Part 3 - Saat Sakit Membuat Manja

1K 72 1
                                    

Kalimat yang terucap dibibir memang tak selamanya
selalu benar.
Namun, kadang apa yang
memang diinginkan oleh hati,
diselipkan dibalik makna
kalimat yang diucapkan.
~ Kaiden Putra Syahreza,
Sweetshit, 2020 ~

~****~

Carissa menatap jam dindingnya di ruang tengah. Ini sudah pukul Tujuh pagi, tapi tidak ada tanda-tanda dari pria yang biasanya menumpang sarapan di apartemennya. Wanita itu pun mengingat hari ini, ini baru hari Selasa. Which is bukan jadwal Kaiden bersama wanita-wanitanya. Biasanya pria itu akan libur bertamu dirumahnya setelah dia menghabiskan malam-malam panasnya bersama wanita satu malamnya. Dan hal itu, biasanya berlaku di hari Sabtu dan Minggu. Bukan hari kerja seperti ini.

Merasa ada sesuatu yang salah dengan Kaiden, Carissa pun mengambil telepon genggamnya. Tombol nomor dua, yang dia jadikan tombol singkat untuk memanggil sahabatnya itu pun ditekan. Tak lama, nama Kaiden muncul pada layar teleponnya.

Satu detik kemudian telepon tersambung, setelah beberapa saat mendengarkan nada dering yang dipasang, Kaiden pun mengangkat panggilannya.

"Hallo," sapa Kaiden. Suaranya terdengar lemah dan serak.

"Hallo, Kai," balas Carissa. "Lo masih tidur? Gue ganggu ya?" tanyanya tak enak.

Terdengar lenguhan nafas Kaiden, pria itu bangkit dari tidurnya. Mencoba untuk duduk lalu bersandar di kepala ranjang.

"Kayaknya, gue sakit deh, Riss." Jawabnya memijit tengkuknya yang terasa pegal.

"Ya ampun, kenapa nggak ngabarin gue?" Carissa panik.

"Nggak apa kok! Sebentar lagi paling juga sembuh sendiri." Sahutnya. "Sorry, gue nggak bisa ke tempat lo dulu buat bikinin lo kopi pagi ini, nggak apa ya?" pria itu malah meminta maaf kepada Carissa karena urusan sepele. Membuat wanita itu naik darah.

"Ngomong apa sih lo? Memangnya ada kewajiban lo harus bikinin gue kopi setiap hari?"

"Ya kan gue pria penyemangat hidup lo, Riss. Gue tahu, lo tuh harus banget ngeliat wajah tampan gue plus minum kopi buatan gue, baru deh lo semangat memulai hari-hari lo, iya 'kan?" Balas Kaiden asal. Membuat Carissa mengernyit geli.

"Najis lo! Lagi sakit, sempet-sempetnya modusin gue!" Balas Carissa sengit. Kaiden sontak terkekeh mendengarnya. "Gue ke tempat lo ya? Lo pasti belum sarapan, gue mau buatin sarapan dulu buat lo." Tanpa menunggu lagi Carissa bangkit dari duduknya, mulai melangkah keluar dari apartemennya.

"Nggak usah repot-repot, Riss. Nanti lo telat berangkat kerja loh!" Balas Kaiden.

Namun terlambat, terdengar pintu depannya terbuka. Siapa lagi kalau bukan Carissa yang membukanya. Kaiden memang memberitahukan kunci kode pengaman apartemennya kepada Carissa. Begitu pula dengan dirinya yang mengetahui kode pengaman apartemen sahabat wanitanya itu. Well, seperti yang sudah dijelaskan, hampir tidak ada rahasia di antara mereka. Bahkan Kaiden tidak memberi tahu kode pengaman apartemennya kepada kedua orang tuanya. Hanya Carissa yang dia beritahu. Dan, seharusnya hal itu sudah membuktikan bahwa Carissa memiliki tempat yang lebih dari seorang sahabat di dalam hidupnya.

Namun kedua orang bodoh ini masih tetap bertahan dengan pemikiran mereka, "They are just friends. And friendship is stronger than every relationship in this world", pikir mereka.

"Gue sudah di dalam apartemen lo nih." Sahut Carissa. "Lo di dalam kamar?" tanyanya. Masih dengan handphone yang menyala dan ditempelkan di telinganya.

"Iya. Masuk aja ke kamar." Jawab Kaiden lalu mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

"Heh! Nggak sopan lo ya matiin telepon dari gue gitu aja!" Maki Carissa di ambang pintu kamar Kaiden.

SWEETSHIT (TAMAT di CABACAAPP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang