Pacar teman

14.7K 60 3
                                    

Warning 21+! Setiap konten sangat vulgar dan intim.

Teaser:

***

Sesekali Gaby mencuri pandang dengan lelaki bertubuh tinggi yang di penuhi otot-otot nya, sedang tertawa bersama teman nya. Lelaki itu mempunyai senyuman yang manis, mata nya menyipit, bibir menipis ketika sudut bibir itu tertarik. Juanda Febuana. Lelaki penuh pesona yang banyak orang sukai semenjak pertama kali dia menginjakkan kaki di sekolah ini. Lelaki itu sudah mempunyai kekasih setelah beberapa bulan dia menjadi murid SMA Renggala, nama nya Lupi teman dekat dari Gaby. Hati Gaby selalu dilanda cemburu karena Lupi selalu memamerkan kemesraan nya, entah merangkul tangan pria itu atau mencium pipi Juan.

"Gaby!" seru Lupi.

Gadis itu mengerjap. "Oh ya? Kenapa?" 

"Gue udah dari tadi manggilin lo. Ngelamunin apa sih sampe segitu nya?" tanya Lupi, membuat arah pandangan Husein, Ben serta Juan ke arah gadis itu. Gaby mengalihkan pandangan nya ketika tidak sengaja bertabrakan dengan netra kelam Juan.

"Nggak. Gue lagi mikirin anak kucing yang di rumah," elak nya berbohong.

"Lo masih nyelamatin kucing-kucing jalanan?" Gaby mengangguk. "Kan gue udah bilang, stop dong. Lo gak jijik apa kalo misal nya dia dari parit atau dari tanah-tanah gitu. Kan bau," Lupi memasang wajah jijik.

"Ya makanya biar dia gak bau gue urus, Pi. Kan kasian kalo hujan gak ada tempat teduh, mau makan harus cari di tong sampah. Mau minta makan sama manusia aja dia di tendang mulu. Lo gak kasian?"

"Ya kasian sih. Tapi kan tetep aja dia jorok, bau," Lupi bergidik merangkul Juan yang ada di sebelah nya. Gaby melempar pandangan nya, tangan Juan bergerak mengelus tangan Lupi yang bertengger. Terlihat sangat menyayangi perempuan itu.

"Tuh punya pikiran kayak Gaby! Jangan tau nya ngewe aja sama Juan," seru Husein menasehati membuat Gaby terpekur. Sudah sejauh itu kah mereka? Dalam hati Gaby selalu berbisik agar tidak perlu cemburu, namun sayang mata Gaby sama sekali tidak bisa di ajak berkompromi. Gaby bangkit, melenggangkan kaki nya dari sana tanpa sepatah kata pun.

"Eh, kenapa tuh Gaby?" tanya Ben.

"Biarin ajalah, emang gak jelas tuh anak," Lupi menyenderkan kepala nya di bahu Juan.

Juan memandang punggung gadis berambut sepunggung itu.

***

Setelah beberapa menit berusaha meredakan tangis nya, Gaby membilas wajahnya dengan air yang mengalir. Memperbaiki tatanan rambut nya yang berantakan. Orang-orang akan mengasihani Gaby jika tau penampilan Gaby yang terlihat seperti orang paling menyedihkan.

Gaby mengatur nafas nya, keluar dari toilet perempuan tidak sengaja bertabrakan. Detik kemudian tangan nya di tarik paksa memasuki toilet itu kembali.

"Akh!"

"Sorry, gak papa?"

"J-Juan?" Gaby tergagu, walaupun pencahayaan minim, tetapi Gaby hafal dengan suara lelaki itu. 

Juan tersenyum. "Kenapa lama banget di kamar mandi? Abis nangis?" tanya Juan, meraih wajah gadis itu.

"Ng-nggak papa. Kenapa bisa disini?"

"Of course menemui tunangan gue yang sedang cemburu," kekeh Juan.

Gaby memundurkan langkah nya. Ya, Juan memang tunangan nya. Mereka merahasiakan ini dari publik, lebih tepatnya ini keinginan Gaby.

"Bukan itu maksud ku Juan. Ini toilet perempuan."

Juan malah tertawa, lantas menyatukan bibir mereka. Merapatkan tubuh Gaby, meremas buah dada yang selalu ia rindukan itu. Bibir nya semakin semangat mencecap bibir Gaby, membelit lidah itu untuk saling berperang.

"Apa pun bisa gue lakukan Gaby. Contoh nya kayak tadi. Atau lo mau contoh lain?" tanya Juan. "Bercinta mungkin?" bisik Juan seduktif.

Hembusan nafas lelaki itu di kulitnya membuat darah nya membeku. Juan melepas satu persatu kancing seragam nya, meloloskan bra berwarna biru itu. Matanya menatap lekat payudara nya, puting nya mengerang, pucuk putih itu berwarna pink kecoklatan.

"Aaahhh!!" Gaby memekik, Juan meraup dada nya secara tiba-tiba. Pria itu mendorong nya ke salah satu bilik toilet dan mengunci nya. Tubuh Gaby terhimpit, pasokan udara nya menipis.

"Juaann... Aahhh...Ja...ngan.. disini," Gaby berucap susah payah.

"Terus dimana? Disini?" Juan dengan sengaja menyentuh kewanitaan Gaby yang masih terhalang kain. Dia mengetuk, merasa ada yang ganjal dengan kewanitaan Gaby.

"Bulanan? Gak papa, kita masih ada banyak cara buat muasin punya gue. Mungkin pake tangan lo?" Juan mengecup basah tangan Gaby. "Atau kejantanan gue bisa lo jepit sama tete lo?" Juan kembali meraup sebelah payudara Gaby yang belum basah.

"Juann...Ahhh!!!"

Kejantanan Juan mengeras, desahan Gaby terdengar manja dan seksi dalam waktu bersamaan. Juan membalikkan tubuh Gaby menghadap tembok, meloloskan kejantanan nya yang sudah ereksi dan menggesek nya ke bongkahan bokong gadis itu.

"Ouughhh... Gimana gue gak ketagihan? Lo punya badan anjing banget. Ouuhhh... Aaahhh...Fuck!!!" Juan menggeram.

"Aahhh ahhh... Ouusshhh... huufff... mmmhhh!!!" Gaby mengulum bibir nya mendengar suara langkah seseorang membuatnya terkejut. Belum selesai keterkejutan Gaby, suara seseorang yang ia kenali terdengar.

"Gaby?"

****

Oneshoot bisa kalian beli di Karyakarsa, link nya ada di bio ku atau search aja diarytata

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Dewasa (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang