dengan pekerjaanya namun kali ini ia tidak sanggup menolak karena kakaknya memohon kepadanya sampai datang jauh jauh dari kota Kuoh ke Kyoto.

Hey! I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang