Bukankah seperti ini kehidupan, apapun akan dilakukan untuk melindungi diri sendiri asalkan itu tidak merugikan orang lain.
Gaon menatap langit-langit kamar mandi, pikirannya melayang pada tawaran pria tua yang ia temui beberapa hari lalu.
"Pilihan apa yang harus aku ambil... "
Jika ia mengiyakan permintaan Pria tua itu, Gaon mungkin akan berada dalam bahaya. Ia tau bagaimana Yohan, Yohan memiliki banyak koneksi. Bahkan hubungan dirinya dengan Yohan yang sudah berlangsung Empat tahun saja media tidak dapat mengendusnya. Bukankah itu sudah membuktikan betapa hebatnya Hakim iblis itu.
Belum lagi jika ia tertangkap oleh Yohan, ia tidak bisa membayangkan hukuman apa yang akan ia terima.
Tetapi jika ia bisa naik jabatan ia akan menghasilkan uang lebih banyak, lalu ia bisa melepaskan diri dari Kang Yohan, yaaah walaupun ia tidak keberatan jika harus berada di samping Kang Yohan selamanya dan menikmati semua kemewahan ini tanpa harus bekerja keras.
Namun di lain sisi ia juga tak ingin selalu bergantung pada Yohan, ia seorang pria dan ia ingin berdiri sendiri dengan kedua kakinya, bukankah seharusnya sekarang ia sudah bisa melakukan itu semua, ia punya pekerjaan, gaji, dan juga tempat tinggal, lalu mengapa ia masih ingin berada di samping Seorang Kang Yohan???
Jawabannya... ia bahkan tidak tau jawaban dari pertanyaan itu.
"Huuuuuuhhff... Berpikir seperti ini akan membuatku tua lebih cepat dibandingkan umur asliku" Keluh Gaon.
Setelah menyelesaikan acara mandinya Gaon kembali berdiri didepan kaca melihat pantulan tubuhnya di cermin yang topless dan hanya ditutupi oleh handuk yang melilit di bagian pinggang.
Beberapa tetes air jatuh dari surai hitam kelam miliknya. Ia berdecak saat saat mengamati tubuhnya sendiri.
"Ckkkk..... Bagaimana aku menutupi semua ruam merah ini, apakah Pak tua itu sudah gila, sepertinya selain meniduriku Pak tua itu juga ingin memakanku hidup-hidup, lihatlah hampir semua tubuhku di penuhi kissmark miliknya"
Gaon keluar dari kamar mandi, hanya kesunyian yang menyambutnya. Ia melihat setelan baju kerjanya sudah tertata rapi di atas ranjang lengkap dengan sebuah mantel berwana abu muda yang sekali pandang saja orang sudah tau jika itu mantel mahal.
Ia mengabaikan setelan itu dan berjalan keluar kamar untuk melihat kemana perginya Kang Yohan. Ia tidak menemukan Pria itu di mana-mana. Lalu Gaon kembali ke kamar dan memandang setelan yang ia lihat tadi.
"Pasti Ahjussi yang yang menyiapkan semua pakaian ini, tapi kemana perginya dia, apakah ia sudah berangkat kerja? Lalu aku ditinggalkan begitu saja?"
Semua pertanyaan itu berputar di kepala Gaon, tapi ia tidak ambil pusing dan langsung mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya.
Selesai mengenakan bajunya dengan rapi Gaon kembali berdiri didepan cermin yang ada di kamar.
"Bagaimana menutupi semua ini" Ucap Gaon sembari menatap pantulan dirinya dan menyentuh beberapa kissmark di lehernya.
Kegiatan Gaon terganggu saat seseorang membuka pintu kamarnya, itu adalah Yohan. Gaon menatap Yohan dengan tatapan menelisik seperti bertanya dari mana?
Yohan yang paham dengan tatapan Gaon pun menjawab "Mengambil sarapan yang aku pesan" Yohan menghela napas dan melanjutkan kalimatnya "apakah kau sudah selesai? mau sarapan bersama? "
Alih-alih menjawab pertanyaan Yohan, Gaon lebih memilih kembali menatap pantulan dirinya di cermin.
"Bagaimana menutupi ini" Tunjuk Gaon pada lehernya. "Aku sudah mengatakan untuk tidak meninggalkan kissmark pada bagian tubuh yang tidak bisa di tutupi dan sekarang lihat ini, kau bahkan meninggalkan lima kissmark di leherku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
FanfictionHubuungan kami mungkin seperti "Friend With Benefit" walaupun dia tidak cocok disebut teman ku karena umurnya yang jauh lebih tua dibandiangkan aku, panggilan "Sugar Daddy" lebih pantas disematkan pada dirinya. . . WARNING...!!!! cerita ini sudah pa...